Cara Mudah Mengasah Mata Ketiga & Indra Keenam

9 10 2011

Hormon Pinoline yang dihasilkan kelenjar Pineal Gland dapat juga dipicu dengan LUCID DREAM. Pinolin inilah yang merangsang terjadinya clairvoyance, clairaudience, dan clairsentience. Tanpa kadar pinoline yang tinggi jangan harap terjadi gejala-gejala metafisis tersebut. Selengkapnya Baca Di Sini : Hormon Mata Ketiga & Indra Ke Enam.

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep).

Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa pemimpi. Pengecualiannya adalah dalam mimpi yang disebut lucid dreaming. Dalam mimpi demikian, pemimpi menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi tersebut masih berlangsung, dan kadang-kadang mampu mengubah lingkungan dalam mimpinya serta mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut.

Pemimpi juga dapat merasakan emosi ketika bermimpi, misalnya emosi takut dalam mimpi buruk.

“Lucid Dream” bisa diartikan sebagai sebuah pengalaman di alam mimpi, di mana kita bisa mengontrol mimpi kita, merasakan hal-hal di dalamnya, dan yang terpenting adalah tetap tersadar selama bermimpi.

Orang Tibet sudah sejak dahulu mempraktekan “Lucid Dream” dalam Yoga mimpi mereka. Di tahun 1867, Marquis d’Hervey de Saint-Denys telah menerbitkan bukunya yang berjudul “Dreams and how to Guide Them” metoda bagaimana kita bisa melakukan “Lucid Dream”.

Lucid dream terbagi dua, yaitu Lucid Dream yang dialami secara tidak sengaja, dan Lucid Dream yang diatur dengan sengaja supaya kita bisa mengalaminya. Boleh dibilang, Lucid Dream setingkat lebih mudah dibandingkan Astral Projection dan bisa digunakan sebagai “permulaan” untuk melakukan Astral Projection (Meraga Sukma).

Istilah LUCID berasal dari bahasa Latin “Lux”, artinya “cahaya” dan “dream” artinya mimpi. Dalam bahasa Indonesia Lucid Dream bisa diartikan sebagai “mimpi yang jelas” atau “mimpi cerah”, atau “mimpi terang”. Dalam bahasa saya sendiri, Lucid Dream (LD) disematkan pada mimpi yang kita sadari. atau kita menyadari kalau kita sedang bermimpi. Kita bisa melakukan apapun dalam mimpi. Biasanya untuk “pemula”, mereka memiliki keinginan bertemu dengan wanita yang disukainya 😀

Untuk yang sudah terbiasa LD, mereka mencoba hal lainnya yang lebih bermanfaat seperti pergi ke tempat tertentu, bertemu dan bercakap-cakap dengan orang yang dikasihinya yang telah tiada barangkali salah satu di antaranya.

Untuk memahami apa itu Lucid Dream, nggak usah jauh-jauh. Yang paling mudah, tontonlah INCEPTION. Dalam film besutan Christoper Nolan, Leonardo Di Caprio, dkk adalah para pengendali mimpi. Mereka mampu mengendalikan mimpi. Melalui mimpi yang terhubungkan satu sama lain, mereka mampu mengorek informasi penting dari lawan mereka atau mempengaruhi orang untuk mengambil keputusan penting. Mimpi mereka pun berlapis-lapis. Artinya ada tingkatan kedalaman mimpi atau tingkat keterlelapan (LUCIDITY).

Lucid Dream yang disengaja (LDD).
Kita sebagai pelaku mimpi memang berusaha mendapatkan pengalaman LD. Jelang tidur kita berkonsentrasi penuh untuk mencapai LD. Caranya? Mengatur napas, menjaga kesadaran, dan buat “tubuh” kita berguling. Yang dimaksud dengan tubuh disini bukan tubuh kita secara fisik melainkan keinginan yang kuat untuk berguling sementara tubuh kita diam tak bergerak. Pada titik tertentu, yakni batas antara menipisnya kesadaran dan menguatnya keterlelapan tiba, biasanya tubuh kita terasa berguling. Serasa kita lepas dari tubuh. saat itulah kita masuk dalam Lucid Dream. Kita bisa mengatur mimpi sekehendak kita asalkan tidak terlelap lebih dalam atau LD kita terseret pada arus keterjagaan (bangun). Biasanya bila “waktunya” habis terasa kita berpindah kepada mimpi lain yang tidak kita atur atau bangun dari tidur. Biasanya pengalaman Erotic Lucid Dream didapatkan pada LDD, barangkali disebabkan oleh salah satu kebutuhan biologis manusia akan hal itu namun sebaiknya lakukan hal lain yang lebih terhormat 🙂

Seorang narasumber riset saya bercerita,
“Jelang tidur saya konsentrasi untuk terkena tindihan.. Lalu, dalam mimpi saya berada di ruang tamu rumah saya yang lama. Karena tidak mau mengisi mimpi dengan hal-hal jelek maka saya memutuskan untuk shalat Isya dalam mimpi. Saya shalat mulai takbiratul ihram hingga salam. Sebenarnya saya khawatir bila saya keburu bangun seperti biasanya, namun saat itu Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan shalat saya tanpa keburu bangun. Bahkan saya masih bisa mengerjakan hal lainnya setelah shalat Isya dalam tidur saya itu”.

Lucid Dream yang Tidak Disengaja (LDTD).
Kita sedang tidur dan bermimpi, tiba-tiba di tengah-tengah mimpi itu kita menyadari bahwa kita sedang bermimpi. Misalkan, kita bermimpi ingin pipis. Saat di kamar mandi kita buka celana namun alangkah kagetnya kita sama sekali tidak bisa membuka kancing celana maupun risletingnya, seolah-olah licin bahkan tak tersentuh. Saat itulah kita sadar bahwa kita sedang bermimpi dan berusaha “mengembalikan” diri kita yang sedang berada di kamar mandi untuk kembali ke kamar dan bangun.

Bagaimana dengan anda, pernahkah mengalami “sadar sedang bermimpi”? Mungkin anda pernah bermimpi terbang dan andalah yang mengendalikan mimpi itu? Anda sadar sedang bermimpi. Anda terbang mulai dari jalan menuju atap-atap rumah, lalu lebih tinggi lagi anda mengangkasa hingga sampailah di perbukitan indah nan tenang dan syahdu. Anda terbang di atas pepohonan cemara hijau dan putuskan untuk turun perlahan. Anda tidak mengenali tempat itu dan anda hanya seorang diri, atau barangkali anda bertemu seseorang di sana… Pernahkah anda rasakan itu??

Anda mengendalikan mimpi untuk terbang.

Anda sadar sedang bermimpi dan putuskan untuk terbang mengangkasa. Anda terbang mengangkasa tinggi setinggi-tingginya sesuai dengan keinginan anda. Melayang di angkasa laksana Superman dan Gatotkaca.

Apa perbedaan antara Lucid Dream dan mimpi biasa?
Yang membedakan intinya adalah satu kata : Kesadaran. Dalam Lucid Dream, kita benar-benar mengalami segala sesuatu di dalam mimpi secara sadar, sedangkan di dalam mimpi biasa, kita seolah-olah hanya menyaksikan atau menonton hal-hal di dalamnya. Setelah terbangun, kita bisa mengingat dengan sangat jelas hal-hal di dalam Lucid Dream, sementara jika kita bermimpi biasa, akan ada hal-hal yang hilang dalam ingatan kita.

Apa manfaat Lucid Dream?
Tentu saja, tujuan utama merasakan Lucid Dream adalah untuk menikmati kehidupan di dunia mimpi, di mana kita bisa mendapatkan berbagai pengalaman yang sangat menyenangkan. Tujuan lain adalah untuk memenuhi keinginan yang tidak bisa tercapai di dunia nyata. Karena dalam lucid dream kita bisa mengontrol segala sesuatu di dalamnya, maka untuk mengatur berbagai hal yang ingin kita capai akan menjadi hal yang sederhana. Manfaat lain dari Lucid Dream adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah, mengatasi fobia dan trauma, meningkatkan kreativitas, dan menambah rasa percaya diri.

Apa saja yang bisa kita lakukan dalam kondisi Lucid Dream?
Sangat banyak dan bervariasi. Kita bisa mencoba apapun dan menjadi apapun di alam mimpi. Pengalaman paling umum adalah merasakan terbang dari satu tempat ke tempat lainnya. Ada pula penjelajahan ke dimensi lain, interaksi dengan orang-orang yang ada di alam bawah sadar anda (subconscious) dan lain-lain. Perlu diingat, indra penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman anda tetap aktif dalam lucid dream. Anda bahkan bisa mengalami berbagai emosi seperti rasa senang,sedih, terharu, bahagia, dan lain-lain.

Ada 3 kategori Lucid Dreamer, dan berikut adalah hal-hal yang bisa dialami :

  1. Tingkat Pemula.
    Berjalan menembus tembok, menggambar di langit, terbang di angkasa, menjelajah dunia mimpi.
  2. Tingkat Menengah.
    Makan, berkencan atau bertemu tokoh-tokoh yang selama ini hanya ada dalam imajinasi anda seperti artis, olahragawan, politikus, pahlawan, tokoh kartun, dan lain-lain.
  3. Tingkat Ahli.
    Berhubungan seksual, merasakan kehidupan setelah mati, mendapatkan inspirasi untuk diterapkan ke dunia nyata (contoh : ide untuk menulis buku, membuat film, dan sebagainya)

Adakah dampak negatif Lucid Dream?
Selama tidak dilakukan secara berlebihan, tidak ada dampak fisik negatif dari Lucid Dream. Beberapa kasus stres mungkin muncul jika Lucid Dream anda bersifat mengerikan atau menakutkan. Dalam kasus lucid dream yang akut, beberapa orang mungkin kehilangan motivasi di dunia nyata karena mereka merasa bisa mendapatkan apapun di dunia mimpi. Satu hal yang anda harus ingat, segala hal dalam Lucid Dream hanyalah mimpi, tidak ada yang berupa kenyataan.

Tahapan dan Langkah-Langkah Lucid Dream

  1. Tidur dalam kondisi serileks mungkin, dengan pakaian longgar dan santai.
  2. Kontrol pernafasan dan konsentrasi. Cobalah untuk memperlambat pernafasan, namun tetap berkonsentrasi ke organ-organ tubuh anda, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Cara ini pernah dibahas dalam blog Wikumagic, di artikel tentang Astral Projection.
  3. Jaga pikiran tetap sadar, namun santai. Jika anda berusaha tersadar namun tidak santai, anda tidak akan bisa tertidur. Berusahalah untuk melakukan hal-hal yang bisa membuat anda tetap sadar dalam kondisi rileks, seperti menghitung domba atau membayangkan diri anda naik turun tangga.
  4. Sleep Paralysis. Kondisi ini adalah tahapan utama ke arah Lucid Dream. Ini adalah tahap di mana sering disebut sebagai “tindihan”. Anda mungkin akan merasa ditindih oleh sesuatu yang sangat berat, susah bernafas, tubuh serasa berputar dan terlempar. Ingat, jangan terbangun saat mencapai tahap ini. Jika anda bangun karena merasa ketakutan, Lucid Dream anda akan gagal.
  5. Black Out. Periode transisi di mana anda merasa memasuki ruang hitam kelam. Akan berlangsung selama beberapa saat, dan sekali lagi jangan sampai terbangun.

Nah, setelah melewati tahapan ini, anda akan mulai merasakan suatu sensasi, entah berupa penglihatan atau suara, yang intinya berarti anda telah memasuki dunia mimpi dan siap untuk menjelajahinya. Ingat, jangan mengeluarkan emosi terlalu ekstrim, seperti terlalu bahagia, terlalu marah, atau terlalu takut, karena hal-hal tersebut bisa membuyarkan Lucid Dream. Intinya hanya satu, tetap konsentrasi.

Jadi, bagaimana anda bisa mengalami Lucid Dream?
Intinya adalah dua hal : Mengetahui dan menyadari bahwa anda sedang di dunia mimpi dan terus menerus mengecek kesadaran anda.

Langkah-langkah untuk bisa mendapatkan Lucid dream agar kita bisa memprogram atau menentukan jalannya mimpi :

1. Cek realitas dan kesadaran anda; Kenali tanda-tanda mimpi
Cobalah untuk membiasakan diri mengecek realita dan kesadaran anda, bahkan ketika anda tidak sedang bermimpi. Tanyakan ke diri anda sendiri : Apakah saya bermimpi? Contohnya adalah memastikan jarum jam tetap berjalan, atau mengecek gaya gravitasi. Jika anda melakukan hal tersebut di dalam mimpi, akan terjadi suatu keanehan (misal, di dunia mimpi jarum jam tidak berjalan, ada kemungkinan benda-benda terbang melawan gravitasi). Nah, jika keaneahan tersebut terjadi dan anda menyadarinya, selamat…anda telah mengalami Lucid Dream dan bisa mulai menjelajah mimpi.

2. Ingatlah mimpi anda
Belajar mengingat dan mencatat di buku harian dari isi mimpi. Apabila bangun tidur usahakan untuk tetap berbaring beberapa menit lebih lama dan mengingat hal apa saja yang diimpikan. Kemudian dicatat dalam buku harian mimpi Anda. Teknik ini disebut dengan pembuatan jurnal mimpi.

3. Visualisasi dan Sugesti
Sebelum tidur, bayangkan berbagai hal-hal fantastis seperti terbang di angkasa, melukis di atas awan, atau hal-hal lainnya. Lalu katakan pada diri anda sendiri berulang-ulang “Saya akan mengalami Lucid Dream dan mencatatnya dalam jurnal mimpi. Atau Sebelum tidur usahakan untuk mengingat hal-hal apa saja yang ingin anda lakukan di dalam mimpi anda. Umpamanya ingin bertemu dengan seseorang, maka sebaiknya sebelum tidur mengingat kembali masa-masa yang indah dengan orang tersebut atau hal lainnya.

4. Berusaha bangun di tengah tidur anda
Waktu terbaik adalah menjelang pagi, di mana anda masih memiliki cukup waktu untuk melanjutkan tidur anda. Setelah terbangun, minum banyak air putih, berusahalah mengingat mimpi anda sebelumnya, dan lanjutkan tidur. Menggunakan metode Wake-Back-To-Bed (WBTB) atau bangun sejenak dan segera langsung tidur kembali. Pasang jam beker agar Anda bisa bangun tiga jam lebih awal. Pada saat anda bangun langsung usahakan untuk mengingat kembali hal-hal pada Tahap kedua. Setelah itu coba untuk tidur kembali.

5. Sabar dan terus berlatih
Lucid dream adalah sesuatu yang harus terus menerus dilatih, dan mungkin tidak bisa langsung berhasil dalam satu kali percobaan. Jika gagal, cobalah untuk mereview lagi metode yang anda lakukan, dan jangan putus asa. Terus berlatih, dan berlatih.

Inti dari semua latihan di atas adalah untuk merangsang produksi kelenjar PINOLINE yang dihasilkan oleh PINEAL GLAND atau kelenjar MATA KETIGA kita. Sehingga kemampuan daya intuisi dan indra ke enam kita akan semakin meningkat secara signifikan. Tekhnik Lucid Dream ini cocok bagi mereka yang agak males untuk melakukan meditasi. Lagian siapa sih yang gak bisa mimpi…?? Mimpi khan gratis brow…. he..he..he..

