Memotog Sebelah Tangan Hanya Untuk Jadi Pengemis

30 01 2011

Pernah nggak sih kamu ngerasain kalo hidup itu bener-bener ‘bad’ dan nggak berarti lagi dan berharap, coba kalo kita bisa ada di kehidupan yang lain! Saya akui, saya cukup sering merasa begitu.

Saya pikir, hidup ini kayanya cuma nambahin kesulitan-kesulitan saya aja! ‘Kerja menyebalkan’, hidup tak berguna’, dan nggak ada sesuatu yang beres!

Tapi semua itu berubah… sejak kemarin…

Pandangan saya tentang hidup ini benar-benar telah berubah! Tepatnya terjadi setelah saya bercakap-cakap dengan teman saya. Ia mengatakan kepada saya bahwa walau ia mempunyai 2 pekerjaan dan berpenghasilan sangat minim setiap bulannya, namun ia tetap merasa bahagia dan senantiasa bersukacita.

Saya pun jadi bingung, bagaimana bisa ia bersukacita selalu dengan gajinya yang minim itu untuk menyokong kedua orangtuanya, mertuanya, istrinya, 2 putrinya, ditambah lagi tagihan-tagihan rumah tangga yang numpuk!

Kemudian ia menjelaskan bahwa itu semua karena suatu kejadian yang ia alami di India. Hal ini dialaminya beberapa tahun yang lalu saat ia sedang berada dalam situasi yang berat.

Setelah banyak kemunduran yang ia alami itu, ia memutuskan untuk menarik nafas sejenak dan mengikuti tur ke India. Ia mengatakan bahwa di India, ia melihat tepat di depan matanya sendiri bagaimana seorang ibu MEMOTONG tangan kanan anaknya sendiri dengan sebuah golok!!

Keputusasaan dalam mata sang ibu, jeritan kesakitan dari seorang anak yang tidak berdosa yang saat itu masih berumur 4 tahun! terus menghantuinya sampai sekarang.

Kamu mungkin sekarang bertanya-tanya, kenapa ibu itu begitu tega melakukan hal itu? Apa anaknya itu ’so naughty’ atau tangannya itu terkena suatu penyakit sampai harus dipotong? Ternyata tidak!

Semua itu dilakukan sang ibu hanya agar anaknya dapat …MENGEMIS…!

Ibu itu sengaja menyebabkan anaknya cacat agar dikasihani orang-orang saat mengemis di jalanan! Saya benar-benar tidak dapat menerima hal ini, tetapi ini adalah KENYATAAN!

Hanya saja hal mengerikan seperti ini terjadi di belahan dunia yang lain yang tidak dapat saya lihat sendiri!

Kembali pada pengalaman sahabat saya itu, ia juga mengatakan bahwa setelah itu ketika ia sedang berjalan-jalan sambil memakan sepotong roti, ia tidak sengaja menjatuhkan potongan kecil dari roti yang ia makan itu ke tanah. Kemudian dalam sekejap mata, segerombolan anak kira-kira 6 orang anak sudah mengerubungi potongan kecil dari roti yang sudah kotor itu… mereka berebutan untuk memakannya! (suatu reaksi yang alami dari kelaparan).

Terkejut dengan apa yang baru saja ia alami, kemudian sahabatku itu menyuruh guidenya untuk mengantarkannya ke toko roti terdekat.

Ia menemukan 2 toko roti dan kemudian membeli semua roti yang ada di kedua toko itu! Pemilik toko sampai kebingungan, tetapi ia bersedia menjual semua rotinya. Kurang dari $100 dihabiskan untuk memperoleh 400 potong roti (jadi tidak sampai $0,25 / potong) dan ia juga meng- habiskan kurang lebih $ 100 lagi untuk membeli barang keperluan sehari-hari. Kemudian ia pun berangkat kembali ke jalan yang tadi dengan membawa satu truk yang dipenuhi dengan roti dan barang-barang keperluan sehari-hari kepada anak-anak (yang kebanyakan CACAT) dan beberapa orang-orang dewasa disitu! Ia pun mendapatkan imbalan yang sungguh tak ternilai harganya, yaitu kegembiraan dan rasa hormat dari orang-orang yang kurang beruntung ini!

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa heran bagaimana seseorang bisa melepaskan kehormatan dirinya hanya untuk sepotong roti yang tidak sampai $ 0,25! Ia mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, betapa beruntungnya ia masih mempunyai tubuh yang sempurna, pekerjaan yang baik, juga keluarga yang hangat. Juga untuk setiap kesempatan dimana ia masih dapat berkomentar mana makanan yang enak, mempunyai kesempatan untuk berpakaian rapi, punya begitu banyak hal dimana orang-orang yang ada di hadapannya ini AMAT KEKURANGAN!

Sekarang aku pun mulai berpikir seperti itu juga! Sebenarnya, apakah hidup saya ini sedemikian buruknya? TIDAK, sebenarnya tidak buruk sama sekali!! Nah, bagaimana dengan kamu?

Mungkin di waktu lain saat kamu mulai berpikir seperti aku, cobalah ingat kembali tentang seorang anak kecil yang HARUS KEHILANGAN sebelah tangannya hanya untuk mengemis di pinggir jalan!

Saudara, banyak hal yang sudah kita alami dalam menjalani kehidupan kita selama ini, sudahkah kita BERSYUKUR? Apakah kita mengeluh saja dan selalu merasa tidak puas dengan apa yang sudah kita miliki?

dari note Theresia Ratih Sawitridjati
(kisahinspiratif.com)





Soichiro Honda, Kuliah Bukan Mencari Ijasah.

30 01 2011

5 Resep keberhasilan Honda:

  1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
  2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
  3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
  4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
  5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

Pengalaman adalah guru yang paling brutal dan kejam.

Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki “raja jalanan”.

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri “kerajaan” Honda – Soichiro Honda – diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever. Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi…

Kecintaannya kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Kuliah karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah – pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

“Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” – cikal bakal lahirnya mobil Honda – itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok.

Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi “raja” jalanan dunia, termasuk Indonesia. Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang ”Raja” jalanan.





Rumus Rahasia Hidup Beruntung

30 01 2011
First, Open your Mind, and Enjoy your life……

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial-bermasalah. Memang Ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Berdasarkan hasil penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial. Keempat faktor tersebut adalah:

1) Sikap terhadap peluang
Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Sebaliknya, kelompok Orang yang sial memiliki perasaan dan sikap yang lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.

2) Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika.
Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “good feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

3) Selalu berharap kebaikan akan datang..
Orang yang beruntung ternyata selalu bersikap positif terhadap kehidupan. Berprasangka dengan optimis bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain.

4) Mengubah hal yang buruk menjadi baik
Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Jadi, menurut Profesor Richard Wiseman => rahasia orang yang berUntung adalah cukup sederhana. Dikatakannya, hampir semua orang normal juga bisa beruntung. Termasuk Anda. Apakah sudah Siap mulai menjadi si Untung?





MENJEMPUT REJEKI

27 01 2011
“Tidak ada satu makhluk melatapun di muka bumi kecuali Allah yang menanggung rezekinya, dan Dia yang mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)” (Huud : 6)

Sesungguhnya seorang jiwa tidak akan meninggal sampai Allah menyempurnakan semua rizkinya, maka hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dan memperbaik cara mencari rizky tersebut. Al Hadits

Dalam mejalani kehidupan, seorang hamba seharusnya meyakini bahwa rizkinya telah ditetapkan oleh Allah. Apabila rizkinya habis, maka dia tidak mungkin hidup di dunia.

” Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, tentu diadakan-Nya jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari “pintu” yang tak diduga-duga olehnya. Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Tuhan Allah akan mencukupkan kebutuhannya. Bahkan sesungguhnya Allah pelaksana semua peraturan-Nya. Dan Allah juga telah menjadikan segala-galanya serba beraturan “. (Ath Tholaq ayat 2-3)

” Inna Allaha ma’alladzinat taqau, waladzina hum muhsinun “

Sesungguhnya Allah selalu menolong / membantu orang-orang yang taqwa, dan orang-orang yang benar-benar berbuat baik. ( QS. An-Nahl : 128 )

Yaa Allah bantulah Kami menemukan kekurangan Kami. Dan ketika Kami sudah menemukan kekurangan Kami, bantulah Kami untuk bisa mengatasi kekurangan Kami itu.

Yaa Allah yang Maha Kaya lagi Maha Pemberi Rejeki, karuniailah Diri Kami dengan Rejeki-MU, rejeki yang halal, barokah dan membawa kebahagiaan bersama keluarga. ENGKAU yang Maha Sempurna, dan ENGKAU-lah Yang Maha Menyempurnakan.

KISAH Pak Bejo Menjemput Rejeki

Setengah jam menjelang makan siang, dari kejauhan mata saya menangkap sosok tua dengan pikulan yang membebani pundaknya. Dari bentuk yang dipikulnya, saya hapal betul apa yang dijajakannya, penganan langka yang menjadi kegemaran saya di masa kecil. Segera saya hampiri dan benarlah, yang dijajakannya adalah kue rangi, terbuat dari sagu dan kelapa yang setelah dimasak dibumbui gula merah yang dikentalkan. Nikmat, pasti. Satu yang paling khas dari penganan ini selain bentuknya yang kecil-kecil dan murah, kebanyakan penjualnya adalah mereka yang sudah berusia lanjut. “Tiga puluh tahun lebih bapak jualan kue rangi,” akunya kepada saya yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraan bisa menemukan jajanan masa kecil ini. Sebab, sudah sangat langka penjual kue rangi ini, kalau pun ada sangat sedikit yang masih menggunakan pikulan dan pemanggang dengan bara arang sebagai pemanasnya. Tiga jam setengah berkeliling, akunya, baru saya lah yang menghentikannya untuk membeli kuenya. “Kenapa bapak tidak mangkal saja agar tidak terlalu lelah berkeliling,” iba saya sambil menaksir usianya yang sudah di atas angka enam puluh. “Saya nggak pernah tahu dimana Allah menurunkan rezeki, jadi saya nggak bisa menunggu di satu tempat. Dan rezeki itu memang bukan ditunggu, harus dijemput. Karena rezeki nggak ada yang nganterin,” jawabnya panjang. Ini yang saya maksud dengan keuntungan dari obrolan-obrolan ringan yang bagi sebagian orang tidak menganggap penting berbicara dengan penjual kue murah seperti Pak Bejo ini. Kadang dari mereka lah pelajaran-pelajaran penting bisa didapat.

Beruntung saya bisa berbincang dengannya dan karenanya ia mengeluarkan petuah yang saya tidak memintanya, tapi itu sungguh penuh makna. “Setiap langkah kita dalam mencari rezeki ada yang menghitungnya, dan jika kita ikhlas dengan semua langkah yang kadang tak menghasilkan apapun itu, cuma ada dua kemungkinan. Kalau tidak Allah mempertemukan kita dengan rezeki di depan sana, biarkan ia menjadi tabungan amal kita nanti,” lagi sebaris kalimat meluncur deras meski parau terdengar suaranya. “Tapi kan bapak kan sudah tua untuk terus menerus memikul dagangan ini?” pancing saya, agar keluar terus untaian hikmahnya. Benarlah, ia memperlihatkan bekas hitam di pundaknya yang mengeras. “Pundak ini, juga tapak kaki yang pecah-pecah ini akan menjadi saksi di hari penghakiman kelak bahwa saya tak pernah menyerah menjemput rezeki.” Sudah semestinya isteri dan anak-anak yang dihidupinya dengan berjualan kue rangi berbangga memiliki lelaki penjemput rezeki seperti Pak Bejo. Tidak semua orang memiliki bekas dari sebuah pengorbanan menjalani kerasnya tantangan dalam menjemput rezeki. Tidak semua orang harus melalui jalan panjang, panas terik, deras hujan dan bahkan tajamnya kerikil untuk membuka harapan esok pagi. Tidak semua orang harus teramat sering menggigit jari menghitung hasil yang kadang tak sebanding dengan deras peluh yang berkali-kali dibasuhnya sepanjang jalan. Dan Pak Bejo termasuk bagian dari yang tidak semua orang itu, yang Allah takkan salah menjumlah semua langkahnya, tak mungkin terlupa menampung setiap tetes peluhnya dan kemudian mengumpulkannya sebagai tabungan amal kebaikan. Sewaktu kecil saya sering membeli kue rangi, tidak hanya karena nikmat rasanya melainkan juga harganya pun murah. Sekarang ditambah lagi, kue rangi tak sekadar nikmat dan murah, tapi Pak Bejo pedagangnya membuat kue rangi itu semakin lezat dengan kata-kata hikmahnya. Lagi pula saya tak perlu membayar untuk setiap petuahnya itu.

Kisah Tertutupnya Rejeki Seseorang

Ada yang menarik bagi saya pada acara “Dorce Show” yang ditayangkan oleh Trans TV beberapa hari yang lalu. Tamu yang diundang adalah “Fahmi Bo” seorang artis. Dulu dia bergelimang harta tetapi kini dia hanya jualan gorengan di depan rumahnya. Saya sangat terkejut. Kok bisa-bisanya ya, dulu begitu terkenal tapi kini hanya jualan gorengan dan katanya untuk membiayai anaknya sekolah pun dia dibantu oleh teman-temannya.

Setelah ditanya Dorce kenapa dia kok sampai seperti ini saat ini, dengan spontan dia menjawab karena dulu dia kurang bersedekah. Sebuah jawaban yang spontan dan sangat jujur dari mulut dia. Setelah mendengar jawaban itu, saya sedikit terpaku. Oh, begini ya azab orang yang tidak mau bersedekah.

Allah maha kaya dan maha berkehendak atas umatnya. Allah akan melimpahkan rejeki pada umatnya jika mau berusaha, tetapi dia juga dengan mudah menutup rejeki itu jika umatnya melupakan sesama yang membutuhkan dari rejeki yang telah Dia berikan tersebut.

Semoga kita bisa mengambil hikmahnya……

10 Langkah Menjemput Rejeki
  1. Taqwa. Allah akan memberikan rejeki dari arah yang tiada disangka- sangka bagi orang yang taqwa.
  2. Tawakal. Seperti burung yang pergi di pagi hari dengan perut kosong, sore harinya ia pulang dalam keadaan kenyang, itulah esensi tawakal.
  3. Shalat. Firman Alah (dlm Hadist Qudsi) :” Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rekaat pada waktu permulaan siang (sholat Dhuha), niscaya pasti Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya”
  4. Istighfar : ” Mohon ampunlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya sugai-sungai.” (QS Nuh : 10-12)
  5. Silaturahmi. ” Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahmi (Hadist).
  6. Sedekah. “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rejeki melainkan karena orang-orang lemah di antara kamu.” (HR. Bukhari)
  7. Berbuat kebaikan. “Sesungguhnya Allah tidak akan zalim pada hambanya yang berbuat kebaikan. Dia akan balas dengan diberi rejeki di dunia dan akan dibalas pahala di akhirat. (HR Ahmad)
  8. Berdagang. “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rejeki itu ada dalam perniagaan.” (HR. Ahmad)
  9. Bangun Pagi. “Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rejekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan.” (HR. At-Tabrani)
  10. Bersyukur. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat padamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.” (QS Ibrahim : 7)

Kunci Rezeki

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah lah yang akan memberi rezekinya.” (QS Huud [11]: 6).

Ayat di atas menunjukkan salah satu janji Allah SWT, sekecil apa pun makhluk hidup yang berada di muka bumi ini, Allah SWT akan memberikan rezekinya. Apalagi terhadap manusia yang merupakan makhluk termulia di antara makhluk yang lainnya. Malah, binatang melata dan segala macam yang berada di muka bumi ini, sengaja diciptakan-Nya untuk kepentingan manusia.

Dengan kata lain, segala macam yang ada di muka bumi ini merupakan pintu rezeki. Manusia hanya tinggal mencari kunci pintu-pintu tersebut. Selain tentunya dengan ilmu dan usaha, Allah SWT juga memberikan kunci-kunci khusus untuk memperlancar membukanya.

Kunci-kunci tersebut di antaranya,  
pertama, gemar menolong orang-orang lemah baik dalam bentuk fisik ataupun materi. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rezeki melainkan karena orang-orang lemah di antara kalian.” (HR Bukhari).

Kedua, gemar mendermakan harta. Firman Allah SWT, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba`[34]: 39). Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini, apa pun yang diinfakkan di dalam hal yang diridhai Allah SWT, maka Allah SWT akan mengantinya di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.

Ketiga, gemar bersilaturahim. Nabi SAW bersabda, “Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu, engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturahim itu akan menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta, dan memperpanjang umur.” (HR Ahmad).

Keempat, tawakal kepada Allah SWT terhadap setiap apa yang telah kita usahakan dalam mencari rezeki. “Seandainya kalian mau bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, pasti Allah akan memberikan rezeki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rezeki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.“” (HR Ahmad, at-Tirmidzi). Dengan menggunakan kunci-kunci ini, insya Allah kita akan semakin lancar dalam mendapatkan rezeki-Nya.

Membuka pintu rezeki (Resep dari Ki Sawung)

1. setiap hari jumat bersedekah kepada 7 anak yatim
2. setiap bertemu orang buta yg minta-minta segera beri sedekah
3. ikhlaskan mereka yg punya hutang tetapi tidak mampu membayarnya
4. pelihara tanam-tanaman yg membawa hokki rejeki
5. pelihara hewan-hewan yg membawa hokki rejeki
6. selalu cium tangan sesepuh (lawan jenis) kalau lama tak bertemu mereka
7. selalu silaturahmi kepada orang yg ahli mencari uang ( minta nasehatnya/restunya )
8. jangan bergaul dengan orang yg suka mengeluh dan susah ( tapi tolongi mereka )
9. selalu menjaga tempat air jangan sampai kekeringan.(http://archive.kaskus.us/thread/871593/60)





KHASIAT BISMILLAH 7, 6 & 5

27 01 2011
”AMALAN BISMILLAH PITU/TUJUH – Padepokan ” NUR LANGIT” ”

Amalan khusus ini ijazah langung dari Kyai Khairul Huda, ARM

Pengasuh Ponpes “AL BARAKAH & Kajian NAHDLATUL JUHALAA’ “ GRESIK-Jatim (Cucu Eyang Prabu Brawijaya V & Eyang Kanjeng Sunan Giri). Apabila dulur dan sahabat semua berminat ijazah khusus silahkan menghubungi/sowan pada beliau. semoga amalan ini bermanfaat dunia sampai akherat. Bi’idznillah. Padepokan ” NUR LANGIT”

BISMILLAH 6
  1. Bismillaahis samii’il bashiir, alladzii laisa kamitslihii sya-un wahuwa bikulli syai-in ‘alim.
  2. Bismillahil khallaqil’aliim, alladzii laisa kamitslihii syai-un wahuwal fattaahul ‘aliim.
  3. Bismillaahil ladzii laisa kamitslihii syai-un wahuwal ‘aliimul qaBiir
  4. Bismillaahil ladzii laisa kamitslihii syai-un wahuwal ‘aliimul qadiir.
  5. Bismillaahil ‘aziizil kariim, alladzii laisa kamitslihii syai-un wahuwal ‘aziizul kariim.
  6. Bismillaahil ghafuurir rahiim, alaadzii laisakamits lihii sya-un wahuwal ghafuurur rahiim. Fallaahu khairun haafizhan wahuwa arhamur rahimiin.