Dan yang terpenting, lakukanlah ini semua dengan santai dan menyenangkan. Jangan terlalu berambisi atau bernafsu dalam mengejar kemampuan Mata Ketiga. Santai aja… Let, Its’s Fun. Jadikan ini sebagai pengalaman hidup yang menyenangkan. Karena Ambisi hanya akan berbuah mimpi yang menyeramkan. hiiii…. sereeemmzz………… he..he..he….

Selamat Mencoba……….. Okey…

Footnote :
sleep paralysis.
Secara medis, fenomena tindihan, eureup-eureup, diganggu hantu, jurig, ririwa, jin dan sebagainya di saat kita tidur disebut sleep paralysis. Gejala ini bukan hal yang luar biasa, amat wajar terjadi terutama pada mereka yang kurang tidur. Saat tubuh sangat lelah, sedang beristirahat, ternyata otak tidak bisa diajak kompromi untuk istirahat. Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indra tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik/melihat situasi dan telinga yang dapat mendengar stimuli. Mengapa bisa sulit bernapas? Barangkali ruangan tempatnya tidur pengap, ventilasinya kurang besar, aliran udara dalam ruangan tertahan. Mengapa panik? Karena kita tidak biasa menghadapi hal itu. Mengapa saat itu terjadi terasa ketakutan? Karena kita susah bangun dan menggerakkan anggota tubuh, mau berteriak pun susah. Kita berpikir yang jelek tentang situasi itu. Mengapa ada bayangan hitam saat tindihan? Itu halusinasi. Jadi semuanya berpangkal pada otak manusia.

PELAJARAN SELANJUTNYA KLIK DI SINI…
ATAU KLIK …

Referensi :
imultidimensi
wikumagic





Mata Ketiga, Indra Ke-Enam, & Kesadaran

9 10 2011

Assalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh….
Sahabat, mengembangkan ketajaman intuisi dan indra ke-enam memang diperlukan. Karena itu merupakan potensi yang sudah menjadi fitrah dasar manusia. Dan sangat berguna dalam kehidupan sebagai tuntunan dalam mengambil keputusan yang bersifat intuitif.

Tetapi dalam hemat kami, mengasah indra ke-enam tersebut tidaklah perlu berlebihan. Karena akan berakibat kurang baik bagi keseimbangan akal fikiran anda. Karena bisa berkembang menjadi paranoid dan menimbulkan gejala halusinasi yg merupakan tanda dari gejala sakit jiwa (Schizophrenia). Dan kemampuan rasional anda bisa menurun serta tenggelam di alam dimensi kegaiban dan terjebak di labirin dimensi alam gaib, sehingga berakibat urusan duniawi anda akan terbengkalai.

Mengasah Mata Ketiga & Indra ke enam, seharusnyalah berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan Kesadaran dan bukan malah meningkatkan Ketidak Sadaran. Dalam meniti tangga peningkatan kesadaran perlu disadari bahwa “Tingkat kesadarannya adalah terus meningkat naik dan bukan malah berhenti atau malah turun” sejalan dengan semakin meluasnya wawasan, pengetahuan, & pengalaman yg dimilikinya sehingga terus-menerus belajar daripada merasa diri sudah tahu segalanya atau sebaliknya menganggap misteri kehidupan tidak mungkin bisa dipahami dan tidak mau belajar lagi.

Peningkatan Kesadaran Intuitif  haruslah seiring sejalan dengan peningkatan kelembutan hati serta peningkatan Akhlak menuju akhlak yang terpuji (Akhlakul karimah). Yang merupakan pertanda bahwa jiwanya telah memperoleh sinar Cahaya Yang Terpuji (Nur Muhammad) yang bersemayam di dalam dadanya. Bila tidak demikian, itu artinya kesadaran intuitifnya berada dalam bimbingan kuasa kegelapan dan tidak dituntun oleh Cahaya Kebenaran.

Karomah Bukan Derajat Luhur
Tidak setiap orang yang memiliki keistemewaan itu sempurna kebersihan batin dan keikhlasannya. Saat ini publik ummat sering menilai derajat luhur seseorang dari kehebatan-kehebatan ilmu dan karomahnya. Syeikh Abu Yazid al-Bisthamy pernah didatangi muridnya, yang melaporkan karomah dan kehebatan seseorang.

“Dia bisa menyelam di lautan dalam waktu cukup lama…”
“Saya lebih kagum pada paus di lautan…”
“Dia bisa terbang…!” kata muridnya.
“Saya lebih heran, burung kecil terbang seharian…karena kondisinya memang demikian,” jawabnya.“Lhah, dia ini bisa sekejap ke Mekkah…”
“Saya lebih heran pada Iblis sekejap bisa mengelilingi dunia…Namun dilaknat oleh Allah.”

Suatu ketika orang yang diceritakan itu datang ke masjid, tiba-tiba ia meludah ke arah kiblat.

“Bagaimana ia menjaga adab dengan Allah dalam hakikat, sedangkan adab syariatnya saja tidak dijaga..” kata beliau.

Banyak orang yang mendalami ilmu pentetahuan, mampu membaca dan mengenal dalil, kitab-kitab, bahkan memiliki keistemewaan, tetapi banyak pula diantara mereka tidak bersih hatinya, tidak ikhlas dalam ubudiyahnya.

Begitu pula ketika karomah dan tanda-tanda yang hebat itu disodorkan pada Sahl bin Abdullah at-Tustary, ra, beliau balik bertanya, “Apa itu tanda-tanda? Apa itu karomah? Itu semua akan sirna dengan waktunya. Bagiku orang yang diberi pertolongan Allah swt untuk merubah dari perilakunya yang tercela menjadi perilaku yang terpuji, lebih utama dibanding orang yang punya karomah seperti itu.”

Sebagian Sufi mengatakan, “Yang mengagumkan bukannya orang yang memasukkan tangan ke kantong sakunya, lalu menafkahkan apa saja dari kantong itu. Yang mengagumkan adalah orang yang memasukkan tangannya ke kantong sakunya karena merasa ada sesuatu yang disimpan di sana. Begitu ia masukkan tangannya ke sakunya, sesuatu itu tidak ada, namun dirinya tidak berubah (terkejut) sama sekali.”

Jadi karomah itu sesungguhnya hanyalah cara Allah memberikan pelajaran kepada yang diberi karomah agar perjalanan ruhaninya tidak berhenti, sehingga semakin menanjak, semakin naik, dan bukan untuk menunjukkan keistemewaanya.

Haikinya Yang lebih istimewa adalah Istiqomah. Karena itu para Sufi menegaskan, “Jangan mencari karomah, tetapi carilah Istiqomah.” Sebab istiqomah itu lebih hebat dibanding seribu karomah. Dan memang, hakikat karomah adalah Istiqomah itu sendiri.

Bahkan Imam Al-Junayd al-Baghdady pernah mengingatkan, betapa banyak para Wali yang terpleset derajatnya hanya karena karomah. Syeikh Abdul Jalil Mustaqim pernah mengatakan, ketika anda diludahi seseorang dan anda sama sekali tidak marah, itulah karomah, yang lebih hebat dibanding karomah yang lainnya.

Ketika dalam sebuah perkumpulan Thariqat Sufi, tiba-tiba ada seseorang datang, dan langsung membicarakan kehebatan ilmu ini dan itu, karomah si ini dan si itu. Lalu seseorang diantara mereka menegur, “Mas, kalau di sini, ilmu-ilmu seperti yang anda sampaikan tadi hanya dinilai sampah. Jadi percuma sampean bicara sampah di sini…”

Ada seseorang disebut-sebut sebagai Wali:
“Wah dia itu wali, bisa baca pikiran orang, dan kejadian-kejadian yang pernah kita lakukan walau pun sudah bertahun-tahun lamanya…”
“Lhah, orang yang punya khadam Jin juga bisa diberi informasi oleh Jinnya tentang kejadian yang lalu maupun yang akan datang… Jadi hati-hati…”

“Beliau itu keturunan seorang Ulama besar..”
“Tidak ada jaminan nasab itu, nasibnya luhur di hadapan Allah…”

Dan panjang sekali kajian soal karomah dan kewalian ini, yang butuh ratusan halaman. Tetapi kesimpulannya, seseorang jangan sampai mengagumi kehebatan lalu mengklaim bahwa kehebatan itu menunjukkan derajat di depan Allah. Tidak tentu sama sekali. Sumber : Sufinews

Jadi, Indra ke enam & intuisi itu penting tetapi ada proporsinya…. Harus ada remnya, jangan sampai kebablasan….. Karena anda bisa kehilangan Rasionalitas & Iman anda….

Ingat, Anugrah bisa berubah menjadi KUTUKAN. Bila tidak di kawal dengan sikap kehati-hatian, peningkatan KESADARAN, dan iman Tauhid yang kuat terhadap Tuhan. So, be carefull…

Kesadaran; Alat Untuk Membuka Rahasia Rumus Tuhan
Adalah menjadi tugas umat manusia untuk membuka tabir rahasia kehidupan. Baik dimensi fisik (wadag), maupun dimensi metafisik berupa misteri alam kegaiban. Semakin banyak kita mengungkap hukum-hukum alam, kodrat alam atau kodrat Tuhan, maka akan semakin banyak terungkap misteri kehidupan ini. Sedangkan saat ini, prestasi manusia seluruh dunia mengungkap rahasia kehidupan mungkin belum lah genap 0,0000000001 % dari keseluruhan rahasia yang ada. Terlebih lagi rahasia eksistensi alam gaib.

Kebenaran rasio seumpama membayangkan laut. Kebenaran empiris melihat permukaan air laut. Kebenaran intuitif ibarat menyelam di bawah permukaan air laut. Tugas penjelajahan ke kedalaman dasar laut bukan lah tugas akal-budi, namun menjadi tugasnya sukma sejati yang dibimbing oleh rasa sejati. Intuisi telah menyediakan pengenalan bagi siapapun yang ingin menyelam ke kedalaman laut.

Kesadaran adalah Proses yang Dinamis
Berawal dari ketidaksadaran lalu berproses menjadi kesadaran tingkat awal yakni kesadaran jasad/ragawi. Dari kesadaran jasad meningkat menjadi kesadaran akal-budi yang diperolehnya setelah manusia mampu menganalisa dan menyimpulkan sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca-indera. Seiring perkembangan kedewasaan manusia, kesadaran akal-budi (nalar/rasio) meningkat secara kualitatif dan kuantitatif. Tahap ini seseorang baru disebut orang yang pandai atau kaya ilmu pengetahuan. Kesadaran akal-budi ini bersifat lahiriah atau wadag, jika dikembangkan lebih lanjut akan mencapai kesadaran yang lebih tinggi yakni kesadaran batiniah.

TAHAP-TAHAP KESADARAN SECARA UMUM
by. SABDA LANGIT (edited)

1. Kesadaran Jasad
Pada tahap kesadaran jasad ini tidak ada nilai baik dan buruk. Prinsip kebenaran manakala segala sesuatu berjalan sesuai hukum atau kodrat keseimbangan alam lahir, bukan kebenaran sejati yang ada dalam alam batin. Sekalipun membunuh, binatang tidaklah bersalah, karena ia hanya mempertahankan wilayahnya, atau demi memenuhi kebutuhan perutnya. Setara dengan perbuatan bayi mengencingi jidat presiden bukanlah pelanggaran norma hukum dan norma sosial. Karena kesadaran bayi sepadan dengan kesadaran hewani atau orang hilang ingatan, yakni sebatas kesadaran jasad dan tentunya belum berada dalam koridor konsekuensi norma baik dan buruk. Bayi dan hewan tidak memiliki tanggungjawab sebagai konsekuensi atas kesadaran jasadnya, lain halnya dengan kesadaran akal-budi manusia dewasa. Sudah menjadi kodrat atau rumus alam bahwa semakin tinggi kesadaran makhluk hidup, akan membawa dampak pada tanggungjawab lebih besar pula.

2. Kesadaran Akal Budi
Setingkat lebih tinggi dari kesadaran jasad adalah kesadaran akal-budi atau rasio. Kesadaran akal budi berkaitan erat dengan proses pembelajaran dan sosialisasi (pendidikan). Pada usia tertentu seorang bayi akan mulai belajar memanggil ibunya, ayahnya, bisa tersenyum dan minta susu. Hal itu terjadi karena kesadaran jasadnya telah mengalami transformasi pada kesadaran aka-budi. Ditandai kemampuan akal-budinya merespon rangsangan atau stimulus. Rangsang atau stimulus tak ubahnya data yang akan diproses oleh software akal-budi menggunakan hardware otak. Maka kesadaran akal-budi merupakan kegiatan ilmiah yang melibatkan pengolahan data-data. Pada tahap ini upaya manusia mengungkap tabir misteri hukum alam sudah lebih maju karena menggunakan kemampuan rasio atau akal budinya.

3. KESADARAN INTUITIF
Di atas Kesadaran Akal Budi adalah kesadaran Intutif. Sekalipun gaib/abstrak, daya kerja intuisi dapat dibuktikan secara logic dan empiris. Hanya saja pembuktian terencana dan empiris lebih sulit dilakukan. Karena pada umumnya intuisi tidak terkelola dengan baik sehingga daya kerjanya hanya bersifat spontanitas saja. Pembuktiannya juga lebih sering bersifat (seolah-olah) kejadian spontanitas sehingga dianggap kejadian yang “kebetulan” yang tidak ada korelasinya. Seorang enterpreneur sejati, seniman dan orang-orang sukses kadang menggunakan intuisinya untuk memilih mana orang yang tepat sebagai partner, mencermati peluang bisnis dan menciptakan kesempatan emas untuk membangun sebuah usaha. Disiplin ilmu menjadi sekedar alat untuk menggaris bawahi atau menguatkan kebenaran intuisinya di samping sebagai alat pembuktian secara obyektif. Intuisi adalah awal dari kesadaran kita sekaligus menjadi jurus untuk membuka jalan mana yang tepat dan benar untuk dipilih.

4. KESADARAN SPIRITUAL
Adalah Kesadaran Tertinggi karena kesadaran ini sudah bersinergi dengan tuntunan Cahaya Ilahi. Sebuah kesadaran murni yang sudah melepaskan diri dari kemelekatan kepada segala sensasi dan suka duka dunia. Hidupnya Ikhlas dan Ridlo untuk selaras dengan Tuhan. Ridlo adalah sebuah kondisi kepasrahan dan keikhlasan hati kepada Tuhan dengan tanpa syarat.

Ujung dari proses perkembangan kesadaran manusia dalam tradisi ilmu jawa adalah diraihnya kesempurnaan hidup (ngelmu kasampurnan), atau ilmu kesempurnaan, wikan sangkan paran. Filsafat hidup yang termuat di dalam Ngelmu kasampurnan adalah gambaran kesadaran tertinggi manusia (highest consciuousness). Maka dalam istilah Jawa ilmu kasampurnan disebut pula ilmu kasunyatan, ilmu tuwa, ilmu sangkan paran. Hampir sepadan dalam tradisi mistis Islam disebut makrifat. Pedoman hidup atau kebijaksanaan yang dihayati adalah ; wikan sangkan paran, mulih mulanira, dan manunggal. Memahami asal muasal manusia, kembali kepada Hyang Mahamulya, dan manunggal ke dalam kesucian Zat Asal Muasal Dirinya.