Artinya :

  1. Dengan nama Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, Dzat yang tiada sesuatu pun yang serupa denganNya, dan Dia Allah dengan segala sesuatu itu Maha itu Maha Mengetahui.
  2. Dengan nama Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui, Dzat yang tiada sesuatu pun yang serupa denganNya, dan Dia Maha Pembuka rahmat lagi Maha Mengetahui.
  3. Dengan nama Allah, Dzat yang tiada sesuatu pun yang serupa denganNya, dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.
  4. Dengan nama Allah, Dzat yang tiada sesuatu pun yang serupa denganNya, dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
  5. Dengan nama Allah Yang Maha Bijak sana lagi Maha Pemurah, Dzat yang tiada sesuatu pun yang serupa denganNya, dan Dia Maha Bijaksana lagi Maha Pemurah.
  6. Dengan nama Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dzat yang tiada sesuatu pun yang serupa denganNya, dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, maka Allah itu sebaik baik Tuhan yang memelihara dan Dia-lah Maha Rahim”

*KHASIAT (Doa) BISMILLAH 6*

  1. Makbul segala hajat dan cita-cita.
  2. Luas rezkinya.
  3. Jika ditiup kepada perempuan nescaya kasih ia kepada kita.
  4. Menang dalam peperangan.
  5. Penerang hati.
  6. Dijauhkan dari segala penyakit.
  7. Dibaca 70 kali tiap-tiap hari aman dari ancaman raja-raja dan pembesar yang zalim yang hendak membunuhnya.
  8. Dibaca ditempat yang suci nescaya dapat melihat malaikat, jin dan syaitan.
  9. Dibaca dimalam jumaat 20 kali boleh melihat orang didalam kubur.
  10. Aman daripada binatang2 buas.
  11. Air laut menjadi tawar.
  12. Terlepas daripada terkena bunuh jika dibaca kepada tubuh badan.
  13. Jika ditulis dan dijadikan azimat atau dibaca pada sawah aman daripada ancaman babi, tikus atau burung.
  14. Terselamat daripada bahaya musuh dan seteru.
  15. Terselamat dari karam dilaut.
  16. Jika dibaca pada minyak malam jumaat tiga kali boleh memudahkan perempuan beranak jika meminumnya.
  17. Orang yang pekak jika dibaca pada telinganya selam 7 hari nescaya mendengar.
  18. Orang gila atau yang dirasuk oleh iblis apabila dibaca ditelinga tiga kali insyaallah lari iblisnya.
  19. Boleh tawarkan segala jenis bisa termasuk bisa sengat binatang seperti lebah, ular dan ikan.
  20. Boleh tawarkan segala jenis racun dan santau, seperti yang diperbuat daripada miang rebung, ulat buku mati beragan, hempedu katak dan sebagainya.
  21. Terkeluar daripada penjara apabila dibaca bersungguh-sungguh.
  22. Dijadikan jampi untuk menghalau jin dan syaitan.
Cara untuk merawat pesakit yang menderita kerana perkara diatas; letakkan tangan ditempat yang sakit, tahan nafas dan baca 24-al-Fathihah dan juga ayat Bismillah Enam ini. Tiup tempat tersebut dah urut sedikit. Baca juga ayat ini pada air untuk disapukan pada tempat yang sakit dan untuk di minum. Angin akan keluar daripada pesakit dan diikuti oleh muntah, insyaallah.

Doa ini juga boleh digunakan kepada binatang yang termakan rumput yang diracun atau yang dipatuk ular. Kaedah rawatannya adalah dengan memberi makan rumput dan meminum air yang telah dibacakan dengan doa diatas.

AMALLAH BISMILLAH ENAM INI KERANA IANYA MENJADIKAN SEGALA JENIS RACUN AKAN TAWAR DAN TIDAK MEMBERI MUDHARAT KEPADA PENGAMAL KALAU TERMINUM. GELAS YANG MENGANDUNGI RACUN AKAN PECAH KALAU DIPEGANG OLEH PENGAMAL BISMILLAH ENAM. INSYAALLAH

Wallahu’alam

BISMILLAH 5

“Bismillaahir rohmaanir rohiim, Bismillaahisy syafi, bismillaahil kaafi bismillaahil mu’aafi, Bismillaahil la-dzi laa ya-dhur-ru ma’asmihi syai-un fil ardhi walaa fis-samaa’i wahuwas samii’ul aliim

  1. Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang
  2. Dengan nama Allah yang menyembuhkan
  3. Dengan nama Allah yang mencukupi
  4. Dengan nama Allah yang memberi kesejahteraan
  5. Dengan nama Allah, yang bersama namaNya, tidak ada sesuatu pun yang membahayakan, baik di bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui

Di antara khasiatnya:

  • boleh tawarkan segala jenis racun, santau dan bisa binatang
  • menghalang jin dan syaitan
  • terpelihara dari bahaya dan musuh

ALLAH adalah sebaik-baik Pemelihara, dan DIA maha mengasihani dari segala-galanya. Dan telah berselawatlah ALLAH ke atas penghulu kami nabi Muhammad SAW juga ke atas kaum keluarga dan sahabatnya.





Menuju Insan Terbaik

25 01 2011

Manusia merupakan makhluk yang paling mulia yang Allah SWT ciptakan diantara seluruh makhluk lain di dunia ini, demikian Allah SWT tegaskan dalam QS Al-Israa ayat 70; “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkat mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”

Kemuliaan yang Allah berikan disertai dengan segala potensi manusia, baik akal, alat indera, fisik, hati, dan sebagainya. Potensi-potensi tersebut harus diaktualisasikan selain sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya juga sebagai bentuk ekspresi syukur kepada sang Khaliq. Diantara sekian banyak umat manusia, mereka ada yang bersyukur (orang beriman) dan ada yang kufur (musyrik). Orang yang bersyukur inilah yang sesuai dengan harapan Allah untuk senantiasa beribadah kepada-Nya sebagaimana Allah nyatakan dalam QS.Al-Dzariyat ayat56: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya beribadah kepadaku.”

Menjadi seorang mu’min tentulah harus menjadi seorang yang terbaik di antara mu’min yang lainnya. Predikat ini lah yang Rasulullah SAW harapkan agar menjadi mu’min yang berkualitas. Dalam beberapa haditsnya, Rasul SAW telah memberikan kriteria mu’min yang terbaik . Terdapat hadith ringkas tetapi sangat sangat maknanya. Ia dikutip dalam buku Al-Jami’ush Shaghir yang ditulis Imam Suyuthi. Hadithnya berbunyi, “Khairun naasi anfa’uhum linnaas.” Terjemahan: Sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak manfaat pada orang lain.

Khairunnaas anfa’uhum linnaas (sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat untuk manusia yang lainnya). Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain merupakan perkara yang sangat dianjurkan oleh agama. Hal ini menjadi indikator berfungsinya nilai kemanusiaan yang sebenarnya. Eksistensi manusia sebenarnya ditentukan oleh kemanfataannya pada yang lain. Adakah dia berguna bagi orang lain, atau malah sebaliknya menjadi parasit buat yang lainnya. Permisalan umum yang sering diungkapkan adalah “hiduplah bagai seekor lebah, jangan seperti lalat.”

Seekor lebah dia hidup selalu dari yang indah/bersih, dia hinggap di tangkai bunga tanpa mematahkannya, dia mengeluarkan sesuatu dzat yang sangat berguna atau menyehatkan yaitu madu. Sedangkan lalat, dia hidup selalu di lingkungan yang kotor, memberikan atau menyebarkan penyakit ke mana-mana.

Kalau kita coba menginstrospeksi diri kita, maka lihatlah keluarga kita, tetangga kita, saudara, kerabat, dan umat secara keseluruhan. Apakah mereka semua merasa senang ketika kita ada atau malah sebaliknya ? Secara filosofis keberadaan kita itu harus berimbas kemaslahatan buat yang lain bukan hanya sekedar diri kita saja.

Orang yang selalu menebar kebaikan dan memberi manfaat bagi orang lain adalah sebaik-baik manusia. Kenapa Rasulullah saw menyebut seperti itu? Setidaknya ada empat alasan. 

Pertama, kerena ia dicintai Allah swt. Rasulullah saw pernah bersabda yang bunyinya seperti ini: orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Siapakah yang lebih baik dari orang yang dicintai Allah?

Kedua, kerena ia melakukan amal yang terbaik. Kaedah usul fiqh menyebutkan bahawa kebaikan yang amalnya dirasakan orang lain lebih bermanfaat berbanding yang manfaatnya dirasakan oleh diri sendiri. Apalagi jika spektrumnya lebih luas lagi. Amal itu boleh menyebabkan orang seluruh negeri merasakan manfaatnya. Kerena itu tidak hairan jika para sahabat ketika ingin melakukan suatu kebaikan bertanya kepada Rasulullah, amal apa yang paling afdhal untuk dikerjakan. Ketika musim kemarau dan masyarakat sukar mendapatkann air, Rasulullah berkata membuat sumur adalah amal yang paling utama. Saat seseorang ingin berjihad sementara ia punya ibu yang sudah tua dan tidak ada yang akan menjaga, Rasulullah menyebut berbakti kepada si ibu adalah amal yang paling utama bagi orang itu.

Ketiga, kerena ia melakukan kebaikan yang sangat besar pahalanya. Berbuat sesuatu untuk orang lain besar pahalanya. Bahkan Rasulullah saw. berkata, “Seandainya aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi suatu keperluannya, maka itu lebih aku cintai daripada I’tikaf sebulan di masjidku ini.” (Thabrani). Subhanallah.

Keempat, memberi manfaat kepada orang lain tanpa keluh kesah, mengundang kesaksian dan pujian orang yang beriman. Allah swt. mengikuti persangkaan hambanya. Ketika orang menilai diri kita adalah orang yang baik, maka Allah swt. menggolongkan kita ke dalam golongan hambanya yang baik-baik.

Pernah suatu ketika lewat orang membawa jenazah untuk diantar ke kuburnya. Para sahabat menyebut-nyebut orang itu sebagai orang yang tidak baik. Kemudian lewat lagi orang-orang membawa jenazah lain untuk diantar ke kuburnya. Para sahabat menyebut-nyebut kebaikan si mayyit. Rasulullah saw. membenarkan. Seperti itu jugalah Allah swt. Kerena itu di dalam surah At-Taubah ayat 105, Allah swt. menyuruh Rasulullah saw. untuk memerintahkan kita, orang beriman, untuk beramal sebaik-baik amal agar Allah, Rasul, dan orang beriman menilai amal-amal kita. Di hari akhir, Rasul dan orang-orang beriman akan menjadi saksi di hadapan Allah bahawa kita seperti yang mereka saksikan di dunia.