KOMENTAR BEBERAPA TEMAN FACEBOOK :
LINK STATUS https://www.facebook.com/groups/kultivasi/?id=250109175035131
Neng Tawang Ono Lintang
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh…
met pagi mas Edi… semoga kita selalu berada dalam bimbingan NYA…
sedikit berbagi dan sambung lidah dengan apa yang neng dengarkan semalam dari seorang guru…
beliau mengingatkan hal yang sama juga, tentang hal “indra ke enam”, jangan terlalu sering mengasah dan berada di situ, karena akan banyak mendatangkan mudrahat pada diri sendiri juga pada orang lain.
kita akan mudah dan selalu melihat ke orang lain dengan “pandangan” kita.
kadang tak sengaja melihat aib orang lain, bukankah ini akan mengotori hati kita? juga tuk orang yang kita nilai dan lihat, pada saat kita tak bisa mengunci lisan kita, akan menyebarkan aib orang itu pada orang banyak dan orang itupun akan merasa “tidak aman” berada dekat kita…

LINK STATUS : https://www.facebook.com/wongsedayu/posts/259407704095255
Sya’wanah IshaqyWa’alaikum salam. Terkadang dalam diri ini menolak karna hal tersebut seperti bukan umumnya orang. Cara menstabilkannya gimana bapak? Maaf..

Edi Sugianto Wong Gresik Nah, iya khan mas Sya’wanah Ishaqy, malah merepotkan bukan bila berlebihan…?? Untuk menstabilkannya adalah memperkuat syariat dan memperbanyak kerja yg terkait dengan fisik. Serta kurangi meditasi ataupun zikir, ganti dengan tadarus al-quran aja……………

Sya’wanah IshaqyBapak Edi saya ibu2.. Hmmm..
@ Betul sekali bapak. Dulu2 emosi ini suka sekali melonjak2 klo ada Kejadian yg akan terjadi. Kadang nangis sendiri, eee gak tahunya ada yg meninggal. Stelah mulai menghafal Al_qur’an mulai rada dingin. Bagaimana dg bacaan sholawat? Katanya hal tersebut juga bisa meredam dan meninginkan juga. Syukron bapak?

Edi Sugianto Wong GresikSya’wanah Ishaqy : Maaf bu… he..he..he.. Intinya adalah mengembalikan kesadaran ke dunia nyata. Dan menurut saya berzikir sholawat itupun termasuk perlu dikurangi…. Memang nuansanya sejuk. Tetapi itu akan membuat kesadaran anda masih lebih kuat ke ghobiyahannya….

Sya’wanah Ishaqy maksud ke ghobiyahannya gimana?

Edi Sugianto Wong GresikSya’wanah Ishaqy : artinya kesadaran anda masih kuat untuk tertarik masuk ke alam gaib…..

Sya’wanah Ishaqyhmmm.. Iya juga! Tapi klo sandarannya Ilallah apakah bisa memperjam indranya juga? Sholawat tp bathinnya Allah Allah, gimana bapak?

Edi Sugianto Wong GresikSya’wanah Ishaqy : Ibadah itu banyak macamnya bu… Jadi pilihlah ibadah yg tidak terlalu menguras konsentrasi energi fikiran… Semua terserah anda, nampaknya anda ingin menstabilkan tetapi tidak ingin melepaskan… jadinya dilema buat anda….

Sya’wanah Ishaqy‎2 lagi, bagaimana melepaskan aura kuat yg ada didalam diri. 2, bagaimana caranya agar percaya diri itu bangkit lagi? Matur nuwun bapak.

Edi Sugianto Wong GresikNah, kalau masalah power, Harus bertemu saya untuk latihan private bu Sya’wanah Ishaqy. Gak bisa saya jelaskan lewat forum ini…….

Sya’wanah Ishaqymenstabilkan dan tidak ingin melepaskan, bisa iya dan bisa tidak. Krn hampir 6 th sdh mulai melemah dan gk saya perdulikan. Cuman akhir2 ini mulai hadir lg. Maaf ya bapak..

Sya’wanah IshaqyinsyaAllah, klo Allah mentaqdirkan pasti ketemu.

Edi Sugianto Wong Gresik Amin……

Sya’wanah Ishaqy insyaAllah, klo Allah mentaqdirkan pasti ketemu.

Sya’wanah Ishaqy syukron masukannya bapak..

Edi Sugianto CHt Yups……..

Saya juga pernah berdiskusi via inbox Fb dengan seorang sahabat, dia merasa tidak bisa hidup dengan normal karena dia bisa melihat wujud manusia dalam bentuk hewan. Yang sejatinya merupakan perwujudan kondisi nafsu yang dominan pada seseorang. Kelihatannya ini sebuah anugrah, tetapi faktanya bagi dirinya ini adalah sebuah kemampuan yang tidak dikehendaki dan menjadi sebuah beban mental baginya ketika berhadapan dengan  orang lain.

Kisah dari sahabat yang lainnya lagi, sejak dia menekuni dunia kewaskitaan dan menjadi ahli meraga sukma & trawangan. Bisnisnya senilai milyaran rupiah jadi terbengkelai hingga akhirnya dia bangkrut total. Dan baru setelah bergabung dengan NAQS, dia sudah mulai sadar dan mulai menata hidup baru.

Untuk dua sahabat terakhir ini, tidak bisa saya sebutkan namanya. Dan tidak bisa saya tampilkan di sini diskusi saya dengan mereka, karena bersifat Rahasia.

PENDAPAT Anand Krishna tentang Meditasi & Indra Ke Enam :
Sensasi Badaniah Justru Harus Dihindari

detikcom – Jakarta, Apa yang didapat orang dari meditasi? Ketenangan, pencerahan? Lalu apa bentuknya, melihat cahayakah? Sebentar kita temui Anand Krishna, penulis dari puluhan buku yang berkaitan erat dengan meditasi.

Banyak pengalaman orang yang menceritakan saat bermeditasi, mereka melihat warna-warna, merasakan getaran dalam tubuhnya. Apakah berbagai pengalaman itu esensial?

Begini, pengalaman yang sesungguhnya itu tidak bisa dijelaskan, melampaui kata-kata. Justru sensasi-sensasi badaniah, lahiriah yang sering dikaitkan dengan meditasi, itu sesungguhnya harus dihindari malah. Misalnya saat orang bermeditasi dia merasa getaran, dia melihat cahaya, ini masih merupakan produk dari panca indera, yang sering disebut sixth sense atau indera ke-enam. Indera ke-enam ini cuma ekspansi dari indera-indera yang ada.

Bagi saya indera yang satu ini bukan suatu hal yang merupakan evolusi dalam diri manusia, tidak. Tapi justru kadang-kadang malah devolusi, degradasi. Misalnya penciuman kita jauh lebih jelek dari penciuman anjing. Seekor anjing jika mencium saputangan saya dia bisa melacak saya. Saya nggak bisa.

Seorang paranormal yang mengaku dirinya hebat bisa melacak maling segala, dia justru masuk ke alam bawah sadar, lalu masuk ke memori anjing (di sini Anand tampaknya mulai menyentuh topik reinkarnasi, ia mengatakan orang masuk ke memori anjing) untuk melacak. Jadi dia bukan mengalami peningkatan, malah penurunan.

Jadi itu cuma akibat sampingan saja tampaknya. Lalu tahap berikutnya? Tahap lebih tinggi dari indera kita itu apa?

Beyond the physical senses, melampaui indera-indera itu, dalam bahasa saya (tapi mari tidak terkecoh oleh bahasa, ujarnya) saya menamakannya kesadaran, mungkin dalam bahasa inggris “awareness” ya, saya tidak menggunakan istilah consciousness, karena dalam bahasa psikologi sekarang kita sedang bicara ini dianggap conscious, tapi ini bukan sadar, kita cuma sekedar jaga: “awake” tapi belum “aware”.

Mungkin “awareness” ini berkaitan dengan pengalaman Anda saat bertemu dengan seorang lama di Tibet?

Setelah bertemu dengan seorang lama (pertapa tibet), di situ saya baru belajar menghadapi hidup sebagaimana adanya, seutuhnya. Hidup seutuhnya berarti bukan cuma suka tapi juga duka. Bukan cuma mawar tapi ada duri juga. memang kita nggak bisa milih, kalau hidup ya harus seutuhnya, dua-duanya harus kita terima.

Pertemuan dengan lama ini membuat saya sadar bahwa kematian itu juga bagian dari hidup. Jadi kalau saya harus menerima hidup, saya juga harus menerima kematian. Menerima bukan nerima pasif, tapi dinamis sekali, berarti kalau hidup itu merupakan tantangan, saya hidup menerima tantangan.

Ini yang membuat saya rileks. Sangat ilmiah, bisa dijelaskan secara ilmiah. (Saat meditasi) ketegangan otak berkurang, manusia menjadi rileks sekali, sedangkan dalam keadaan rileks itu daya tahan tubuh meningkat, organ-organ dalam tubuh menciptakan antibodi, enzim-enzim, hormon-hormon yang dibutuhkan tubuh. Sesungguhnya nggak ada magic nggak ada mukjijat, nggak ada apa-apa.

Kisah dari Blog tetangga : Efek Buruk Indra Ke-enam
Cerita Misteri – Hi! gw Devi mw share pengalaman pribadi gw waktu liburan ke Lombok Agustus tahun ini. Tapi, maaf sebelumnya kalo penulisannya berantakan.

Gw emang sensitif terhadap keberadaan mahluk di luar dimensi manusia. Jadi terkadang bisa tahu, kalau ada mahluk seperti apa, dimana, dan sedang apa. Bahkan terkadang suka kelihatan. Awal2 gw emang sering takut, tapi berhubung kata seseorang yg punya indra keenam bilang kalo gw emang punya “penjaga”, itu membuat gw jadi tenang dan ga takut lagi, malah terkadang gw malah suka seperti ingin mendeteksi dimana mereka berada. Gw tw ini tindakan yang salah.

Jadi begini, waktu itu gw sama nyokap gw, dan sama 2 orang temen nyokap (sebut Tari dan Nia) nginep satu kamar di sebuah hotel di Lombok. Waktu itu entah kenapa rasanya gw merasa ga diterima di kamar itu, dan semakin gw rasain semakin gw ngerasa ga enak di kamar itu, padahal gw uda bilang permisi2. Kamar itu kosong, tapi entah kenapa rasanya rame banget. Pokoknya gw uda punya feeling ga enak deh di kamar itu terutama di kamar mandinya. Tapi akhirnya gw putusin, untuk jangan terlalu dirasain dan dipikirin.

Tapi ternyata bener aja feeling gw, mulai banyak kejadian aneh. Mulai dari waktu gw mandi tiba2 lampu nyala redup sendiri, sampe akhirnya gw baca doa sambil mandi tuh lampu nyala redupnya makin kenceng, sementara yang lain kalo mandi ga kenapa2.

Selesai mandi gw duduk2 di kasur sambil maen Hp, dari tadi entah kenapa ada yang maenin dari arah kolong ranjang. Pas gw tengok, bener aja ada anak kecil, tapi kecil banget sekitar 1 meter ga nyampe mungkin, item, jongkok, lagi senyum2 di situ, pas gw liat dia langsung kaya ilang. Gw uda takut sebenernya, cuma ga berani ngomong sama yang laen takut mereka pada takut.

Sampe akhirnya gw putusin bwt berdoa sebelum tidur. Sementara nyokap dan 2 temennya uda tidur pules. Setelah berdoa, entah kenapa kaya ada yang peringatin gw supaya “jangan tidur malem ini, kalo bisa bergadang sampe pagi”. Tapi gw pikir cuma perasaan gw akhirnya gw tetep tidur.

Ga twnya bener aja, belum juga gw tidur (baru dalam proses menuju tidur) serentak badan gw ga bisa bergerak dan sesak napas, terus kaya ada banyak orang yang megangin gw,kebetulan gw tidur dalem posisi tengkurap, pas gw nengok belakang ternyata uda ada 4 orang cowok besar2 badannya, tapi wajahnya pucat, dan sangat lebar melebihi manusia normal, terus giginya bercaling dan ada juga yang berduri seperti landak. Mereka berbaris berbanjar ber4 lalu seperti berusaha menerobos masuk ke badan. Gw berusaha sekuat tenaga bwt sadar supaya bisa bergerak dan bicara. Sesaat gw ngerasa bisa bergerak, gw langsung teriak manggil nyokap gw dan badan gw tiba2 terpental ke arah Nia, temen nyokap yang lagi tidur pules, serentak Nia bangun sambil teriak2 histeris seperti orang kesurupan sambil nyakarin muka gw. Setelah itu gw sadar dan akhirnya semua orang bangun, dan manggil orang pinter buat nyadarin Nia.

Setelah Nia sadar gw pikir masalah selesai, besoknya gw cabut pulang ke Tangerang, eh ternyata Ntu mahluk malah ngikut gw sampe Tangerang, sampe akhirnya gw ke orang pinter bwt nyuruh tuh mahluk pulang. Sumpah abis itu badan gw panas dingin beberapa hari, lemes dan pada sakit2.

Sekarang gw kapok ngerasa-rasain hal begituan lagi, ini juga jadi pelajaran bwt gw dan orang2 yang mungkin kaya gw juga klo berada di tempat yang sekiranya ada penunggunya jangan malah dirasa-rasain, yang ada mereka malah seneng gangguin kita, atw lebih parah lagi mereka malah merasa kita ‘nantang’ mereka dengan mengganggu mereka, karena mereka tw. Gitu sih kata orang pinter yang ngobatin gw.

Yah, segitu aja dulu cerita dari gw, thanks banget bwt admin klo mw nampilin cerita dari gw. Thanks bwt pembaca blog ini kalo uda mw baca.

PELAJARAN SELANJUTNYA KLIK Di Sini..




Hormon Mata Ketiga & Indra Ke Enam

8 10 2011

Jaman dahulu, kalau orang menginginkan menjadi cenayang yang mempunyai kewaskitaan dan indra ke-enam yang tajam, weruh sajroning winarah, dapat melihat sebelum terjadi, maka mereka harus menjalani tapa brata ngebleng pati geni, pitung dina pitung mbengi. Meditasi dalam ruangan gelap gulita selama tujuh hari tujuh malam. Mengapa demikian ?

Para guru jaman itu, pasti tidak bisa menjelaskan mengapa demikian ! Ternyata, akhir-akhir ini ada laporan penelitian dari Thailand dan Netherland yang menyebutkan adanya beberapa hormon yang menyebabkan seseorang menjadi cenayang setelah bermeditasi di ruang gelap selama 7 hari berturut-turut. Menarik kan ?

Pada saat seseorang bermeditasi dengan cara memejamkan matanya di ruangan gelap, maka kelenjar Pineal menghasilkan Melatonin. Produksi Melatonin ini hanya sampai maksimal 2 – 5 miligram per hari. Disamping mengatur “jam biologis” manusia, melatonin ini juga bermanfaat bagi perkembangan kesadaran spiritual.

Setelah meditasi memasuki hari ke 3, dan melatonin mencapai 15 – 20 mlgram, maka Kelenjar Pineal menghentikan produksi Melatonin dan menggantinya dengan memproduksi Pinolin.

Pinolin yang bersifat superkonduktor inilah yang merangsang timbulnya kemampuan seseorang untuk menjadi cenayang. Sehingga dengan kadar Pinolin yang tinggi, orang akan dapat terbangkitkan kepekaan dan kemampuan kewaskitaannya, melihat, mendengar, dan merasa dengan menggunakan indera ke enamnya.

Setelah meditasi berlanjut sampai hari ketujuh atau kedelapan, maka kelenjar Pineal mulai memproduksi hormon 5-Meo-Dimethyltryptamin ( DMT ).. Pada saat kadarnya dalam darah mencapai 25 mlgram, maka terbukalah “mata ketiga” yang posisinya di belakang kening ( c. ajna ). Cakra Ajna inilah yang antara lain mengatur ketajaman kewaskitaan, kecerdasan dan kesadaran spiritual manusia.

Nah, setelah mengetahui rahasianya ini. Maka kita tentu tidak perlu sampe puasa pati geni, ngebleng, dll. cukup kita sering bermeditasi atau berzikir di ruangan yang pencahayaannya remang-remang saja itu sudah cukup. Jadi tidak perlu sampai gelap total. Dan tidak perlu sampai meninggalkan aktifitas keseharian kita. he..he..he… santai saja, biar Indra ke enam kita berkembang secara alamiah. Tidak perlu ambisi dan memaksakan diri. Penjelasan selengkapnya mengenai hormon tersebut, teruskan membaca yang di bawah ini.

Empat Hormon Yang Terlibat Dalam Kecerdasan Intuitif Dan Kecerdasan Spiritual
1. Melatonin.
Melatonin dihasilkan oleh kelenjar pineal dalam keadaan gelap. Setiap malam bila orang tidur dengan lampu padam maka melatonin diekskresikan. Bila orang tidur dengan lampu bernyala maka produksi melatonin tidak lancar akibatnya pagi hari esoknya orang bangun dengan perasaan tubuh kurang bugar. Melatonin juga dihasilkan (sedikit sekali) apabila orang bermeditasi dengan cara memejamkan mata atau diruangan yang gelap. Produksi melatonin hanya maksimal 2 – 5 mg perhari. Melatonin dihasilkan juga oleh hewan dan mengatur pola hibernasi beruang – misalnya – yang harus tidur selama berbulan-bulan pada musim dingin. Melatonin mengatur jam biologis manusia sehingga terbangun dan mengantuk pada waktunya. Ini penting bagi hewan karena hewan tidak mengenal jam mekanik tetapi matanya peka terhadap ultra violet UV matahari yang menghambat produksi melatonin pada siang hari tetapi merangsang produksi melatonin pada malam hari. Melatonin juga bermanfaat bagi berkembangnya kesadaran spiritual. Injeksi melatonin kimiawi membawa efek sedatif (penenangan) namun membawa akibat samping ketagihan.

2. Pinolin.
Menurut penelitian Mantak Chia yang memperkenalkan system meditasi kamar gelap (Darkroom meditation) setelah hari ketiga meditasi dalam alam kegelapan maka kadar melatonin mencapai tingkat 15 sampai 20mg di dalam darah, maka kelenjar pineal berhenti mengekskresikan melatonin dan mulai memproduksi pinoline yang bersifat superkonduktor dan meningkatkan replikasi sel-sel tubuh (mitosis) dan interkalasi dengan molekul-molekul DNA. Historisnya, zat pinoline hanya dihasilkan dalam rahim wanita yang sedang mengandung, dalam “lucid dreaming” dan dalam pengalaman pra-mati (Near Death Experience atau NDE).

Pinolin inilah yang merangsang terjadinya clairvoyance, clairaudiencedan clairsentience. Tanpa kadar pinoline yang tinggi jangan harap terjadi gejala-gejala metafisis tersebut. Atau dibalik pernyataannya, orang yang memiliki bakat alami akan ketiga jenis penglihatan, pendengaran, pe-roso-an (roso Jawa tidak identik dengan rasa) batin tersebut pastilah ditubuhnya secara alami memiliki kadar pinoline yang tinggi.

Demikianlah sehingga pinoline membantu dalam proses dekoding DNA yang memuat “collective memory” dari nenek moyang seseorang sehingga ia menemukan informasi senilai harta karun yang tersembunyi. Pola decode yang diberikan oleh otak kanan itu akan berupa cahaya, suara, pengetahuan (ilham) dan realisasi.
Tubuh manusia memiliki enam trilyun sel dan setiap sel dapat “berkomunikasi” dengan setiap sub- artikel atom yang bertebaran di seluruh ruang angkasa ini. Setiap sel itu memiliki “kecerdasan” dan mampu berkomunikasi satu sama lain. Maka tidak heran kalau dengan kadar pinolin yang tinggi manusia mampu “membaca” kepingan-kepingan memory yang tertinggal pada partikel-partikel atom di manapun di alam semesta ini.

Boleh dikatakan pinoline memungkinkan pintu menuju atas sadar manusia terbuka dan manusia dapat mengakses informasi yang terdapat di sana dan di mana-mana. Maka membaca “jejak memory” yang menempel pada HP seseorang yang tidak dikenal atau arloji yang dipakainya relative merupakan sesuatu yang “bukan mustahil”. Partikel atom garam yang berasal dari keringat seseorang atau hormone pheromone dari tangannya masih menempel pada HP atau arloji itu – sesuai hukum kekekalan zat dan memuat “sebagian memory” dari si pemiliknya.

3. Hormon 5-MeO-DMT.
Setelah berada dan bermeditasi selama 6 sampai 8 hari terus menerus maka kelenjar pineal mulai memproduksi hormon ini. Hormon ini bersifat luninesens (medatangkan cahaya) dan fosforensens karena sejumlah fosfen disalurkan ke korteks mata dan orang melihat sinar terang di kepalanya.

Penelitian oleh trio E.P.A.Van Wijka; J. Ackermanc; R.Van Wijka,b (aInternational Institute of Biophysics, Neuss, Germany bUtrecht University, The Netherlands cCottage Hospital, Santa Barbara, CA, USA) menunjukkan bahwa meditasi menghasilkan emisi foton ultra-lemah (UPE = Ultra Weak Photon Emission) pada lengan dan dahi para meditator yang diobservasi.

Maka tidak heran kalau lukisan para aulia dalam agama apapun selalu diberi latar belakang sinar terang di belakang kepala mereka dan disertai halo (gelang sinar di kepala). Bagaimana mungkin semua agama memperlihatkan kecenderungan yang sama apabila fenomena tersebut hanya bersifat fiktif atau artifisial?
Pada tingkat itu NMDA-I (‘N-Methyl-D-Aspartare Inhibition’) biasanya muncul. Ini merupakan “wujud halus” proses perlambatan daripada signal-signal input glutamat ke dalam sel-sel. Dan hal ini mempermudah sistem syaraf untuk menyebabkan elektron-elektron berhenti beredar di dalam sel-sel, yang pada gilirannya menyebabkan tingkat meditasi menjadi jauh lebih mendalam lagi. 5-MeO-DMT berinterkalasi dengan perantara RNA. Orang dapat melihat visualisasi holon, seperti memahami pikiran-pikiran pra-bahasa (bahasa telepatik).

4. Dimethyltryptamin (DMT)
Pada hari kesembilan sampai duabelas dalam meditasi dalam ruang gelap total, maka kadar hormone DMT dapat mecapai 25 mg dalam darah. Maka terbukalah apa yang dinamakan “mata ketiga” dam orang secara spiritual dengan “tubuh energi”-nya mampu melayang ke antariksa melampaui dimensi ruang dan waktu.

TM-Sidhi Course pernah mengajarkan selain “flying sidhi” juga teknik `menembus tembok” ini tetapi course semacam ini setahu saya belum pernah diadakan di Indonesia. Dalam course Darkroom Meditation ini selepas 12 hari maka para meditator akan memiliki pandangan mata inframerah dan ultraviolet serta mampu berlari-lari antar ruangan dengan benar-benar “menembus tembok’ dan `tembus orang” dengan cara melihat dan menembus “pola panas tubuhnya” (heat patterns). Pada tahap inilah orang mulai memahami serta mengalami apa yang dinamakan `unconditional love” atau “agape” yaitu jenis kasih yang bersifat ilahi (bukan kasih manusiawi atau sekedar homofil lagi).

Ilmuwan “Menemukan Kembali” Mata Ketiga
Pentingnya mata ketiga yang dikenal juga sebagai mata kebijaksanan, telah diketahui oleh para pencari Kebenaran dan praktisi rohani selama berabad-abad, namun baru-baru ini keberadaannya baru diakui oleh ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh orang Rusia baru-baru ini, negatif (film) yang diletakkan di dalam sebuah amplop yang tidak tembus cahaya mulai berkembang menjadi gambar foto setelah diletakkan di atas dahi seseorang. Menurut peneliti utama riset ini, Vitaly Pravdivstev, “Pengujian ini mengungkapkan bahwa orang-orang tertentu sanggup memancarkan apa yang disebut “gambaran otak” dari suatu tempat di dalam dahi.”

Pravdivstev terus menunjukkan hubungan antara kemampuan ini dengan pusat otak yang dikenal sebagai mata ketiga. Ia menyatakan, “Tradisi orang Asia kuno dapat membuktikan perkiraan kita: Mereka mengatakan bahwa radiasi datang dari pusat energi manusia. Ilmu pengetahuan esoterik menyebut pusat ini sebagai mata ketiga.”

Demikian juga, keberadaan mata ketiga pada hewan-hewan tertentu telah dibuktikan di bidang zoologi. Banyak reptil dan burung memiliki mata ketiga yang berhubungan dengan kelenjar pineal. Mata ini tidak melihat dengan cara yang sama seperti mata fisik, tetapi mata ini dapat merasakan cahaya dan panas. Selain itu, kelenjar pineal manusia telah terbukti memiliki penerima cahaya dan memproduksi melatonin, suatu zat yang pelepasannya ditentukan oleh sejumlah cahaya yang diterima tubuh (lihat majalah Berita # 133,“The Pineal Gland and Melatonin (Kelenjar Pineal dan Melatonin)”.

Namun, ilmuwan umumnya meremehkan pentingnya fungsi kelenjar pineal dalam tubuh manusia. Meskipun sama dengan mata ketiga dari hewan-hewan tertentu, manusia tidak menggunakan kelenjar tersebut untuk merasakan cahaya secara langsung. Penemuan baru-baru ini menunjukkan bahwa mata fisik juga dapat memproduksi melatonin sehingga membuat peran kelenjar pineal semakin diabaikan. Akhirnya, tidak seperti pada hewan, mata ketiga manusia terpendam di dalam otak dan perbedaan tempat ini dapat membuat keberadaan kelenjar pineal manusia bahkan semakin kurang penting. Dalam istilah evolusi, kelenjar tersebut kelihatannya lambat laun menghilang daripada digunakan untuk fungsi vital.

Namun, penemuan yang dilakukan oleh Vitaly Pravdivstev yang dibahas di atas mungkin mendorong ilmu pengetahuan modern untuk menerima pandangan baru pada topik tersebut. Kemampuan untuk memproyeksikan gambar di foto telah menunjukkan bahwa organ ini sebenarnya dapat “melihat” sendiri dan bekerja melampaui tingkat keberadaan fisik. Kebanyakan dari mata ketiga mungkin berada dalam keadaan yang tidak aktif. Alasannya mungkin berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh ilmu pengetahuan. Kelenjar pineal mungkin hanya butuh semacam pembangkitan yang Guru sebut sebagai “berhubungan kembali dengan Tuhan“ untuk mendapatkan perannya yang benar.

Pengarang lain, G de Puruker, seorang teosofis, pada tahun 1920 menulis tentang kelenjar pineal dan evolusi manusia dilihat dari sudut pandang rohani:Bahkan saat ini, kelenjar pineal merupakan sumber dari kesadaran intuisi. Pada saat kita mempunyai firasat, kelenjar ini bergetar dengan perlahan; ketika kita mempunyai inspirasi atau kilasan pemahaman intuisi, ia bergetar lebih keras. Namun demikian, mata kebijaksanaan sangat sulit digunakan, terutama karena bekerjanya kedua mata fisik kita yang menghambatnya. Seiring dengan berlalunya waktu, kedua mata akan tumbuh dengan perlahan dan bekerja semakin sempurna, namun perannya nanti akan berkurang, dan “mata pertama“ akan kembali berperan sebagaimana mestinya.

Mungkin keterangan Puruker tentang “mata pertama“ dapat menjadi tanda penting untuk mengenali Zaman Keemasan. Jika demikian, penelitian Pravdivstev dapat melambangkan pengesahan ilmu pengetahuan tentang pentingnya mata kebijaksanaan. Seperti yang dikatakan Guru, mata kebijaksanaan adalah titik dimana kita “pergi“ berhubungan kembali dengan Tuhan di dalam. Pada dasawarsa mendatang, kita semua harus lebih menghargai pentingnya hubungan kita dengan Tuhan.?

PELAJARAN SELANJUTNYA KLIK DI SINI……. 
KLIK..

BAGI YANG KETINGGALAN PELAJARAN AKTIVASI MATA KETIGA, SESI PERTAMA PELAJARAN  KLIK DI SINI…




MATA KETIGA VS MATA HATI

1 10 2011

Assalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh….

Hmm.. MATA KETIGA…??
Hmm.. Banyak yang terjebak dengan kata-kata dan istilah… Mata Ketiga senantiasa dikaitkan dengan kemampuan untuk melihat secara visual atau gambar. Padahal sebenarnya tidak demikian. Mata Ketiga sebenarnya merupakan salah satu Organ Intuisi atau Indra Ke-enam manusia yang terletak di otak yang di sebut dengan God Spot atau Kelenjar Pineal Gland.

Manusia sebenarnya memiliki enam indera. yang lima indera disebut sebagai panca indera, sedangkan yang keenam disebut sebagai indera ke enam. Panca indera terdiri dari mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit.

Mata digunakan untuk melihat. Dan hanya bisa melihat ketika ada pantulan cahaya dari benda yang ingin dilihat ke mata kita. Jika tidak ada pantulan cahaya, meskipun ada benda di depan kita, benda tersebut tidak bisa kita. lihat. Misalnya dalam kegelapan yang sangat, kita pun tidak mampu melihat tangan kita sendiri.

Indera penglihatan ini memiliki berbagai keterbatasannya. la hanya mampu melihat jika ada pantulan ‘cahaya Tampak’ pada frekuensi 10 pangkat 14 Hz. Ia tidak bisa melihat benda yang terlalu jauh. la juga tidak bisa melihat benda yang terlalu kecil seperti atom atau elektron. Juga tidak bisa melihat benda-benda di balik tembok.

Bahkan mata kita gampang tertipu dengan berbagai kejadian, misalnya fatamorgana. Atau juga pembiasan benda lurus di dalam air, sehingga kelihatan bengkok. Dan lain sebagainya.