Untuk menjadi orang yang banyak memberi manfaat kepada orang lain, kita perlu menyiapkan beberapa perkara dalam diri kita. 

Pertama, tingkatkan darjat keimanan kita kepada Allah swt. Sebab, amal tanpa keluh-kesah adalah amal yang hanya mengharap ridha kepada Allah. Kita tidak meminta balasan dari manusia, cukup dari Allah swt sahaja balasannya. Ketika iman kita tipis terkikis, tak mungkin kita akan boleh beramal ikhlas Lillahi Ta’ala.

Ketika iman kita memuncak kepada Allah swt., segala amal untuk memberi manfaat bagi orang lain menjadi ringan dilakukan. Bilal bin Rabah bukanlah orang kaya. Ia hidup miskin. Namun kepadanya, Rasulullah saw. memerintahkan untuk bersedekah. Sebab, sedekah tidak membuat rezeki berkurang. Begitu kata Rasulullah saw. Bilal mengimani janji Rasulullah saw itu. Ia tidak ragu untuk bersedekah dengan apa yang dimiliki dalam keadaan sesulit apapun.

Kedua, untuk boleh memberi manfaat yang banyak kepada orang lain, kita harus mengikis habis sifat ego dan rasa serakah terhadap material dari diri kita. Allah swt memberi contoh kaum Anshar. Lihat surah Al-Hasyr ayat 9. Merekalah sebaik-baik manusia. Memberikan semua yang mereka perlukan untuk saudara mereka kaum Muhajirin. Bahkan, ketika kaum Muhajirin telah cukup secara finansial, tidak terdetik di hati mereka untuk meminta kembali apa yang pernah mereka beri.

Yang ketiga, tanamkan dalam diri kita logika bahawa sisa harta yang ada pada diri kita adalah yang telah diberikan kepada orang lain. Bukan yang ada dalam genggaman kita. Logika ini diajarkan oleh Rasulullah saw kepada kita. Suatu ketika Rasulullah saw. menyembelih kambing. Beliau memerintahkan seorang sahabat untuk menyedekahkan daging kambing itu. Setelah dibagi-bagi, Rasulullah saw bertanya, berapa yang tersisa. Sahabat itu menjawab, hanya tinggal sepotong paha. Rasulullah saw mengoreksi jawaban sahabat itu. Yang tersisa bagi kita adalah apa yang telah dibahagikan.

Begitulah. Yang tersisa adalah yang telah dibahagikan. Itulah milik kita yang hakiki kerena kekal menjadi tabungan kita di akhirat. Sementara, daging paha yang belum dibahagikan hanya akan menjadi sampah jika busuk tidak sempat kita manfaatkan, atau menjadi kotoran ketika kita makan. Begitulah harta kita. Jika kita tidak memanfaatkannya untuk beramal, maka tidak akan menjadi milik kita selamanya. Harta itu akan habis lapuk kerena waktu, hilang kerena kematian kita, dan selalu menjadi intaian ahli waris kita. Maka tidak hairan jika dalam sejarah kita melihat bahawa para sahabat dan salafussaleh mudah saja menginfakkan wang yang mereka miliki. Sampai-sampai tidak terfikir untuk menyisakan barang sedirham pun untuk diri mereka sendiri.

Keempat, kita akan mudah memberi manfaat tanpa keluh-kesah kepada orang lain jika dibenak kita ada pemahaman bahawa sebagaimana kita memperlakukan seperti itu jugalah kita akan diperlakukan. Jika kita memuliakan tamu, maka seperti itu jugalah yang akan kita dapat ketika bertamu. Ketika kita pelit ke tetangga, maka sikap seperti itu jugalah yang kita dari tetangga kita.

Kelima, untuk boleh memberi, tentu Anda harus memiliki sesuatu untuk diberi. Kumpulkan bekal apapun bentuknya, apakah itu finansial, fikiran, tenaga, waktu, dan perhatian. Jika kita punya air, kita boleh memberi minum orang yang harus. Jika punya ilmu, kita boleh mengajarkan orang yang tidak tahu. Ketika kita sehat, kita boleh membantu beban seorang nenek yang menjinjing tak besar. Luangkan waktu untuk bersosial, dengan begitu kita boleh hadir untuk orang-orang di sekitar kita.

MANUSIA TERBAIK
Suatu ketika, Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabatnya, “Maukah kalian aku beritahu siapa “manusia terbaik”?” Mereka menjawab, “Tentu wahai Rasulullah!” Rasulullah menjawab, “Yaitu orang jika kalian memandangnya, ia mengingatkan kalian kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala”

Laa ilaaha illa Allah! Itu lah manusia “terbaik” menurut Sang Rasul. Luar biasa! Siapakah diantara kita yang pernah menyaksikan atau bertemu dengan orang seperti itu? Orang yang benar-benar memiliki kekuatan magis Ilahi. Dia mampu menembus qalbu-qalbu yang hidup dan bersemi di ‘ladang ketakwaan’. Mungkin kita belum pernah bertemu dengan orang yang seperti itu

Sebaliknya, kita malah sering bertatap muka atau bahkan bertetangga dengan orang yang mengingatkan kita kepada “kenikmatan duniawi”. Kita selalu –jika bertemu dengan orang ini–diingatkan kepada anak, istri, saudara, ladang, peternakan, pertanian, pekerjaan, duit, tabungan, ATM, deposito dan sawah kita. Semuanya adalah kenikmatan dunia. Ya, kenikmatan semu dan palliative

Perlu rasanya kita bertemu dan bersilaturahim dengan ‘orang ini’. Yang jika menatapnya, kita bergumam dalam hati, “Ya Allah.” Jika kita ngobrol dengannya, kita berucap refleks, “SubhanAllah.” Kalau kita berpapasan dengannya kita berkata, “Allahu Akbar.” Seandainya kita bertetangga dengannya, kita selalu mengatakan, “Masya Allah.” Bukan hanya itu, jika kita melihatnya selalu diingatkan akan neraka, dosa dan kesalahan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Kita perlu mencari teman yang mampu mengingatkan kepada kita akan nikmat-nikmat Allah. Kita butuh seseorang yang mampu membeberkan kepada kita isi kitab suci Al-Qur’an. Kita memerlukan sosok orang yang mampu menggetarkan qalbu kita ketika diceritakan tentang kepribadian Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam. Kita juga sangat rindu kepada orang yang mampu membawa kita kepada dzikrullah, selalu ingat kepada Allah. Kapan itu bisa kita rasakan? Kapan itu bisa kita temui? Kapan itu bisa kita dapatkan? Kapan saja bisa. Saat ini juga bisa

Besok, insya Allah, bisa. Bahkan minggu depan juga mungkin. Kalau bisa hari ini kita melihat orang itu. Jangan tunggu hari esok. Jangan nanti minggu depan. Besok atau minggu depan, insya Allah mentari akan terbit seperti biasanya, karena itu pekerjaannya. Tapi mungkin kita sudah tidak ada lagi. Dan kita tidak akan bertemu dengan orang itu. Manusia terbaik yang dikatakan Kanjeng Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam

Indahnya kehidupan para sahabat. Jika Rasul Shalallahu’alaihi wa sallam bercerita tentang neraka, mereka ingat akan dosa-dosa mereka ketika zaman Jahiliyah dulu. Mereka pun menangis. Tak sadar buliran bersih dan jernih mengalir di pipi mereka. Jika Sang Nabi bercerita tentang surga Allah, mereka gembira dan berdoa agar bisa termasuk sebagai ahli surga. Mereka begitu berharap agar bisa bersatu dengan Rasulullah di dalam surga. Setiap malam mereka bangun untuk qiyamullail. Mereka begitu rindu kepada Allah. Berbeda dengan kita

Kita banyak diselimuti kemalasan. Orang bercerita tentang Allah kita tinggalkan. Orang berkisah tentang kehidupan Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam kita anggap ketinggalan zaman. Orang bertutur tentang kehidupan para sahabat kita klaim tidak kompatibel dengan globalisasi. Bahkan ada yang berani mengatakan bahwa “surga dan neraka” itu tidak ada. Akhirat itu bohong. Surga itu hanya ‘opium’ yang membius masyarakat. Allah tidak ada. Allah adalah ilusi manusia yang terlalu mengikutkan perasaannya saja

Jika demikian, kapan kita akan merasakan kehadiran ‘Manusia Terbaik’ itu? Sementara ‘keran-keran’ yang mengarah ke sana sudah kita putus. Hidayah-hidayah menuju Allah sudah kita tolak mentah-mentah. Kita banyak yang apriori. Kita banyak merasa sudah tahu tentang Allah. Kita merasa sudah pintar, sudah hebat, sudah jago, dslb. Padahal “sekulit ari” pun belum sampai pengetahuan kita tentang Allah

Sekarang tahu kan caranya bertemu dengan ‘Manusia Terbaik’ itu?
Caranya adalah: cari keran-keran yang mengalirkan dan menghanyutkan kita kepada orang-orang yang berbicara tentang Allah. Tentang dzat-Nya, sifat-Nya, nama-nama-Nya yang baik (Asma’ul Husna), ciptaan-Nya, alam semesta-Nya, laut-Nya, daratan-Nya, hewan-Nya, air-Nya, bencana-Nya, nikmat-Nya, murka-Nya, ‘sindiran’-Nya, cobaan-Nya, cinta-Nya, ampunan-Nya, ‘senyum’-Nya, kasih-sayang-Nya, keindahan-Nya, dlsb

Jika bertemu dengan orang itu, pastikan bahwa kita telah bertemu dengan ‘Manusia Terbaik’ itu

“Ya Allah, pertemukan kami dengan ‘Manusia Terbaik’ itu. Yang mampu membuat qalbu-qalbu kami mampu menembus hijab yang selama ini menutupi mata kasat kami dari melihatmu. Jadikan qalbu kami bercahaya. Ya, cahaya yang mampu menembus kegelapan ‘kabut cinta’ yang menghalangi cinta kami kepada-Mu. Ya Rasulallah, ya Nabiyallah, semoga kami bisa bertemu dengan orang yang kau katakan itu. Kami rindu mereka, kami menginginkan kehadiran mereka. Semoga kami cepat bertemu dengan mereka. Kami ingin bertemu mereka secepatnya, saat ini juga.”