Penglihatan oleh mata kita sangatlah kondisional, dan tidak ‘menceritakan’ fakta yang sesungguhnya kepada otak kita. Ambillah contoh, gunung kelihatan biru bila kita lihat dari jauh. Padahal fakta yang sesungguhnya : pepohonan di gunung itu berwarna hijau. Contoh lain, bintang-bintang di langit kelihatan sangat kecil dan berkedip-kedip. Padahal sesungguhnya ia sangatlah besar, ratusan sampai ribuan kali lebih besar dibanding bumi yang kita tempati dan tidak berkedip-kedip.

Juga jika kita menganggap bahwa besi adalah benda padat yang massif dan diam. Pada kenyataannya, besi itu berisi jutaan elektron yang bergerak berputar-putar dan penuh dengan lubang. Dan masih banyak lagi contoh lainnya yang membuktikan bahwa penglihatan kita ini mengalami distrorsi alias penyimpangan yang sangat besar.

Namun demikian mata inilah yang kita gunakan untuk memahami dunia kita. Ya, dunia di luar diri kita. Mata tidak bisa kita gunakan untuk ‘melihat’ dunia di dalam diri kita, seperti pikiran dan kehendak.

Keterbatasan penglihatan kita ini sebenarnya karunia dari Allah. Bayangkan jika penglihatan kita tidak terbatas. Kita pasti bisa melihat jin, bisa melihat manusia lain di balik tembok, atau melihat elektron-elektron pada air yang mau kita minum, atau melihat molekul-molekul udara yang mau kita hirup untuk bernafas. Hidup kita akan sangat kacau dan menakutkan…

Telinga, demikian pula adanya. Telinga adalah alat kelengkapan kita untuk memahami suara yang berasal dari dunia di luar diri kita. Telinga juga memliki berbagai keterbatasannya. la hanya bisa mendengar suara dengan frekuensi 20 s/d 20.000 Hertz (getaran per detik). Suara yang memiliki frekuensi tersebut akan menggetarkan gendang telinga kita, untuk kemudian diteruskan ke otak oleh saraf-saraf pendengar. Maka, hasilnya kita bisa ‘mendengar’ frekuensi suara yang berasal dari dunia luar kita itu.

Jika ada suara-suara yang getarannya di luar frekuensi tersebut (lebih tinggi atau pun lebih rendah) maka kita tidak akan bisa mendengarnya. Misalnya suara kelelawar dengan frekuensinya yang sangat tinggi. Atau juga suara belalang. Dan beberapa jenis suara lainnya.

Kita juga tidak mampu menangkap suara yang terlalu lemah intensitasnya, seperti orang yang berbisik. Atau, kita juga tidak mampu menangkap suara yang terlalu jauh sumbernya dari kita. Juga tidak mungkin kita mampu menangkap suara-suara pada frekuensi sangat tinggi, seperti pada gelombang radio, dan lain sebagainya.

Pada intinya, telinga kita memiliki keterbatasannya. Sebagaimana mata, juga sering mengalami distorsi alias penyimpangan. Di tempat yang riuh misalnya, telinga kita tidak mampu menangkap pembicaraan dengan volume normal. Dan jika digunakan untuk mendengar suara yang terlalu keras, gendang telinga kita bisa mengalami kerusakan.

Allah memberikan batas pendengaran kita sebagai karunia dan rahmat. Bayangkan jika pendengaran kita tidak dibatasi, maka kita akan bisa mendengarkan suara-suara berbagai binatang malam. Juga kita bisa mendengarkan suara jin, dan lain sebagainya. sehingga kita pasti tidak akan bisa tidur karenanya…

Indera yang ketiga adalah hidung. Indera ini digunakan untuk memahami bau. Gas yang mengandung partikel-partikel bau menyentuh ujung-ujung saraf pembau di lubang hidung kita bagian dalam. Maka, dikatakan kita bisa membaui benda atau masakan tertentu, karena rangsangan yang ditangkap oleh saraf pembau itu akan diteruskan ke otak kita, dan kemudian memberikan ‘kesan’ bau tertentu kepada kita.

Namun ini juga memiliki berbagai keterbatasannya, serta memberikan distorsi yang beragam. Jika kita membaui aroma yang terlalu ‘pedas’ misalnya, maka hidung kita akan bersin-bersin. Demikian pula jika kita membaui aroma busuk terlalu lama, maka hidung kita akan beradaptasi dan kemudian memberikan kesan bahwa aroma tersebut tidaklah busuk lagi. Dan sebagainya.

Dan kemudian indera pengecap dan peraba, yaitu lidah dan Kulit. Lidah digunakan untuk mengecap rasa, sedangkan kulit digunakan untuk merasakan kasar halusnya sebuah benda. Sebagaimana indera indera sebelumnya, maka kedua indera ini juga memiliki banyak keterbatasan dalam memahami fakta yang ada di luar dirinya.

Kalau kulit kita dibiasakan dengan benda kasar terus dalam kurun waktu yang panjang, maka kepekaan kulit kita untuk memahami benda yang halus juga akan berkurang. Kalau kulit dibiasakan dengan suhu panas dalam kurun waktu yang lama, maka ia juga tidak mampu mendeteksi suhu dingin dengan baik. Begitu juga dengan kemampuan lidah kita. Dalam kondisi terlalu pedas, misalnya, kepekaan lidah kita akan sangat berkurang. Dan lain sebagainya.

Dengan berbagai penjelasan di atas, saya hanya ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa indera kita bekerja dalam keadaan yang sangat kondisional, dan kurang bisa dipercaya. Juga memiliki keterbatasan-keterbatasan yang sangat sempit dalam memahami fakta yang sesungguhnya. terjadi. Panca indera hanya bisa digunakan untuk melihat ‘Dunia Luar’ dalam kondisi yang sangat terbatas!

Sebenarnya, manusia memiliki indera yang jauh lebih hebat dibandingkan dengan panca inderanya. Itulah Indera ke enam. Setiap orang memiliki indera ke enam yang bisa berfungsi melihat, mendengar, meraba, merasakan, dan membaui sekaligus.

Jadi MATA KETIGA = INDRA KE ENAM.
Dan itu tidak melulu soal melihat secara gambar atau visual, tetapi bisa juga bersifat mendengar, meraba, merasakan, dan membaui sekaligus. Dan potensi ketajaman Indra Keenam tiap orang tidak sama.

  • Ada yang Dominan Potensi Melihat, atau Indra keenamnya berbakat di bidang penglihatan gaib.
  • Ada yang Dominan Potensi Mendengar, atau Indra keenamnya berbakat di bidang pendengaran gaib.
  • DLL.

Dengan memahami ini, maka kita tidak akan iri dengan kemampuan orang lain. Tetapi kita akan lebih fokus memaksimalkan ketajaman indra keenam yang kita miliki…

Tumbuhkan Kesadaran untuk mensyukuri setiap anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Maka potensi diri kita akan semakin ditingkatkan oleh Allah swt…

Kenapa tidak semua kita bisa menggunakan Indra keenamnya? ya, karena kita tidak melatihnya. Sejak kecil, setiap manusia memiliki indera ke enamnya, dan berfungsi dengan baik. Karena itu, seorang bayi bisa melihat dunia Dalamnya. la menangis dan tertawa sendiri, karena melihat ada ‘Dunia Lain’, selain yang bisa ‘dilihat’ oleh panca indera orang dewasa. Seorang anak sampai usia balita bisa melihat dunia jin.

Akan tetapi seiring dengan pertambahan waktu, kemampuan indera ke enam kita itu menurun drastis. Sebabnya adalah orang tua kita tidak melatih indera ke enam kita itu. Mereka lebih melatih panca indera kita untuk memahami ‘Dunia Luar’. Orang tua kita lebih risau jika kita tidak bisa memfungsikan panca indera ketimbang indera yang ke enam. Padahal kemampuan indera ke enam ini jauh lebih dahsyat.

Kita bisa membuktikannya pada beberapa orang yang mengalami masalah dengan penglihatannya, tetapi ia memiliki ‘perasaan’ (feeling) yang lebih kuat dibandingkan dengan orang normal.

MATA HATI

Sasaran penggarapan peribadatan dalam Islam adalah Hati. Sebelumnya juga telah dijelaskan bagaimana cara melembutkan hati agar bisa memunculkan aura jernih, yang menjadi ciri khas ahli Surga nantinya.

Disisi lain Allah juga memberikan gambaran bahwa hati ternyata menjadi indera utama kita ketika hidup di akhirat nanti. Hal tersebut dikemukakan oleh Allah di dalam ayat berikut,

“Dan barangsiapa di dunia ini buta hatinya, maka di akhirat nanti juga akan buta,dan lebih sesat lagi jalannya.” QS. Al Israa:72

Sangat jelas Allah memberikan gambaran dalam ayat di atas bahwa kalau hati kita buta di dunia ini, maka nanti di akhirat kita tidak akan bisa melihat, dan kemudian hidup kita menjadi sangat susah di sana karena tidak tahu jalan. Tersesatlah kita. Kenapa bisa demikian? Bagaimana menjelaskannya?

Dan yang menarik, Allah mengatakan di dalam ayat di atas bahwa kehidupan akhirat nanti akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan MATA HATI. Barang siapa buta hatinya di dunia, maka di akhirat nanti akan buta juga, bahkan lebih sesat lagi jalannya. Kenapa demikian? Karena memang panca indera kita itu tidaklah bisa diandalkan untuk memahami kenyataan. Apalagi untuk ‘bertemu’ Allah.

Apa yang kita lihat sekarang ini, bukanlah fakta yang sebenarnya dari kehidupan ini. Apa yang kita dengar, juga bukanlah fakta yang sebenarnya dari alam sekitar ini. Semua yang kita pahami lewat panca indera kita di dunia ini sebenarnya bukanlah fakta yang sesungguhnya. Fakta yang sesungguhnya akan terungkap ketika kita hidup di akhirat.

Allah berfirman : “Pada hari terbongkar segala rahasia….” (QS. At Thaariq : 9)

“Pada hari mereka mendengar suara dengan sebenarnya. Itulah hari keluar dari kubur” (QS. Qaaf:42)

“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam” (QS. Qaaf:22)

Ketiga ayat tersebut di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa pendengaran dan penglihatan yang sebenarnya itu adalah ketika, kita berada di alam akhirat. Pendengaran dan penglihatan di dunia ini serba menipu. Pada saatnya nanti, yang tidak nampak kini, akan dinampakkan oleh Allah.

Kenapa demikian? Karena alam akhirat adalah alam berdimensi 9 di langit yang ketujuh yang memungkinkan kita untuk melihat alam berdimensi lebih rendah langit 1 sampai dengan langit 6 dengan lebih gamblang.

Kita, manusia, hidup di langit pertama yang berdimensi 3. Sedangkan bangsa jin, menempati langit kedua yang berdimensi 4. Dan malaikat adalah makhluk Allah yang bisa bergerak lintas dimensi, sampai ke langit yang ketujuh.

Akan tetapi secara ringkas, saya ingin mengatakan bahwa di alam akhirat yang berdimensi 9 itu kita, tidak bisa menggunakan panca indera kita. Seperti halnya, kita tidak bisa melihat jin dan malaikat dengan mata kita. Bisanya hanya dengan indera ke enam. Apalagi untuk ‘melihat’ Allah. Mata kita tidak berfungsi. Allah hanya bisa ‘dilihat’ dengan mata batin, alias Hati.

Karena itu, orang yang tidak melatih hatinya saat hidup di dunia sehingga hatinya tertutup maka mereka akan dibangkitkan Allah di akhirat nanti dalam keadaan buta. Hal ini diungkapkan Allah dalam ayat-ayat berikut.

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thahaa:124)

“Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahanam, itu akan padam Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.” (QS. Israa:97)

Bagaimana cara melatih hati kita agar terbuka? Banyak banyaklah melakukan berbagai peribadatan yang diajarkan Rasulullah kepada kita, seperti shalat yang khusyuk, puasa, dzikir, berhaji, dan lain sebagainya dengan tulus dan ikhlas

MATA KETIGA VS MATA HATI
Mata Ketiga berpusat di kelenjar Pineal Gland di otak kita. Sedangkan Mata Hati berpusat di Qolbu (Jantung) kita. Mata ketiga yg berpusat Di Pineal Gland mempunyai saluran yg terhubung dg Lathoif Qalbu yg ada di titik kepala jantung. Spiritualis non muslim menyatakan bahwa yg menjadi kepalanya (intinya) adalah pineal gland, sedangkan yg menjadi ekornya ada di jantung. Tapi menurut saya justru kebalikannya, yg berada di pineal gland itulah yg ekor, sedangkan pusatnya yg berada di Qalbu.

Pengalaman membuktikan, Bagi siswa NAQS yg sdh berlatih kultivasi dalam pelajaran Kuantum Makrifat. Walaupun dia tdk berlatih meditasi mata ketiga. Namun ternyata mata ketiganya juga menjadi aktif secara otomatis. Cakra-cakra spiritual yang berada di daerah kepalanya juga secara otomatis menjadi meningkat aktifitasnya. Indra ke enam, intuisi, dan juga kecerdasan laduninya juga ikut berkembang…

Maknanya, orang yg berlatih hanya meditasi mata ketiga belum tentu mampu mengaktifkan Lathoif Qolbunya, makanya mereka bilang Qalbu itu hanya ekor atau potensinya kecil. Itu karena mereka tidak mampu untuk mengolah lathoif qolbu. Sehingga menjadi wajarlah bila mereka tidak mampu menangkap kebenaran Tauhid dalam Islam.

Sedangkan bagi orang yg melatih Qolbunya, secara otomatis mata ketiganya atau Kelenjar Pineal Gland teraktivasi, jadi kesimpulannya mata ketiga itulah yg mengekor kepada Qalbu…

Sedangkan titik Lathoif Qolbu itu sendiri adalah titik ujung terluar dari jembatan penghubung yg menghubungkan alam Materi dengan Alam Maha Kosmos (Arsy/Alam Ketuhanan), yg rahasianya hanya diketahui oleh para pewaris Rasulullah Muhammad SAW. Dengan mengolah Mata Hati ini, maka tidak hanya indra keenam kita yang semakin tajam. Tetapi hati kita juga akan menjadi semakin jernih sehingga dapat menangkap kebenaran Tauhid dalam Islam. Memahami kebenaran Dua Kalimah Syahadat secara Hakiki. Tidak hanya bersaksi atas ke-esaan Tuhan, tetapi juga bersaksi atas kerasulan Nabi Muhammad SAW.

Makanya, tdk heran perbedaan konsep ini juga berpengaruh pd perbedaan filosofi. Yang mana terkait dg ketauhidan yg terbagi menjadi dua filosofi, yaitu Beriman kpd Allah sebagai Dzat Pencipta alam semesta. Dan ini sesuai dg Al Quran. Dan beriman kpd Tuhan dlm konsep emanasi, yaitu makhluk dlm derajat Ruh (Sejatinya Diri/Higher Self) adalah merupakan emanasi dari Dzat Tuhan. Dan filosofi ini sgt dipengaruhi oleh konsep agama Hindu Budha dan faham Manunggaling Kawulo Gusti.

Jadi walupun agamanya islam, bila metode spiritualnya menjadikan cakra ajna & cakra mahkota ataupun pineal gland sbg pusat spiritulitasnya. Maka bs dipastikan secara ruhaniah dia akan tercetak utk mempunyai mindset faham emanasi, wihdatul wujud. Karena dia merasa diri sebagai bagian instrinsik dari Dzat Tuhan yang dalam hal ini Tuhan itu identik dengan Alam semesta.

Dari sini pulalah Konsep Nur Muhammad terpecah menjadi dua. Yaitu Nur Muhammad adalah semata-mata sebagai Inti & Ibu dari Energi Alam Semesta. Oleh karenanya siapapun saja tanpa memandang agamanya apa, akan dapat terhubung dengan Nur Muhammad ini. Asal dia sudah cukup mumpuni dalam melatih spiritualnya.

Sedangkan Konsep kedua memandang bahwa tidak semua manusia secara otomatis dapat mengakses Nur Muhammad, walaupun dia sudah sangat hebat dalam mengolah spiritualnya. Bila tidak mewarisi Nur Muhammad yang diwarisi dari Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Sebagai wasilah atau frekwensi pembawa ruhaninya untuk terhubung dengan Nur Muhammad. Serta sebagai wasilah untuk mendewasakan Ruhaninya mencapai derajat keseimbangan yang sempurna dalam Hakekat Muhammadiyah atau Insan Kamil. Jadi dalam konsep kedua ini Nur Muhammad mempunyai dua definisi, yaitu sebagai Inti & Ibu dari Energi Alam Semesta dan sebagai Al-Wasilah. Dan yang pasti konsep kedua ini menyatakan bahwa Nur Muhammad bukanlah Dzat Tuhan, Jadi Nur Muhammad hanyalah sekedar Makhluk Ciptaan Allah yang paling awal dan paling sempurna. That’s all….

Sebagai penutup mari kita renungkan syair Syekh Abdul Karim Ibnu Ibrahim Al Jaili [1366M – 1430M], berikut ini :

Qalbu adalah Singgasana Allah
Pusat kendali diri setiap manusia
Landasan penampakkan Al Haq
Ranah hamparan kasih rahmatNya

Ia adalah cerminan hakikatNya
Mikroskop nilai keluhuranNya
Wadah penampung kalamNya
Jaring penangkap isyarat-isyaratNya

Ia dianalogikan dengan cahaya
Diurai dengan huruf-huruf Qur’ani
Ia laksana, minyak dan lampu
Dalam Misykat serta kaca menyala

Ia mudah terbalik dan pongah,
Qalbu yang ingat mulia, yang lalai nista,
Ia kadang bersinar, kadang gelap,
Ia menyinari jagad diri dan kehidupan,

Qalbu didatangi DutaNya untuk
Dipersiapkan menerima tugas ketuhanan
Qalb suci bermoral malaikatNya
Qalbu kotor berkarakteri setan terlaknat

Qalbu adalah penanda setiap insan
Adakah ia manusia baik atau buruk
Ia merupakan pundit rahasia batin
Samudera pengetahuan setiap manusia
Ia kunci pembuka keagunganNya
Pintu pembentang rahasia-rahasiaNya

Itulah wajah hakiki qalbumu yang sesungguhnya
Simpanlah rahasia batinmu, kau akan melihat rahasiaNya

Kebahagiaan dunia bisa diraih dengan jejak kaki
Kebahagiaan hakiki akhirat hanya bisa ditempuh dengan qalbu

Penyingkapan Agung dan tirai Makrifat terbuka oleh “laku“ qalbu
Rapor kebaikan dan keburukan setiap insani berdasar “laku“ qalbu

Manusia yang membiarkan kalbunya penuh noda hati
Selamanya tidak akan merasakan penyingkapan rahasia AgungNya

Qalbu adalah perbendaharaan agung
Modal utama setiap manusia menujuNya
Insan yang tidak memuliakan kalbunya
Akan menuai keburukan abadi di sisiNya

Qalbu adalah landasan pacu hakikat
Nilai hakiki tidak akan landing di qalbu yang kotor
Qalbu yang tidak suci berlumur hijab
Qalbu yang terhijab tidak akan Makrifatullah

Qalbu adalah media Wushul da Qurb
Keintiman denganNya juga dengan “laku“ qalbu
Hakikat kebaikan bersendikan qalbu
Kebaikan yang tidak bernurani, adalah busuk

Ilham suciNya turun di qalbu suci
Qalbu buruk adalah landasan bisikan jahat setan
Muara “laku“ qalbu adalah ridhaNya
KerelaanNya hanya berdasarkan “laku“ qalbu jernih
KemurkaanNya akibat “ulah“ qalbu
Siksa pedih akhirat juga akibat “ulah“ busuk qalbu

Qalbu adalah sentra penentu nasib
Kebahagiaan dan kesengsaraan hakiki akibat qalbu
Qalbu yang taat beroleh ridhaNya
Qalbu yang kufur, akan menuai kemurkaanNya
Qalbu yang pongah dan tersesat
Adalah qalbu yang lupa mendzikir padaNya
Wajah kebaikan qalbu adalah lurus
Wajah kesesatan qalbu, tindak kemaksiatannya

Tajamkan mata Qalbu dan pikir
Akan tersingkap keagungan rahasia ayat-ayatNya
Qalbu adalah pengantin jasad dan ruh
Hanya Qalbu Sakinah yang sambung dengan DiriNya

Lihatlah kepada “laku“ baik qalbumu
Itulah rahasia batinmu, dan modal utamamu menujuNya
Pandanglah kebaikan-kebaikanNya
Akan ditampakkan untukmu segala makna hakiki

WALLAHU A’LAM….

PELAJARAN SELANJUTNYA KLIK DI SINI…
ATAU KLIK …

AKTIVASI MATA KETIGA KLIK DI SINI…




Strategi Mempertajam Intuisi

28 09 2011

[NAQS DNA INSTITUTE]~Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan diluar kesadaran. Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku. Ternyata, didalam buku itu ditemukan keterangan yang dicari-carinya selama bertahun-tahun. Atau misalnya, merasa bahwa ia harus pergi ke sebuah tempat, ternyata disana ia menemukan penemuan besar yang mengubah hidupnya. Namun tidak semua intuisi berasal dari kekuatan psi. Sebagian intuisi bisa dijelaskan sebab musababnya.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang berada dalam jajaran puncak bisnis atau kaum eksekutif memiliki skor lebih baik dalam eksperimen uji indera keenam dibandingkan dengan orang-orang biasa. Penelitian itu sepertinya menegaskan bahwa orang-orang sukses lebih banyak menerapkan kekuatan psi dalam kehidupan keseharian mereka, halmana menunjang kesuksesan mereka. Salah satu bentuk kemampuan psi yang sering muncul adalah kemampuan intuisi. Tidak jarang, intuisi yang menentukan keputusan yang mereka ambil.

Sampai saat ini dipercaya bahwa intuisi yang baik dan tajam adalah syarat agar seseorang dapat sukses dalam bisnis. Oleh karena itu tidak mengherankan jika banyak buku-buku mengenai kiat-kiat sukses selalu memasukkan strategi mempertajam intuisi.

Anda mempunyai kemampuan untuk memecahkan permasalahan dengan seketika jika anda mempercayai diri sendiri. Kita semua pasti seperti itu, namun seringkali peringatan itu seperti tidak datang lagi, kenapa? Dan bagaimanakah cara kita mengeksploitasi kekuatan batin itu – yakni suara batin yang mengabaikan semua kebohongan, manipulasi, dan tipuan, serta mengatakan kepada kita hal sebenarnya?

Strategi Enam langkah untuk mempertajam intuisi adalah:

1. Pergunakanlah empati alami kita sesering mungkin
Bayangkan diri anda berada dalam posisi orang lain. Atau dengarkanlah pengalaman-pengalaman orang lain dan rasakan bagaimana mereka merasakannya pada saat itu. Lebih baik lagi kalau Anda menerima keluhan-keluhan dan memberikan pertolongan dengan memberikan solusi-solusi, bukan hanya memonitor dan membanding-bandingkan. Rasakanlah penderitaan batin mereka! Semakin dalam perasaan Anda terlibat, maka semakin memperkuat intuisi Anda. Dengan kata lain semua pengalaman buruk orang lain bisa memperkuat intuisi Anda tanpa Anda harus mengalaminya sendiri.

2. Biarkan diri Anda merasa takut dan mengalirlah melewatinya
Anda pasti tidak menyukai rasa takut, bukan? Begitu juga semua orang. Tetapi rasa takut adalah insting dasar yang diberikan Tuhan agar kita bisa survive di dunia ini. Kita harus menyesuaikan diri dengannya dan menemukan suatu cara untuk menjadikannya teman kita, bukan sebagai musuh, kecuali jika anda adalah superman dan sudah melampaui rasa takut itu. Anda harus menemukan suatu cara untuk memanfaatkannya dengan tujuan kebaikan.

Ketakutan menghalangi intuisi, namun ketika dihalangi intuisi akan menjadi lebih kuat dengan mengadakan pembalasan. Mekanisme ini mirip dengan sistem kekebalan tubuh kita (imun) ketika disuntikkan vaksin (virus yang dilemahkan). Oleh sebab itu biarkan diri Anda untuk merasa takut. Jangan menahan bagian manapun dari rasa takut. Jangan mengubur perasaan takut itu dalam-dalam. Tapi fokuskan secara langsung bahwa kita berada di atasnya dan mengendalikan rasa takut hingga berakhir. Setelah itu Anda akan menjadi lebih kuat dengan lebih banyak kejelasan. Membiarkan diri Anda untuk merasakan ketakutan akan memperkuat intuisi karena hal itu berarti mengajar Anda untuk mendengarkan suara dari lubuk hati dan menerima rasa takut apa adanya, alih-alih bertempur melawannya.

3. Membaca Getaran Emosi Orang Lain
Ketika anda terlibat dengan orang lain, seperti bertatap muka, berbicara di telepon, atau online, cobalah untuk membaca emosi mereka. Beri nama emosi-emosi mereka. Apakah kedengarannya seperti bunyi marah, berbahagia, penuh harapan, gembira, tertekan, atau sedih? Semakin banyak anda berhubungan dengan emosi orang lain, semakin dalam pemahaman Anda akan situasi-situasi sosial dan semakin baik intuisi Anda akan berfungsi. Getar-getar intuisi dan ide-ide abstrak datang dari tempat yang sama di dalam diri kita di mana emosi terbentuk, sehingga semakin baik Anda membaca dan mengidentifikasi emosi orang lain semakin baik kemampuan Anda menciptakan dan berkomunikasi dengan menggunakan intuisi. Mengidentifikasi dan memberi nama emosi di dalam diri Anda dan orang lain adalah sebuah latihan yang membutuhkan banyak energi.

4. Hentikan penilaian-penilaian pribadi (judgments)
Ketika Anda menghakimi seseorang atau sesuatu – termasuk diri Anda sendiri – itu bukan intuisi, tapi energi negatif yang menghalangi intuisi. Ketika Anda mendengar suara kritik di dalam benak Anda yang berkata, “Dia bodoh”, “Dia jahat”, “Aku gemuk”, atau “Aku akan kalah”, maka berhentilah berkata seperti itu dan berpikirlah; Kenapa aku berkata seperti itu? Ketika Anda mendengar hati berkata menghakimi, suruh dia diam – bukan dengan membenamkannya agar tidak berfungsi, karena dia akan mencari jalan keluar selain itu – tetapi dengan memaksa suatu pertanyaan positif ke dalam kesadaran Anda. Ketika Anda mendapati diri Anda berpikir, “Aku tidak akan pernah bisa menyelesaikan hal ini”, maka ubahlah pemikiran itu menjadi; “Bagaimanakah caranya agar aku menyelesaikan hal ini?” Jika Anda sabar dan mau mendengarkan suara hati yang terdalam Anda, hati itu akan berkata bagaimana caranya agar Anda bisa menyelesaikannya. Ketika hati kita menghakimi, “Itu tidak akan pernah berhasil”, maka bertanyalah pada diri Anda; “Ide manakah yang akan berhasil?” atau “Ide manakah yang lebih baik?”. Begitu Anda mulai menanyakan pertanyaan positif, maka pikiran alam bawah sadar Anda akan mulai menanganinya dengan memberikan solusi-solusi dalam wujud intuisi.

5. Temukan keheningan
Cara terbaik adalah meditasi. Jadualkan sedikitnya tiga puluh menit dalam sehari untuk menghabiskan waktu sendirian dengan pikiran Anda – merenung dan tafakur. Ambil kesempatan untuk duduk sendirian bersama pemikiran-pemikiran Anda, perasaan, dan penggambaran-penggambaran. Kita sudah menghabiskan sebagian besar hidup dengan hampir-hampir tidak mengacuhkan apa yang terjadi di dalam diri kita. Dengan mengambil waktu untuk mendengarkan dunia Anda yang terdalam, Anda akan menemukan betapa ajaib dan mengagumkannya diri Anda. Belajar untuk mendengarkan diri anda di dalam keheningan akan mengantar Anda kepada mendengarkan suara bagian dalam diri ketika anda sedang bersama orang lain dan pekerjaan Anda, dan akan membimbing untuk menangkap ide-ide intuitif yang benar dan tangguh di saat Anda memerlukannya.

6. Latih Kekuatan Pertanyaan
Ingin sebuah kehidupan yang lebih baik?
Tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang akan memberdayakan, menggairahkan, mengispirasikan. Pertanyaan yang baik akan membawa anda menuju arah yang benar dalam proses kehidupan.

Kita gunakan PERTANYAAN-PERTANYAAN yang tepat
Untuk mendapatkan JAWABAN-JAWABAN yang tepat
PERTANYAAN ADALAH KEKUATAN!!
Pertanyaan yang tepat akan menghasilkan jawaban yang tepat, dan jawaban yang tepat akan mengarahkan kehidupan kita menuju arah yang tepat.

Salah satu cara untuk mengasah kecerdasan intuisi dan laduni adalah dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri. Ajukan pertanyaan pada hati nurani kita, dan tunggulah jawabannya. Open Mind, Open Heart, Open Your eyes & Open Your ears, karena jawaban bisa datang darimana saja. Bisa dari desiran dalam hati, bisa dari percakapan yg kita dengar di warung kopi, fesbuk, atau celetukan riang anak-anak kecil bisa jadi merupakan jawaban pertanyaan kita. Bahkan caci maki musuh kita bisa jadi merupakan jawaban dari pertanyaan kita. Just Keep Open… Tansah Eling lan Waspodo…

Ini adalah yang disebut pembangunan tubuh dari intuisi. Tanya jawab adalah cara terbaik untuk menciptakan intuisi-intuisi yang lebih kuat. Intuisi-intuisi kreatif yang paling kuat akan datang kepada Anda setelah sesi-sesi tanya-jawab yang lama. Bentuklah sebuah kelompok diskusi dengan orang-orang yang mempunyai rasa curiga tinggi dan diskusikan isu-isu kompleks, seperti politik, filsafat, sains dan teknologi, sosial kemasyarakatan, kesehatan, atau topik-topik berkaitan dunia kejahatan. Kebanyakan kekuatan bukan datang dari jawaban-jawaban tapi dari pertanyaan-pertanyaannya, membawa anda kepada alur-alur yang belum dipertimbangkan, mendatangkan pertanyaan-pertanyaan baru dan akan mendatangkan lebih banyak lagi jawaban. Tidak ada cara yang lebih baik untuk melatih intuisi Anda dibanding dengan sesi-sesi tanya-jawab yang berkembang.