Kaweruh Hurip

25 01 2011

Perkembangan kearah kebenaran tidak akan pernah berhenti. Ibarat dian yang menyala,tidak akan padam,sekalipun dihembus angin kencang atau dilanda badai sekalipun,ia menyala dan terus menyala.Menyala menerangi jagad raya sebagai penyuluh abadi setiap insan didalam kehidupannya.Arahnya sudah pasti yaitu Pasujudan tanpa pamrih kepada Kang Murbeng Dumadi. Sedang jalan yang ditempuh adalah mengikuti KehendakNya dan tidak melanggar LaranganNya.

Jalan Spiritual adalah cukup rumit dan berliku-liku,dengan banyak sekali jebakan-jebakannya yang tersebar diperbagai tempat perjalanan dan setiap saat mengintai hantu kesesatan.Olah karena itu manusia menyusun berbagai macam Kawruh yang diciptakan berdasarkan pengalaman pribadi yang diterapkan dengan kenyataan yang ada.Karena sifatnya sangat subyektif inilah timbul berbagai jalan,yang satu sama lain mungkin bisa ketemu dan mungkin tidak.Karenanya tidak jarang kalau pada suatu saat tertentu bisa terjadi pertentangan pendapat dimana masing2 pribadi memegang kebenarannya sendiri.

Hendaknya bagi orang yang terjun dan menghayati hidup di bidang spiritual harus mencari pegangan yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan hidup berNgelmu.Ngelmu adalah pengetarapan rasa bukan pengeterapan pikir.Pengetarapan pikir adalah Kawruh.Dalam Kawruh dibutuhkan Guru dan Buku secara langsung atau tidak.Sedangkan dalam ngelmu,daya hidup yang hendak kita mengerti itu dijadikan sebagai Guru dan Bukunya.Dan Berulah rasa adalah suatu usaha dalam menghidupi ngelmu untuk mempertinggi nilai jiwa yang dilakukan dengan daya upaya untuk membebaskan jiwa manusia dari rasa ikatan kepada ketidakkekalan, ketidakbenaran dan untuk memperkecil rasa keakuan manusia.Dalam pelaksanaannya,mau tidak mau harus mencari suatu cara yang mampu dipertanggung jawabkan.Dan yang perlu disadari,bahwa landasan yang bisa dipertanggung jawabkan hanya satu yaitu kepercayaan sepenuhnya akan adanya Gusti dan kepada Gusti.Apabila kepercayaan kepada Gusti itu mulai bisa dihayati dan diyakini didalam hati sanubari maka karena SihNya dan karena PepadhangNya,kita akan mendapatkan petunjukNya.

Proses penyerahan diri kepada Kang Murbeng Dumadi ini akan berjalan selangkah demi selangkah.Kepercayaan yang telah menjadi keyakinan yang nyata akan menimbulkan gerak hidup untuk mengendalikan diri yang artinya mengurangi ikatan2 terhadap ketidakbenaran.Proses kejernihan rokhani itu berjalan dari remang2 sampai nampak terang dan kemudian mampu membedakan mana yang baik,mana yang tidak baik dan mana yang benar serta mana yang tidak benar secara gamblang.Pelita kebenaran secara perlahan akan memancarkan terang dan bertindak sebagai penyuluh didalam dirinya.Dari situ akan timbul kesadaran2 baru yang jauh berbeda dari kesadaran2 sebelumnya.

Setiap manusia memang tidak akan dapat membebaskan diri dari hukum ketidakkekalan.Yang mampu manusia usahakan hanyalah sekedar melepaskan diri dalam arti mengurangi rasa kelekatan kepada ketidakkekalan.Jadi bukan membebaskan diri tetapi hanya melepaskan rasa kelekatannya saja.Tahap ini walaupun tidak mudah dalam pelaksanaannya tetapi jika dilandasi ketekunan dan penyerahan yang tanpa pamrih kepada Gusti maka secara perlahan akan bisa mewujud yaitu ketenangan yang mengarah kepada keheningan mulai meresap didalam dirinya.Kegoncangan2 yang sifatnya meledak akan semakin surut dan mudah untuk diatasi apabila muncul.Lalu rasa kayungyun kepada Gusti makin berkembang besar didalam diri disertai dengan semakin mengecilnya rasa keakuan.Pada suatu saat proses itu akan mencapai tingkat Jumbuh/Bersatu didalam Tuhan.Dalam hal ini bukan “aku adalah Tuhan tetapi hanya sekedar kehendak “aku yg kecil” ini bersatu dengan KehendakNya.Jumbuh itu adalah nyawetah yaitu sarana untuk membebaskan diri manusia dari rasa ikatan dan kelekatan kepada ketidakkekalan dan ketidak benaran.

Taraf pencapaian tertinggi sebagai manusia biasa adalah sebagai manusia yang sederhana dan hanya mengerti serta memperhatikan Karsa Gustinya.Karsaning Gusti itulah yang selalu kita raba untuk kita mengerti dan berani kita hidupi menjadi suatu kenyataan tanpa perlu menggugah rasa aku kita manusia sehingga dalam hidupnya selalu mengikuti Guru Kebenaran.

Tanda2 umum apabila tahap pelepasan diri sudah berada dalam diri seseorang adalah munculnya ketenangan dan kedamaian didalam kehidupan sehari-hari,serta muncul sifat2 kesederhanaan didalam pikir,merasa,berkehendak dan dalam perbuatan.Sederhana adalah murni,miskin dari rasa akuisme.Dalam kesederhanaan,maka setiap percobaan yang menimbulkan kerisauan didalam diri dapat mudah dikenali dan diatasi dengan kerendahan hati didalam rasa sumarah dan sumeleh.Dan dalam kesederhanaan itu maka lambat laun akan mampu membedakan antara pengertian yang berasal dari “kiri” dan “kanan” dengan pengertian yang berasal dari Gusti.

Gusti mempunyai daya gaib yang diterima oleh manusia dalam kesadarannya.Gusti adalah Sawetah,Maha Esa.Setiap manusia semestinya bisa menyatukan kehendaknya dengan Karsaning Gusti didalam kesadarannya. Sedangkan perngertian dari “kiri” dan “kanan” hanya bisa diterima melalui indera kita dan tidka bisa bersatu dengan aku manusia didalam kesadarannya.Disamping itu yang tidak dimiliki oleh si “kiri” dan si “kanan” adalah untuk memberikan kodrat Gusti karena memang mereka masih terbatas kemampuannya.

Akhir kata,yang perlu disadari oleh kita manusia dengan kerendahan hati dalam menjalani hidup spiritual adalah bahwa buah kehidupan rokhani itu akan tumbuh secara alami dan tidak bisa dicapai dengan kekerasan kehendak yang berdasarkan nafsu ambisi manusia sendiri tetapi hanya dengan jalan PENGHAMPAAN RASA KEAKUAN.

Tanpa kerendahan hati,tidak akan bisa berlaku sumarah dan sumeleh;Tanpa sumarah dan sumeleh,tidak akan mengerti dan mampu menghidupi pengendalian dan pelepasan diri;Tanpa pengendalian dan pelepasan diri,Daya gaib Gusti tidak akan pernah bisa kita sadari.Dan tanpa adanya tuntunan nyata dari Daya Gaib Gusti sendiri dalam menghidupi Sang Jalan,maka sesungguhnya kita adalah JIWA YANG TERLANTAR.Jiwa yang terlantar tidaklah pernah mampu untuk mengerti bagaimana dia harus meluhurkan Asma dan mengikuti Karsa Gustinya.Dan tanpa pernah bisa meraba mana yang dinamakan Karsaning Gusti itu,maka seluruh perbuatan kita selamanya akan merupakan wujud dari pengabdian kita kepada rasa keakuan dan kehendak kita sendiri!.Karenanya kemungkinan untuk memadamkan pengabdian kepada kehendak sendiri itu dimulai dari tumbuhnya kemampuan untuk bisa menyadari Karsaning Pangeran.Bhakti kepada ketidakekalan menemukan kesurutannya dengan terbukanya hati manusia untuk melakukan bhakti kepada Kajaten.
by. damarsahasrakirana.wordpress.com





Meditasi & Kontemplasi

25 01 2011

Meditasi adalah perenungan dan pengarahan diri dari pengharapan untuk mendapatkan sesuatu menjadi kebukan apa-apaan (Something to be NO Thingless) dan dari kesadaran akan kebutuhan diri supaya menjadi kesadaran akan Sir Gusti. Karenanya didalam sebuah meditasi itu yang penting bukan penyucian pikiran tetapi pengosongan pikiran.Tanpa ada pengosongan pikiran dari soal2 yang kita ketahui dan kita kenal maka tidak akan mungkin bisa berlangsung pembaharuan.Dan tanpa adanya pengosongan dan pembaharuan dalam suatu meditsasi maka pikiran lama2 menjadi acuh tak acuh.Tanpa adanya pengosongan dan pembaharuan maka meditasi itu menjadi membosankan.Didalam teknik pengosongan dan pembaharuan itu yang penting bukan kontrol atas pikiran namun perhatian2 baru yang kita amati dengan pikiran kita.Memperhatikan kumpulan perhaian baru terhadapan masuknya perhatian lama itulah konsentrasi.Merenungkan perhatian-perhatian yang baru itulah Meditasi. Meditasi dan Konsentrasi adalah usaha manusia yang tidak bisa membawakan kita kedalam kemampuan untuk meraba Api kehidupan. Tetapi memang ada baiknya buat dilakukan untuk mengimbangi pengertian rokhani yang telah kita terima.

Bahan2 meditasi itu tentunya membantu pula untuk mencapai kedalaman rokhani tetapi haruslah tumbuh dari penyajian alam sekitar dan tidak bisa dicari di buku2.Bahan renungan yang sesuai dengan pertumbuhan jiwa seseorang itu tidak bisa diada-adakan tetapi tumbuh sendiri dalam alam sekitar sesuai dengan pertumbuhan kita didalam kesadaran akan api kehidupan.Bahan meditasi yang kita sajikan kepada diri sendiri adalah ngoyo dan anggege mangsa tetapi bahan meditasi yang mengada sendiri dalam kejadian alam sekitar itulah Sumarah dan Sumeleh.Ngoyo akan membawakan kita kedalam kemampuan kawruh pemikiran.Ngoyo membuat manusia menjadi rumangsa bisa,tapi tidak bisa rumangsa.