Jauhilah godaan untuk bertanya apapun yang hanya untuk memenuhi Kehausan akan Rasa Ingin Tahu….

Ingat, ajukan pertanyaan yg penting-penting saja yg bisa membawa kita menuju kemajuan dalam menapaki jalan sukses… Di sini kemampuan untuk mengendalikan diri sangat diperlukan……..

Itulah kenapa siswa NAQS menanamkan kalimat doa ini di alam bawah sadar mereka. “ILAHI ANTA MAQSUDI WA RIDLOKA MATHLUBI”, hanya Allah yg menjadi tujuan utama hidupku dan Ridlo Allah adalah jalan yang aku tempuh….

Ketika kalimat ini sudah kuat berakar di alam bawah sadar, maka akan menjadi sebuah mekanisme otomatis yg membantu kita untuk mengarahkan kehidupan. Sehingga tidak akan terbersit di hati, pertanyaan-pertanyaan konyol yg tidak bermanfaat untuk kehidupan kita. Karena hakikatnya pertanyaan yang muncul ke permukaan kesadaran kita itu bersumber dari alam bawah sadar.

Nah, sesuai dengan rumus Psycho Cybernetics. Bila mekanisme otomatis yang berada di Pikiran bawah sadar kita berisi program-program yang bermanfaat, maka produk pikiran bawah sadar apapun yang muncul ke permukaan kesadaraan kita, adalah sesuatu yang bermanfaat pula. Termasuk kehendak hati untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bermanfaat bagi kemajuan diri kita.

Dengan adanya mekanisme otomatis Alam Bawah Sadar yang positif dan tersambung dengan Cahaya Ilahi ini, Semua masalah yg menjadi pertanyaan hati kita adalah pertanyaan yang efektif yang akan menghasilkan jawaban yg efektif pula, sehingga menghasilkan jawaban yang berdaya guna tinggi dan akan menjadi sebuah batu loncatan dalam menapaki tangga sukses dalam fase kehidupan selanjutnya….. Inilah yg disebut hidup dalam bimbingan dan tuntunan Allah swt……..

Sebagian orang berkata bahwa intuisi itu tidak ilmiah dan tidak beralasan. Pendapat itu benar dan juga salah. Gagasan yang intuitif kreatif memang tidak ilmiah hingga Anda dapat membuktikannya. Bagaimanapun, semua ilmu pengetahuan dimulai dengan sebuah hipotesa. Dan sebuah hipotesa berasal dari mana? Hal-hal yang baik, kreatif, dan orisinil, datang karena intuisi Anda – sebuah kilatan jiwa, cahaya dari Tuhan.

Referensi : Kekuatan Pertanyaan [http://www.naqsdna.com/2011/07/kekuatan-pertanyaan.html]

PELAJARAN SELANJUTNYA Aktivasi Mata Ketiga KLIK Di Sini..




Aktivasi Mata Ketiga Gratis…Tis…

26 09 2011

NAQS DNA INSITUTE, Mata ketiga diasosiasikan dengan chakra Ajna yang terletak pada kening, sedikit diatas pertengahan kedua alis mata. Ajna juga dekat asosiasinya dengan kelenjar pineal/pineal gland yang sering disebut sebagai mata ketiga yang sebenarnya.

Filosofer perancis Rene Descartes mempercayai bahwa pineal gland ini merupakan “the Seat of the soul” (tempat duduknya jiwa) dimana koneksi pikiran dan tubuh dapat bertemu.

Kelenjar yang berukuran sebesar biji kacang ini biasanya tidak/kurang aktif bagi majoritas orang tetapi latihan di bawah nanti bila dilakukan dengan benar akan dapat membangunkan dan menstimulasinya sehingga menjadi lebih aktif.

Fungsi Mata ketiga:

  • melihat energi
  • melihat alam halus/dimensi yang lebih tinggi
  • melihat tembus pandang
  • Pusat Intuisi

Setelah terbuka, mata ketiga mulai mengalami pertumbuhan hingga mencapai sempurna. Kecepatan pertumbuhan itu sendiri pada masing – masing orang tidak sama. Banyak faktor yang mempengaruhinya.

Ilmuwan “Menemukan Kembali” Mata Ketiga
Pentingnya mata ketiga yang dikenal juga sebagai mata kebijaksanan, telah diketahui oleh para pencari Kebenaran dan praktisi rohani selama berabad-abad, namun baru-baru ini keberadaannya baru diakui oleh ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh orang Rusia baru-baru ini, negatif (film) yang diletakkan di dalam sebuah amplop yang tidak tembus cahaya mulai berkembang menjadi gambar foto setelah diletakkan di atas dahi seseorang. Menurut peneliti utama riset ini, Vitaly Pravdivstev, “Pengujian ini mengungkapkan bahwa orang-orang tertentu sanggup memancarkan apa yang disebut “gambaran otak” dari suatu tempat di dalam dahi.”

Pravdivstev terus menunjukkan hubungan antara kemampuan ini dengan pusat otak yang dikenal sebagai mata ketiga. Ia menyatakan, “Tradisi orang Asia kuno dapat membuktikan perkiraan kita: Mereka mengatakan bahwa radiasi datang dari pusat energi manusia. Ilmu pengetahuan esoterik menyebut pusat ini sebagai mata ketiga.”

Demikian juga, keberadaan mata ketiga pada hewan-hewan tertentu telah dibuktikan di bidang zoologi. Banyak reptil dan burung memiliki mata ketiga yang berhubungan dengan kelenjar pineal. Mata ini tidak melihat dengan cara yang sama seperti mata fisik, tetapi mata ini dapat merasakan cahaya dan panas. Selain itu, kelenjar pineal manusia telah terbukti memiliki penerima cahaya dan memproduksi melatonin, suatu zat yang pelepasannya ditentukan oleh sejumlah cahaya yang diterima tubuh (lihat majalah Berita # 133,“The Pineal Gland and Melatonin (Kelenjar Pineal dan Melatonin)”.

Namun, ilmuwan umumnya meremehkan pentingnya fungsi kelenjar pineal dalam tubuh manusia. Meskipun sama dengan mata ketiga dari hewan-hewan tertentu, manusia tidak menggunakan kelenjar tersebut untuk merasakan cahaya secara langsung. Penemuan baru-baru ini menunjukkan bahwa mata fisik juga dapat memproduksi melatonin sehingga membuat peran kelenjar pineal semakin diabaikan. Akhirnya, tidak seperti pada hewan, mata ketiga manusia terpendam di dalam otak dan perbedaan tempat ini dapat membuat keberadaan kelenjar pineal manusia bahkan semakin kurang penting. Dalam istilah evolusi, kelenjar tersebut kelihatannya lambat laun menghilang daripada digunakan untuk fungsi vital.

Namun, penemuan yang dilakukan oleh Vitaly Pravdivstev yang dibahas di atas mungkin mendorong ilmu pengetahuan modern untuk menerima pandangan baru pada topik tersebut. Kemampuan untuk memproyeksikan gambar di foto telah menunjukkan bahwa organ ini sebenarnya dapat “melihat” sendiri dan bekerja melampaui tingkat keberadaan fisik. Kebanyakan dari mata ketiga mungkin berada dalam keadaan yang tidak aktif. Alasannya mungkin berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh ilmu pengetahuan. Kelenjar pineal mungkin hanya butuh semacam pembangkitan yang Guru sebut sebagai “berhubungan kembali dengan Tuhan“ untuk mendapatkan perannya yang benar.

Pengarang lain, G de Puruker, seorang teosofis, pada tahun 1920 menulis tentang kelenjar pineal dan evolusi manusia dilihat dari sudut pandang rohani:

Bahkan saat ini, kelenjar pineal merupakan sumber dari kesadaran intuisi. Pada saat kita mempunyai firasat, kelenjar ini bergetar dengan perlahan; ketika kita mempunyai inspirasi atau kilasan pemahaman intuisi, ia bergetar lebih keras. Namun demikian, mata kebijaksanaan sangat sulit digunakan, terutama karena bekerjanya kedua mata fisik kita yang menghambatnya. Seiring dengan berlalunya waktu, kedua mata akan tumbuh dengan perlahan dan bekerja semakin sempurna, namun perannya nanti akan berkurang, dan “mata pertama“ akan kembali berperan sebagaimana mestinya.

Mungkin keterangan Puruker tentang “mata pertama“ dapat menjadi tanda penting untuk mengenali Zaman Keemasan. Jika demikian, penelitian Pravdivstev dapat melambangkan pengesahan ilmu pengetahuan tentang pentingnya mata kebijaksanaan. Seperti yang dikatakan Guru, mata kebijaksanaan adalah titik dimana kita “pergi“ berhubungan kembali dengan Tuhan di dalam. Pada dasawarsa mendatang, kita semua harus lebih menghargai pentingnya hubungan kita dengan Tuhan. [MK3]

Aktivasi Mata Ketiga

Bukan cuma ring back tone aja yang perlu diaktifkan, tapi mata ketiga kita juga sangat perlu di aktifkan. Semua orang tanpa kecuali punya mata ketiga. Sayangkan kalo nggak di pakai. Gunanya apa ? Sama seperti fungsi mata pada umumnya. Tapi mata yang ini untuk “melihat” hal-hal yang nggak bisa dilihat mata biasa. Gaib gitu ? Ini nggak melulu soal mistik tapi berguna untuk memperbaiki kualitas hidup kita secara global.

Mau tau cara mengaktifkannya? Yang pasti bukan dengan cara kirim sms ke operator hape. he..he..he…

Mata ketiga sendiri seperti fungsi utama mata memang di pergunakan untuk “melihat”.
Hanya hal-hal yang dilihat adalah kasat mata, yang nggak bisa dilihat mata biasa.
Mata biasa mempunyai kemampuan yang terbatas. Hanya bisa melihat bentuk-bentuk dalam dimensi tiga. Benda-benda yang bergetar pada frekwensi rendah. Sedangkan banyak benda-benda atau makhluk (entitas) yang bergetar pada frekwensi yang sangat cepat yang nggak bisa dilihat mata. Biasanya bagi yang terbiasa berpikir memakai logika saja apa yang bisa di lihat itulah yang di anggap kenyataan. Padahal justru hal-hal yang nggak bisa dilihat mempunyai energi lebih besar dan lebih besar pengaruhnya dalam hidup kita.

Contoh mudahnya adalah dengan memperhatikan baling-baling kipas angin. saat baling-balingnya berputar dengan kecepatan rendah kita masih bisa melihatnya. Tapi energi kinetik (angin) yang dihasilkan nggak besar. Lalu saat kecepatan berputarnya ditambah,baling-baling itu seolah menghilang tak terlihat. Tapi energi yang dihasilkan jauh lebih besar. Begitu juga fenomena yang ada di alam. Semua yang bergetar lebih cepat akan sulit terlihat tapi menghasilakan energi yang lebih besar.

Mungkin yang terlihat oleh mata ketiga bukan secara gamblang. Tapi melalui simbol-simbol. Atau lewat mimpi, firasat, intuisi, kejadian-kejadian atau situasi tertentu. Tapi bagi yang sudah terbiasa, hal-hal tersebut bisa ditangkap, diartikan sehingga bisa dipergunakan untuk mengambil keputusan yang tepat atau menghindari bahaya yang akan datang.

Secara medis kelenjar Pituitary juga mempunyai fungsi lain yaitu memproduksi HGH (human growth hormone). Yaitu hormon pertumbuhan dalam tubuh manusia yang diantaranya bertugas untuk membuat tulang lebih kuat,menumbuhkan rambut,merangsang kekebalan tubuh,memperbaiki daya penglihatan,memberikan perasaan nyaman, memperbaiki daya ingat. Dan yang paling penting buat para cewek khususnya, HGH ini bisa membuat kulit lebih halus,sehat dan awet muda.

Nah sekarang saatnya mengaktifkan mata ketiga dan kelenjar pituitary kita. Latihannya sebagai berikut:

  1. Duduk atau bersila nyaman pada asana anda dengan punggung tegak, tenangkan pikiran dan badan dengan baik sebelum menuju ke langkah selanjutnya.
  2. Dengan kedua tangan di letakkan pada paha dan posisinya terbuka menghadap keatas. Atau bagi yang nyaman duduk bersimpuh juga nggak masalah. Posisi tulang punggung harus tegak. Pundak dibuat rileks. Bernafaslah dengan rileks.
  3. Selanjutnya dalam imajinasi kamu, tentukan satu titik diantara kedua alis mata.
  4. Bila sudah berhasil “melihat” titik itu sekarang masih dalam imajinasi kamu “bernafaslah” melalui titik itu. Maksudnya seolah-olah kamu menarik dan menghembuskan nafas melalui titik itu dan bukannya melalui hidung. 
  5. Pertahankan gambaran ini selama mungkin. Bila pikiran kita melantur atau tiba-tiba masuk gambaran pikiran lain. Perlahan-lahan secara lembut kembalikan lagi ke gambaran awal yaitu bernafas melalui titik tersebut. Hal tersebut merupakan hal yang normal jadi nggak perlu khawatir.

Biasanya sensasi-sensasi yang dirasakan adalah denyutan yang cukup keras atau adanya rasa hangat pada titik tersebut. Sensasi yang dirasakan setiap orang akan berbeda-beda. Tidak hal yang baku dalam masalah ini. Bagi yang tidak atau belum merasakan apapun nggak usah kecewa. Karena ini cuma masalah kepekaan individu.

Semakin sering latihan ini dilakukan akan semakin menambah kepekaan dan yang terpenting menstimulasi kelenjar pituitary dan mata ketiga kita. Hingga bisa berfungsi maksimal. Tidak ada aturan waktu yang baku kapan harus dilakukan. Bisa dilakukan kapan saja. Hanya memang baiknya dilakukan di tempat tertutup agar tidak terganggu orang lain.

Setelah sekitar 10-20 menit melakukan latihan, bisa ditutup dengan doa menurut kepercayaan masing-masing.

Efek samping yang diketahui:
Kemungkinan sakit kepala, migraine, panas dingin, sakit ringan yang disebabkan oleh proses adaptasi energi tubuh terhadap pola energi baru. Efek ini dapat terjadi dan juga tidak sama sekali tergantung dari tingkat keaktifan pineal gland anda. Bila terjadi efek samping biasanya hanya akan terasa berlangsung selama hanya berapa waktu, sejam, sehari atau dua hari. Bila berkelanjutan lebih dari 5 hari – seminggu maka dibutuhkan bantuan meditasi untuk menstabilkan arus energi chi tubuh.

Faktor yang menghambat terbuka dan berfungsinya mata ketiga:

  1. Hambatan mental
  2. Trauma
  3. Aura keinginan yang terlalu kuat melihat untuk menggunakan mata ketiga. Oleh karena itu jangan gunakan ambisi atau memaksakan diri yang bisa berakibat terjadinya korslet di otak anda alias terjadi gangguan syaraf alias Gila, santai dan rileks saja. Yang penting niat dan latihan rutin.