Puncak dari meditasi adalah kesadaran akan api kehidupan yang tak kunjung surut.Itulah Semedi.Semedi yang sebentar-sebentar saja itu bukanlah keheningan sejati.

Semedi itu Ning.Ning itu Hening berarti jernih,bening tanpa warna,murni,terang dan bersih (wening).Ning bukan kemampuan manusia tetapi kemampuan didalam Hak.Inilah busana jati yang menggantikan busana jalmi sebagai sarana untuk mengerti sesuatu yang ada tanpa memikir dan tanpa merasa.Ning adalah kemampuan yang tidak bisa dimiliki dengan niat dan tekad tetapi akan hadir dengan sendirinya karena akibat.

Memang dengan niat dan tekad maka manusia juga bisa memiliki keheningan.Itu adalah keheningan manusiawi yaitu hening didalam kesadaran untuk memikir dan merasa.Pengertian yang kita dapat masih berpangkal dari pengeterapan berpikir dan merasa.Dalan keheningan manusiawi masih ada cita,pengharapan dan tujuan karena belum bebas dari ikatan rasa aku,dalam hati kita masih berkeinginan untuk mendapatkan sesuatu atau untuk menjadi sesuatu.Perhatian kita masih terbagi.

Didalam Ning,tidak ada lagi kebutuhan akan aku.Ning adalah alam dari Ingsun.Ingsun tidak mempunyai lagi nafsu keakuan karena itu kesadaran tidak akan bisa terbagi lagi.Ning adalah manter (tertuju_nyala api yang tak kunjung padam).Ing Wangkit rasa lan wangkit pamikir kuwi tumuse Ning.Didalam kehampaan rasa dan kehampaan pamikir tumbuhlah Ning.Itulah batas akhir dari aku,batas akhir dari usaha kita sebagai manusia.Jadi jangan dirasa dan jangan lagi dipikir.Rasa dan pamikir manusia sudah tidak mampu lagi untuk menerima pengertian ini apalagi menghidupinya.Kawruh adalah pemikiran,sedangkan Ngelmu adalah Rasa sedangkan Hak adalah NYATA (kenyataan).Dalam kawruh,kita sudah bisa berpikir dan menalar,dengan ngelmu kita biasa meraba (nggrayang) dan berusaha.Dalam batas akhir dari rasa dan pamikir maka semua rabaan dan usaha rokhani harus dihentikan. by. damarsahasrakirana.wordpress.com





Meditasi Mengendalikan Level Stress

25 01 2011

MEDITASI tak hanya mendatangkan kedamaian. Kondisi dalam diam dan hening adalah momen tepat untuk Anda bisa mengenal diri lebih dalam. Tak hanya itu, energi positif dapat diperoleh saat Anda rutin bermeditasi.Jika Anda merasa sudah waktunya memeroleh keheningan dan kedamaian dalam hidup, atau meredakan “kegilaan” dan stres, cobalah bermeditasi.

Berikut, lima manfaat meditasi sebagaimana diulas Times of India.

Rasa damai
Meditasi tidak harus menjadi sebuah proses yang panjang. Anda hanya perlu menutup mata, diam, memperhatikan tubuh, dan berfokus pada napas Anda. Dalam beberapa menit, Anda akan merasa rileks.

Kejelasan dan fokus
Seiring waktu, meditasi membantu Anda bisa konsentrasi dengan lebih baik pada setiap aktivitas. Anda pun akan dapat melihat berbagai hal lebih objektif dan jernih.

Kesehatan Holistik
Meditasi bagus untuk Anda secara internal maupun eksternal. Banyak yang percaya bahwa meditasi membantu menyembuhkan dan merilekskan organ-organ tubuh. Manfaat tersebut salah satunya terlihat pada kulit yang semakin bercahaya.

Pembunuh stres
Meditasi terutama berguna pada saat-saat sedih, stres, dan di bawah tekanan. Meditasi memungkinkan Anda untuk melepaskan timbunan racun dan energi negatif dalam tubuh, seperti rasa takut, khawatir, dan cemas.

Salah satu Cara untuk membuat stres jadi plong adalah dengan meditasi. Ada sejumlah aliran meditas! dan cara melakukannya.

Beban kerja yang berat, Persaingan bisnis yang ketat, lalu lintas yang padat, ataupun persoalan keluarga yang bikin penat dapat memicu timbulnya stres.Buntutnya, stres membuat kita merasa tertekan, marah,, frustrasi, atau sedih.

Para ahli menyebut stres yang berdampak buruk, merugikan, atau menyakitkan hati itu dengan distress. Karena efeknya negatif, orang pun berupaya untuk mengendalikannya. Menurut dra. lesye Widodo, S.Psi., psikolog pada RSAB Harapan Kita, Jakarta, pengendalian stres bisa melalui pertahanan fisik atau pertahanan mental. Pertahanan fisik bisa ditempuh dengar. Cara meningkatkan kesehatan (olahraga dan diet sehat), menikmati hidup (cukup tidur dan santai), serta merawat diri. Sedangkan pertahanan mental bisa melalui mekanisme yang dapat membantu mengatasi serta menemukan jaIan keluar dari situasi tegang. Atau, melalui relaksasi.

Pada prinsipnya, semua cara itu bisa memberikan kondisi rileks pada orang yang menjalaninya. Salah satu metode pengendalian stres yang banyak diminati sekarang ini adalah meditasi.

Harmonis, seimbang,
Meditasi dan hening sering dibayangkan sebagai kegiatan duduk diam dalam posisi bersila dengan mata terpejam selama waktu tertentu. Ternyata, meditasi tidak selalu seperti itu. Cara dan konsepnya bisa berbeda, beda sesuai aliran yang dianut.

Dalam buku Meditasi Mencapai Hidup Bahagia karangan Prof. Dr. dr. Luh Ketut Suryani, psikiater dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas. Udayana, Meditasi diartikan sebagai proses pemusatan perhatian, yang menyebar menjadi satu perhatian, yang dilakukan secara sadar. Dengan meditasi, seseorang bisa belajar menjalani hidup dengan baik atas dasar keinginannya sendiri dan mencoba mengatasi masalah yang dihadapi. Apa pun yang terjadi selalu diterima dan disyukuri. Perasaan inilah yang menimbulkan keinginan untuk menikmati, hidup dari sisi baiknya. Akhirnya, hidup menjadi terasa menyenangkan.

Guru besar ini juga menyatakan, dengan melakukan meditasi semua organ, sel, dan zat dalam tubuh akan mengalami proses homeostatis, bergerak dan berfungsi dalam keadaan seimbang, serta bekerja dalam keadaan teratur. Semua alat tubuh bekerja maksimal dengan mengeluarkan tenaga seminimal mungkin. Meditasi menimbulkan respons relaksasi yaitu integrasi respons mind, body (pikiran, tubuh) yang meliputi penurunan pemakaian oksigen, denyut jantung, pernapasan, tekanan darah, dan kadar asam laktat dalam serum; peningkatan resistensi kulit; serta perubahan aliran darah.

Sementara itu Merta Ada, guru meditasi Bali Usada Meditasi, mendefinisikannya sebagai teknik , menjaga kesehatan melalui latihan konsentrasi pikiran agar lebih waspada dan bijaksana, Orang dilatih untuk menghilangkan reaksi terhadap hal, hal buruk yang tersimpan dalam memorinya. Dalam konsep Merta Ada, apa pun yang bergetar di memori, akan bergetar di badan kita. Begitu pula sebaliknya. Misalnya, kalau tidak suka pada seseorang, maka badan kita akan panas. Di antara badan dan memori ini ada sensasi. Orang yang memiliki pikiran harmonis, bisa merasakan apa yang terjadi di badannya. Kalau terus dirasakan, perlahan, lahan reaksi marah atau benci di badan berganti dengan sadar bijaksana. Kalau ingat tanggal 13 , 14 Mei 1998, kita akan ingat pada kerusuhan yang terjadi di Jakarta, tetapi tidak diikuti rasa gelisah. jadi, yang diganti adalah reaksi kita. Pikiran dimurnikan, tetapi memorinya tetap ada.

Th. Aq. Murdjanto Rochadi Widagdo Pr. memandang meditasi sebagai suatu perjalanan yang bertitik tolak pada keyakinan akan hidup ilahi dalam diri pribadi manusia. Dalam meditasi kita mengadakan kontak dengan sang Sumber Kehidupan, sumber cinta kasih yang menuntun jalan kehidupan manusia. Secara sederhana dapat digambarkan, meditasi itu hening dan hening itu meditasi. Menurut Rochadi, dalam kehidupan, yang menjadi identitas diri kita adalah roh, bukan pikiran.

Untuk mengenali adanya roh, kita perlu mengheningkan diri. Di dalam keheningan orang akan mengenali roh di dalam diri. “Jadi, dalam meditasi kita menyadari, mengenali diri kita, maka roh yang ada dalam diri kita akan melindungi diri,” jelasnya. “Kita akan mencapai hidup baru, hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan. Apa pun yang terjadi di luar diri kita tidak akan merusak kebahagiaan dan kedamaian kita,” tambahnya.

Lain lagi dengan Anand Krishna, pendiri dan pelatih di padepokan meditasi Anand Ashram, la menyebut meditasi sebagai suatu gaya hidup yang menjadi dasar kehidupan agar seseorang menjadi meditatif. Latihan, latihan hanya merupakan sarana awal yang nantinya harus ditinggalkan. “Ketika sudah mencapai tingkatan meditatif, kita seperti punya tombol on off (dalam hal) emosi. Dia tidak akan lepas kendali. Kalau mau marah, dia dengan penuh kesadaran akan marah, tetapi tidak ada efek sampingan dari marah itu. Tekanan darah tidak akan meningkat. Kalau pun meningkat akan segera turun kembali,” ungkap Anand. Begitupun dalam menerima kedukaan; ia tidak terhanyut di dalamnya. Dalam keadaan suka, tidak menjadi arogan.

Menurut penyandang gelar MBA dari Pacific Southern University ini, meditasi bukanlah konsentrasi karena konsentrasi justru menggelisahkan seseorang. Meditasi bukan pula duduk diam ber, menit, menit sampai berjam, jam. Meditasi justru merupakan perluasan kesadaran . atau clekonsentrasi untuk mencapai keseimbangan.

Konsentrasi dan merasakan proses
Menurut Suryani, pada dasarnya ada dua cara untuk melakukan meditasi, yakni meditasi , konsentrasi” dan meditasi “merasakan”. Pada meditasi “konsentrasi”, kita memusatkan satu keadaan (terutama melihat dan mendengar) pada obyek tertentu. Sedangkan pada meditasi “merasakan” kita mencoba menyadari keadaan secara menyeluruh dengan merasakan proses keadaan itu. Pada meditasi “konsentrasi”, pikiran, perasaan, dan kemauan dipusatkan pada subordinasi menetap tertentu.

Perhatian dipusatkan pada satu rangsangan yang datang berulang, ulang seperti kata, suara, doa, ungkapan, pernapasan, atau objek visual tertentu. Jika pikiran menyimpang, kita secara pasif mengabaikan gangguan itu dan kemudian tiba, tiba menyadari gangguan itu, maka pemusatan perhatian diulang kembali pada rangsangan meditatif. jika mampu mengembangkan meditasi, maka peningkatan perasaan terjadi, yaitu dari relaksasi meningkat ke dalarn perubahan emosional dan kognitif yang jelas. Keadaan ini disebut sebagai kesadaran berubah.

Ada banyak cara untuk mengalihkan berbagai perhatian menjadi satu perhatian. Cara yang dipilih tergantung dari aliran yang dianut. Pemusatan perhatian ini perlu untuk melatih seseorang memikirkan sesuatu dengan penuh perhatian, untuk menyeIami lebih dalam suatu masalah dan untuk menyeimbangkan kondisi tubuh.

Pada meditasi “merasakan”, kita merasakan jalannya kerja pikiran, perasaan, dan kemauan merasakan proses energi dalam tubuh atau proses penyatuan energi luar dan dalam tubuh. Cara ini untuk melatih kemampuan memusatkan perhatian pada proses yang sedang berlangsung.

Salah satu atau kedua cara latihan inilah yang dipilih praktisi meditasi dalam melatih atau berlatih meditasi. Rochadi, misaInya, memilih cara meditasi “konsentrasi” dengan memusatkan perhatian pada aktivitas, objek, atau suara. Contoh aktivitas pada tubuh kita yang bisa dipilih misaInya mengamati napas. yang keluar, masuk atau mengamati detak jantung. Contoh objek di luar diri misaInya, lilin yang menyala, gambar orang suci, satu titik, dsb. Atau kita bisa memilih mendaraskan mantra, zikir, rosario, atau suara berulang, ulang.

Rochadi mengingatkan, sikap tubuh dalam meditasi sangatlah penting, karena tubuh dan batin adalah satu. Tubuh yang tenang dapat membantu kita masuk ke puri batin. Karena itu, dalam meditasi dianjurkan duduk dengan punggung tegak dan kepala seolah, olah tergantung di angkasa. Lutut lebih rendah dari pusar supaya perut kita bebas. Tulang ekor dan kaki melekat, berakar ke bumi. Bernapas dengan diafragma dan memberi ruang yang cukup agar paru, paru bagian bawah longgar, sehingga udara , segar dengan leluasa memasuki daerah ini. Melakukannya dengan kedamaian dan ketenteraman serta dalam waktu selama mungkin.

Merta Ada juga menggunakan cara meditasi “konsentrasi” dan “merasakan” untuk membawa pelaku meditasi berpikiran harmonis. Karena itu, yang dilatih adalah pikiran, bukan otaknya sebab otak termasuk dalarn badan. Yang pertama dilatih adalah mengarahkan pikiran untuk mencapai konsentrasi. Kedua, sadar, waspada, eling, hati, hati. Ketiga, bijaksana, yaitu mengerti seperti apa adanya. Keempat, cinta kasih. Keempatnya membentuk pikiran harmonis. Yang dilatih adalah badan kita.

Latihan bisa dilakukan dengan duduk bersimpuh di lantai atau di kursi. “Posisi ini paling baik untuk pemula. Sebelum terlatih melakukan meditasi biasanya pikiran manusia kalah dengan badan. Misalnya, saat duduk pantat sakit sedikit, kita sudah bergeser. Nah, kalau kita tahan duduk bermeditasi sampai 30 menit, itu pertanda pikiran sudah mulai kuat,” ujar Merta Ada.

Lama latihan ditingkatkan secara bertahap. Misalnya, dari 10 menit menjadi 15 menit, 20 menit, dan seterusnya. Jadwal latihan bagi pemula sebaiknya tiga kali, yakni pagi, siang, dan malam. Teknik yang digunakan adalah teknik napas. Menurut Merta Ada, napas ini baik sekali karena mudah berubah sehingga perubahan pikiran mudah diketahui. Kalau dirasakan dengan baik, pikiran akan muncul di hidung dan bisa dirasakan. Badan juga akan terisi oksigen, energi baik sehingga badan jadi sehat.

“Teknik napas ini tidak dengan mengatur pernapasan, melainkan menyadari napas seperti apa adanya. Kita membiarkan badan kita bernapas seperti biasa. Kita dilatih merasakan napas kita menjadi lemah, kuat, pendek, panjang, masuk, keluar. Ini membuat pikiran sadar bijaksana melihat perubahan yang terjadi pada napas kita. Setelah pikiran sudah harmonis, baru kita gunakan,” jelas Merta Ada. Misalnya, kalau kita mau marah, badan terasa panas pertanda hendak marah. Dengan pikiran yang sadar bijaksana, kita bisa merasakan dan bisa mencegah kemarahan.

Melepaskan hal negatif
Cara berlatih bermeditasi yang berbeda diperlihatkan oleh Anand Krishna. Dalam versinya, latihan meditasi dibagi atas enam latihan yang berbeda. Yaitu latihan relaksasi atau memberikan stimulus pada saraf otak, latihan pernapasan atau melepaskan rasa cemas, latihan membudayakan emosi, latihan membudayakan suara, latihan membudayakan penglihatan, dan latihan mengendalikan pikiran. Setiap latihan melalui beberapa tahap. Latihan, latihan tadi juga berlaku seperti terapi.

Dalam latihan melepaskan rasa cemas misaInya, ada tahapan di mana kita diminta berbaring. Dalam posisi itu kita bisa mencapai tahap meditatif atau tingkat relaksasi tertentu. Kelenjar hipofisa bekerja mengeluarkan melatonin, suatu hormon yang membuat si pelaku sangat rileks. Setelah keluar dari efek melatonin, kita akan mencapai kesadaran yang indah sekali. “Kejadiannya mungkin cuma setengah atau satu menit, bahkan beberapa detik. Namun, waktu secepat itu sudah cukup. Inilah yang disebut meditatif. Jadi, terapi selama 20 menit hanya untuk mencapai yang beberapa detik tadi,” jelas Anand.

Pada latihan ini, kita duduk dalam posisi yang nyaman dengan mata tertutup dan mendengarkan bimbingan Anand diiringi musik istrumentalia lembut. Posisi bermeditasi dipilih senyaman mungkin. Boleh duduk bersila, atau duduk di kursi.

Pada tahap pertama, kita berlatih bernapas seperti kelinci (napas dada) selama 10 menit. Mulut dibuka sedikit, ujung lidah dikeluarkan sedikit, dan bernapas lewat mulut. Teknik bernapas ini diperlukan untuk memancing emosi.

Setelah itu, kita diminta membayangkan segala pikiran yang negatif. Lalu pikiran negatif itu , atau juga rasa cemas , kita keluarkan dengan cara berteriak atau memukul lantai. Ambil contoh, kalau punya masalah dengan bos di kantor, kita bayangkan wajahnya sembari berteriak atau memukul lantai. Latihan tahap ini dilakukan selama 10 menit.

Tahap berikutnya, pernapasan diatur kembali lalu tubuh rebahan dalam keadacin rileks dan mata terpejam. “Mata tertutup penting sekali, karena bisa menunjang keluarnya melatonin. Saat ini kita akan merasakan relaksasi,” ungkap Anand. Tahap ini berlangsung sekitar 10 menit.

Setelah itu duduk kembali dengan mata tetap terpejam. Sekitar lima menit kemudian, kita berdiri dengan mata masih tertutup, untuk bernyanyi “la la la” dengan irama yang makin lama makin cepat sambil bertepuk tangan. Tujuannya untuk menyebarkan energi, yang kita peroleh selama berbaring ke seluruh badan.

Pada seluruh rangkaian latihan meditasi ala Anand, latihan konsentrasi justru dibypass. Kalaupun ada, hanya merupakan bagian dari latihan memberikan stimulasi pada saraf otak. Objek untuk membantu konsentrasi dipilih lilin yang menyala dan lamanya sekitar 10 menit. “Bayangkan, dari enam kali pertemuan, masing, masing 1,5 jam, hanya 10 menit untuk latihan konsentrasi,” tambah Anand.

Menurut Anand, orang baru dikatakan berhasil melakukan meditasi bila sudah terbebas dari latihan. “Keberhasilan kita justru bila hidup kita menjadi meditatif,” ujar Anand. (zakialjufri.wordpress.com)





Sampaikan walau satu ayat

24 01 2011

Hidup merupakan proses evolusi, dapat dibuktikan dengan melihat bahwa hidup hari ini menentukan hidup besok. Sifat evolusi secara umum adalah ada yang tersingkir dan ada yang maju terus.

Kita sebagai komunitas spiritual dapat membantu jiwa-jiwa lain untuk menuju tatanan spiritual yang tahap awalnya di dalam komunitas kita adalah melalui proses inisiasi. Kadang kita setelah inisiasi hanya berhenti sampai tahap tersebut (hanya mementingkan kepentingan diri-sendiri). Perjalanan yang benar tidak boleh bersifat mementingkan diri sendiri, Kita dapat membantu terjadinya evolusi spiritual manusia secara meluas hingga ke seluruh dunia.

Cara peningkatan kesadaran bersama ini akan lebih efektif jika masing-masing individu merasakan kebutuhan untuk peningkatan kesadaran, sehingga terhubung ke intuisi yang lebih luhur hingga frekuensi kita lebih tinggi.  Meditasi/Berdzikir akan mempertinggi frekuensi kita. Tindakan keseharian kita dapat mempengaruhi frekuensi (kesadaran) kita, komunitas tempat kita berada juga dapat mempengaruhi frekwensi kita. Oleh karena itu kita harus dapat mempertahankan tingkat kesadaran kita tiap saat. Dan merubah lingkungan agar selaras dengan frekwensi kita, minimal energi negatif dan jahat yang berada di lingkungan kita akan terkultivasi.

Kita dapat membantu meningkatkan kesadaran lingkungan kita melalui meditasi yang kita lakukan. Caranya adalah dengan merasakan keilahian kita (misalanya setelah on line/meditasi), rasakanlah dengan sesadar-sadarnya lalu alirkan ke seluruh tubuh kita dan selanjutnya alirkan ke arah luar( dunia). Alirkan energi ilahiah itu keluar atau membagi rasa dengan alam sekitar kita, lingkungan kita, dan orang-orang di sekitar kehidupan kita. Kita jangan selalu terpaku pada imej buruk orang lain, seharusnya kita berpikiran bahwa itu bukan jati diri yang sesungguhnya sehingga kita harus membantunya. Dalam hal ini kita harus menyadari pikiran (imej) kita terhadap seseorang.

Ada beberapa hal yang harus difahami, yakni:

  1. Orang akan berbuat kepada kita seperti yang kita pikirkan
  2. Berbuatlah kepada orang lain seperti mereka berbuat baik kepadamu
  3. Doa yang kita kirimkan keluar cenderung membawa mereka seperti apa yang kita harapkan
  4. Tingkatkan dari apa adanya menjadi apa seharusnya

Dalam hal ini berarti bahwa orang yang level vibrasinya tinggi tidak perlu menurunkan levelnya, tapi level vibrasi yang rendahlah yang terangkat. Tugas manusia adalah untuk menuju masyarakat spiritual. Dalam hal ini evolusi spiritual berarti tidak ada yang tersingkir, melainkan semua menang.

Berkontribusilah…
Sudah saatnya setiap muslim menjadi da’i yang menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran. Lakukan apa yang bisa kita lakukan, Berdakwah dengan kapasitas yang kita miliki. Ajaklah teman dan saudara untuk berbincang masalah hati dan iman. Sudah sebaik apa mereka memperhatikan imannya. Sudah sejauh apa perbaikan yang selama ini mereka lakukan. Ajak dan teruslah mengajak. Karena dengan begitu mereka akan mulai sadar dan memperhatikan kondisi iman mereka.

Anda yang bekerja di kantor, ajaklah teman kantor anda untuk selalu shalat pada waktunya. Anda yang menjadi guru, ajaklah murid-murid anda untuk selalu menjaga shalatnya. Sedangkan anda yang berprofesi sebagai pengusaha, ajaklah pelanggan anda untuk selalu memperhatikan shalatnya. Karena shalat tiang agama. Dengungkan syariat dan nasehat baik di mana pun kita berada. Karena seribu dimulai dari satu. Kalau satu saja tidak dilakukan, maka bagaimana kita bisa menghasilkan seribu?

Sebagaimana yang disabdakan oleh baginda Rasulullah SAW, “Sampaikanlah dariku, walaupun hanya satu ayat.

Barangsiapa membunuh satu jiwa… maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa menghidupkan satu jiwa, ia bagaikan menghidupkan seluruh jiwa manusia.” (Q. S. Al-Maa’idah [5] : 32)

Menghidupkan jiwa’, secara batin juga berarti membebaskan jiwa manusia dari timbunan sifat jasadiyah keduniaannya sendiri dan membebaskan manusia dari timbunan masalah yang memberati kehidupannya.

“Demi masa”.
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian”
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” QS Al ‘Ashr [103] : 1-3

Rasulullah SAW juga bersabda :

Wahai Ali, sungguh sekiranya Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwahmu, itu lebih baik bagimu daripada onta merah.” (HR. Bukhari-Muslim)

Ketahuilah wahai saudaraku saudaraku dan mari kita saling menyadari bahwa hidayah Allah SWT, tidaklah ternilai harganya walau kita bandingkan dengan onta merah pada zaman Rasululloh dan mobil mewah pada zaman sekarang.

Sampaikan walau satu ayat”, Di dalam membahas sebuah konsep spiritual tidak semata-mata dari pembahasan rangkaian ayat. Tetapi bisa dalam bentuk apapun. Di dalam sebuah komunitas maka tata bahasa adalah sebuah wahana dan kata-kata adalah media, lebih dari semua itu hikmah dan intisarinyalah yang menjadi tujuan akhirnya.

JADILAH AGEN PERUBAHAN

Agen Perubahan adalah sebutan untuk pelaku yang melaksanakan Perubahan. Inti dari perubahan adalah adanya proses yang bertahap, jika perubahan yang terjadi berhubungan dengan orang banyak. Ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan saat kita ingin menjalankan manajemen perubahan dengan baik :

  1. Berusaha secara perlahan-lahan menjelaskan tujuan perubahan, untuk menghapus keraguan atas manfaat perubahan itu.
  2. Selalu melibatkan orang yang mau dirubah dalam proses perubahan, seperti mengajak diskusi, latihan bersama, sholat bersama, dll.
  3. Harus ada keuntungan langsung yang dirasakan.

Perubahan pada hakekatnya adalah ketetapan Allah (sunnatullah) yang berlangsung konstan (ajek), tidak pernah berubah, serta tidak bisa dilawan, sebagai bukti dari wujud dan kuasa-Nya. Namun, perubahan yang dikehendaki, yaitu perubahan menuju kemajuan, tidak datang dari langit (given) atau datang secara cuma-cuma (taken for granted). Hal ini, karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri mengubah diri mereka sendiri (QS. Al-Ra`d [13]: 11).

Untuk mencapai kemajuan, setiap orang harus merencanakan perubahan, dan perubahan itu harus datang dan dimulai dari diri sendiri. Perubahan sejatinya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi merupakan revolusi kesadaran yang lahir dari dalam. Itu sebabnya, kepada orang yang bertanya soal hijrah dan jihad, Nabi berpesan. Kata beliau, Ibda’ bi nafsik, faghzuha” (mulailah dari dirimu sendiri, lalu berperanglah!). (HR. al-Thayalisi dari Abdullah Ibn `Umar).

Seperti diharapkan Nabi SAW dalam riwayat di atas, perubahan dari dalam dan dari diri sendiri merupakan pangkal segala perubahan, dan sekaligus merupakan kepemimpinan dalam arti yang sebenarnya. Hakekat kepemimpinan adalah kepemimpinan atas diri sendiri. Dikatakan demikian, karena seorang tak mungkin memimpin dan mengubah orang lain, bila ia tak sanggup memimpin dan mengubah dirinya sendiri.

Perubahan dalam diri manusia dimulai dari perubahan cara pandang atau perubahan paradigma pikir (mindset). Manusia tak mungkin mengubah hidupnya, bilamana ia tak mampu mengubah paradigma pikirnya. Karena itu, kita disuruh mengubah pikiran kita agar kita dapat mengubah hidup kita (Change Our Thinking Change Our Life).

Selanjutnya, perubahan paradigma harus disertai dengan perubahan dalam penguasaan ilmu dan keterampilan. Perubahan yang satu ini memerlukan pembelajaran dan pembiasaan (learning habits) yang perlu terus diasah.

Akhirnya, perubahan diri itu, menurut Imam al-Ghazali, membutuhkan tindakan nyata (al-Af`al). Ilmu hanya menjadi kekuatan jika ia benar-benar dikelola menjadi program dan tindakan nyata yang mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Pada tahap ini, tindakan menjadi faktor pamungkas, dan menjadi satu-satunya kekuatan yang bisa mengubah cita-cita (harapan) menjadi realita (kenyataan).

Kebaikan dalam kata-kata menciptakan kepercayaan diri. Kebaikan dalam pikiran menciptakan keagungan. Sementara, kebaikan dalam pemberian, menciptakan cinta.
~ L ao Tzu ~


Ketika aku berteman dengan mereka yang memusuhiku dan bahkan menjadikan mereka temanku, bukankah itu berarti aku telah “mengalahkan musuh-musuhku” tersebut?
~ A braham Lincoln ~


Cinta tumbuh karena kita bersedia memberikannya kepada orang lain. Cinta yang kita berikan itulah satu-satunya cinta yang kita miliki. Hanya satu cara untuk mempertahankan cinta, yaitu dengan memberikannya.
~ E lbert Hubbard ~


Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu lain lagi terbuka. Tetapi, sayangnya, kita sering menatap terlalu lama pintu yang telah tertutup tadi sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah dibukakan untuk kita sebagai gantinya.
~ H elen Keller ~


Seringkali kita meremehkan kekuatan sebuah sentuhan, seulas senyuman, seuntai kata yang baik, kesediaan mendengarkan, pujian yang tulus, atau tindakan-tindakan kecil lainnya yang menunjukkan kepedulian. Padahal, semua itu sebenarnya mempunyai potensi untuk mengubah hidup seseorang.
~ L eo Buscaglia ~


Apa yang kita pikirkan akan keluar sebagai kata-kata.
Kata-kata kita akan mewarnai tindakan kita.
Semua tindakan kita membentuk sebuah kebiasaan.
Kebiasaan mengeras menjadi sebuah watak.
Maka, berhati-hatilah selalu dengan apa yang kau pikirkan.
Hanya pikirkan hal-hal yang muncul atas nama cinta, yang lahir atas dasar kepedulian kita terhadap sesama.
~ B uddha ~