Nb.

  1. Bagi yang menjalankan latihan di atas, Resiko ditanggung sendiri-sendiri ya…. Kalau mau dibimbing secara khusus, ya wajib datang ke tempat pelatihan. he..he…he….
  2. Soal mata ke-3, Intuisi, Indra ke-enam, dll. jadilah diri sendiri saja…. tidak usah membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain….. Gunakan metode yg paling pas untuk diri sendiri…. Karena apapun sinyal yang kita terima itu sifatnya pribadi…. bahasa simbolik yg disesuaikan dengan kosa kata dan belief system kita…..
  3. Jangan punya fantasi dan imajinasi yang berlebihan, terima saja apapun intuisi, firasat, dan sinyal yang anda terima. Melihat aura ataupun melihat makhluk halus semacam jin, dll. bukanlah satu-satunya pertanda keberhasilan anda. karena tiap orang potensi elemen atau unsur (Air, Api, Udara, & Tanah) di dalam dirinya tidak sama, jadi bagi yang dominan unsur Api mungkin hanya mampu merasakan dengan “RASA” dan baru melihat entitas energi melalui mimpi. Dan itupun artinya anda telah berhasil. Jadi jangan terjebak pada cerita keberhasilan orang lain yang hanya akan mengecilkan motivasi anda. Tetaplah berlatih memurnikan diri, berkultivasi. Dan Terimalah Anugerah yang anda terima dan syukurilah.
Tekhnologi Brainwave Aktivasi Mata Ketiga (PINEAL GLAND GOUP ACTIVATION)
listen with headphones (highly recommended):
http://www.4shared.com/embed/801770995/c816915d

PELAJARAN SELANJUTNYA HORMON MATA KE TIGA KLIK





Laduni Quotient, Model Kecerdasan Masa Depan

19 09 2011

Assalamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh…
Sahabat, NAQS DNA dalam pembinaan kepada siswanya adalah sudah pada ranah praktek. Berupa latihan-latihan praktis untuk mengolah kekuatan Fikiran, Hati Nurani, dan Jiwa serta Ruh. Oleh karena itu untuk mengisi di bidang teoretisnya, NAQS DNA banyak mengambil dari berbagai sumber untuk disesuaikan dengan pelajaran yang ada. Dan itu saya tuangkan dalam bentuk artikel di blog ini ataupun blog NAQS yang lain. Serta ada beberapa yang sudah saya rangkum dalam sebuah buku, sehingga siswa sudah tidak perlu bersusah payah mencari artikel yang diperlukan.

Saya adalah seorang praktisi, dan bukan ahli teori. Latar belakang pendidikan saya, Di Sekolah keruhanian yang saya ikuti yaitu Tarekat/Tasawuf, di sana tidak ada materi yang dijabarkan secara lisan atau banyak berteori. Yang ada adalah praktek dan praktek. Namun karena untuk memberikan penjelasan kepada siswa NAQS. Maka mau tidak mau sisi teori juga harus saya tampilkan sebagai media pembelajaran untuk siswa. Dan Sebagai suatu bentuk tanggung jawab saya untuk mendidik mereka.

Nah, disinilah tugas berat menanti saya. Kalau untuk diri saya sendiri, saya sudah tidak memerlukan banyak teori, tetapi untuk memberikan pemahaman yang tepat dan benar kepada siswa. Maka sayapun harus sekolah lagi. Banyak belajar dan membaca berbagai literatur, Maka sebagaimana yang sering saya katakan. Sebuah cara sukses dalam pembelajaran adalah Rajin Belajar dan rajin mengajar. Dari sinilah terjadi arus limpahan ilmu yang tiada henti dari Allah swt.

Saya terkadang menugaskan siswa untuk membelikan saya sebuah buku. Sebenarnya hal itu adalah sebuah pesan untuk mereka agar juga belajar dari buku tersebut. Bahkan kalau perlu, buku yang sudah mereka beli itu, tidak usah dikirimkan ke saya. Tetapi untuk diri mereka sendiri saja. Atau kalau mereka merasa ingin menjaga amanah, maka merekapun beli dua buku. Satu untuk saya dan satu lagi untuk diri mereka sendiri.

Nah, mengenai Laduni Quotient sebenarnya sudah ada sebuah buku yang berjudul Laduni Quotient; Model Kecerdasan Masa Depan karya Ilung S. Enha. Silahkan bagi siswa NAQS DNA yang berminat untuk mengetahui lebih dalam tentang Kecerdasan Laduni untuk memiliki buku tersebut.

Akal yang dalam bahasa Yunani disebut nous atau logos atau intelek (intellect) dalam bahasa Inggris adalah daya berpikir yang terdapat dalam otak, sedangkan “hati” adalah daya jiwa (nafs nathiqah). Daya jiwa berpikir yang ada pada otak di kepala disebut akal. Sedangkan yang ada pada hati (jantung) di dada disebut rasa (dzauq). Karena itu ada dua sumber pengetahuan, yaitu pengetahuan akal (ma’rifat aqliyah) dan pengetahuan hati (ma’rifat qalbiyah). Kalau para filsuf mengunggulkan pengetahuan akal, para sufi lebih mengunggulkan pengetahuan hati (rasa).

Bagi para filusuf, kesempurnaan manusia diperoleh melalui pengetahuan akal (ma’rifat aqliyah), sedangkan para sufi melalui pengetahuan hati (ma’rifat qalbiyah). Akal dan hati sama-sama merupakan daya berpikir.

Menurut sufi, hati yang bersifat nurani itulah sebagai wadah atau sumber ma’rifat –suatu alat untuk mengetahui hal-hal yang Ilahi. Hal ini hanya dimungkinkan jika hati telah bersih dari pencemaran hawa nafsu dengan menempuh fase-fase moral dengan latihan jiwa, serta menggantikan moral yang tercela dengan moral yang terpuji, lewat hidup zuhud yang penuh taqwa, wara serta dzikir yang kontinu, ilmu ladunni (ilmu Allah) yang memancarkan sinarnya dalam hati, sehingga ia dapat menjadi sumber atau wadah ma’rifat, dan akan mencapai pengenalan Allah. Dengan demikian, poros jalan sufi ialah moralitas.

Latihan-latihan ruhaniah yang sesuai dengan tabiat terpuji adalah sebagai kesehatan hati dan hal ini yang lebih berarti ketimbang kesehatan jasmani sebab penyakit anggota tubuh luar hanya akan membuat hilangnya kehidupan di dunia ini saja, sementara penyakit hati nurani akan membuat hilangnya kehidupan yang abadi. Hati nurani ini tidak terlepas dari penyakit, yang kalau dibiarkan justru akan membuatnya berkembang banyak dan akan berubah menjadi hati dhulmani—hati yang kotor

Hati nurani bagaikan cermin, sementara pengetahuan adalah pantulan gambar realitas yang terdapat di dalamnya. Jika cermin hati nurani tidak bening, hawa nafsunya yang tumbuh. Sementara ketaatan kepada Allah serta keterpalingan dari tuntutan hawa nafsu itulah yang justru membuat hati-nurani bersih dan cemerlang serta mendapatkan limpahan cahaya dari Allah Swt.

Bagi para sufi, kata Al-Ghazali, Allah melimpahkan cahaya pada dada seseorang, tidaklah karena mempelajarinya, mengkajinya, ataupun menulis buku, tetapi dengan bersikap asketis terhadap dunia, menghindarkan diri dari hal-hal yang berkaitan dengannya, membebaskan hati nurani dari berbagai pesonanya, dan menerima Allah segenap hati. Dan barangsiapa memiliki Allah niscaya Allah adalah miliknya. Setiap hikmah muncul dari hati nurani, dengan keteguhan beribadat, tanpa belajar, tetapi lewat pancaran cahaya dari ilham Ilahi.

Penggalian model-model kecerdasan untuk mempercepat proses berpikir, masih terus dilakukan para ahli di bidangnya. Setelah ditemukan belahan otak kanan dan otak kiri, kini ditemukan lagi pilahan otak tengah. Penemuan-penemuan tersebut dimaksudkan untuk mempercepat proses kecerdasan tersebut. Lalu, adakah model-model kecerdasan yang bisa digali dari al-Qur’an? “Kecerdasan otak hanya bagian kecil dari seluruh totalitas kecerdasan manusia. Dalam bahasa agama kita mengenal istilah qalbun salim dan aqlun dzakiyyun… hati dan akal yang tercerahkan,” tutur Ilung S. Enha, Penulis buku Laduni Quotient; Model Kecerdasan Masa Depan kepada Dedy Kurniawan dan Ahmad Suprianto dari JENDELA SANTRI. Berikut petikan wawancara selengkapnya.

Penemuan model-model kecerdasan untuk mempercepat proses berpikir, makin digandrungi masyarakat. Lantas, apakah di dalam al-Qur’an sendiri ada tawaran tentang model-model kecerdasan tersebut?

Ada dua ratus lebih ayat al-Qur’an yang menginspirasikan tentang kecerdasan. Di dalamnya banyak sekali model-model kecerdasan selain IQ, EQ dan SQ yang belum sanggup kita gali. Jika para cerdik-cendekia Muslim mau menggalinya, maka kita akan mengerti jika IQ, EQ dan SQ itu hanyalah merupakan sebagian kecil dari model kecerdasan yang diinspirasikan oleh al-Qur’an.

Bisa disebutkan sebagian dari model-model kecerdasan tersebut?
Sebut saja misalnya fu’ad (IQnya hati). Ini adalah merupakan potensi qalb yang bertanggung jawab pada masalah-masalah rasionalitas. Jika otak rasionalitas kognitif manusia dapat “menipu”, namun fu’âd senantiasa berpikir dengan kejujuran dan merujuk pada realitas yang objektif. Meminjam idiom al-Qur’an, fu’ad itu tidak mendustakan apa yang dilihat (QS. an-Najm: 11). Juga potensi kecerdasan lainnya seperti dzauq (intuisi), aql (akal), qalb (hati), shadr (EQnya hati), bashirah (SQnya hati), lubb (ketajaman inti hati) dan ruh (totalitas kecerdasan). Hanya lantaran istilah-istilah al-Qur’an tersebut belum sanggup diterjemahkan ke dalam bahasa sains, sehingga umat Islam lebih gemar mengekor ke pengetahuan neurologi Barat tanpa merujuknya dengan al-Qur’an.

Bukankah selama ini mereka sudah mengkomparasikannya dengan al-Qur’an?
Yang selama ini terjadi bukanlah mengkomparasikan, melainkan justru menjustifikasi kebenaran neurologi Barat tersebut dengan ayat-ayat al-Qur’an. Ini sudah menjadi tradisi para cerdik-cendekia kita yang hingga kini masih belum juga berubah. Jadi, yang namanya psikologi Islam adalah pengetahuan psikologi Barat yang ditambah dengan dalil-dalil dari al-Qur’an. Begitu pun dengan metodologi dan teori-teori pendidikan Islam, itu teori pendidikan Barat yang ditambah dalil-dalil al-Qur’an. Begitupun dengan IQ, EQ dan SQ, agar tampak islami lantas kita carikan dalil-dalil al-Qur’an atau al-Hadits untuk mendukungnya.

Ambil SQ misalnya, bukankah dalam al-Qur’an sendiri memang banyak ayat yang menjelaskan tentang masalah-masalah yang ruhaniah?
Nah, kan? Dengan begitu entengnya kita mentransliterasi istilah spiritualitas dengan ruhaniah. Kita memang terbiasa latah mempadankatakan istilah-istilah yang sebenarnya tidak sama maknanya. Seperti ketika kita menyebut kata jasmani-ruhani. Kata ruhani di situ kerapkali kita maknai dengan jiwa. Padahal jiwa dalam al-Qur’an disebut dengan idiom nafs. Sehingga kata jasmani-ruhani seharusnya bukan diterjemahkan sebagai jasad dan jiwa, melainkan jasad dan ruh. Dan kata ruh sendiri tak bisa kita samakan dengan kata spirit dalam terminologi Barat.

Lho.. bukankah padan kata spiritualitas itu adalah ruhaniah?
Neurosains Barat menjelaskan spiritualitas itu bersarang di otak manusia. Sedangkan ruhaniah itu beroperasi di wilayah ruh. Jadi.. spiritualitas dalam terminologi Barat sangat berlainan dengan kata ruhaniah yang dimaksud oleh al-Qur’an. Menurut persepsi Barat, orang yang humanis, liberal, atau bahkan atheis sekalipun, mereka bisa mencapai tingkat spiritualitas yang tinggi. Sedangkan menurut al-Qur’an, tak mungkin seseorang yang mengingkari eksistensi Tuhan bisa mencapai tingkat ruhaniah yang tinggi.

Jadi arti dari istilah spirit itu sendiri…
Jika kita merujuk pada kata aslinya, itu dekat dengan pengertian al-Qur’an. Kata spirit diambil dari kata spiritus yang diadopsi Barat dari Yunani. Kata spiritus memiliki makna ruh. Tapi Barat rupanya kurang konsisten dalam memaknainya, sehingga SQ lebih didefinisikan sebagai sesuatu yang menghidupkan, semangat hidup atau nafas kehidupan dengan tanpa sama sekali merujuk pada ruh. Jadi.. ketika manusia merespon insting keberagamaan, dipahami oleh Barat itu karena aktivitas God Spot yang terletak di lobus temporal dan bukan sesuatu yang bersifat ruhani. Sedangkan menurut al-Qur’an, kecerdasan yang bersifat ruhaniah tersebut bersarang di hati manusia dan bukan di otak. Sebab dengan hati yang senantiasa tercerahkan, maka seseorang akan selalu merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya.

Lantas, di mana sebenarnya posisi IQ, EQ dan SQ sendiri dalam ranah al-Qur’an?
Kalau ketiganya dipersepsi dengan terminologi Barat, maka ketiganya masuk dalam ruang al-fikr yang di al-Qur’an diungkapkan dengan idiom fakkara, yatafakkaru, tatafakkaru atau yang senada dengan itu. Sebab Barat memahami IQ, EQ dan SQ merupakan aktivitas dari kinerja otak. IQ dan EQ mereka pahami sebagai kinerja dari otak kognitif dan otak intuitif. Begitu juga dengan SQ yang mereka jelaskan sebagai aktivitas dari noktah otak yang mereka sebut sebagai God Spot. Jadi ketiga-tiganya bersarang di otak manusia.

Lalu… bagaimana kita bisa menjelaskan model-model kecerdasan yang diinspirasikan al-Qur’an itu sehingga dianggap masuk akal oleh masyarakat?
Nah, istilah akal. Kita kerapkali keliru dalam mempergunakan istilah tersebut. Akal itu bukanlah pikiran. Kalau pikiran itu al-fikr, tapi kalau akal itu al-aql. Pikiran itu hasil kinerja otak atau dimagh. Sedangkan akal itu merupakan kinerja dari hati. Di dalam al-Qur’an dengan jelas disebutkan lahum qulubun ya’qiluna biha (Surat al-Hajj: 46). Jadi, di hamparan hatilah akal bertempat dan bukan di tabung otak.

Berarti kecerdasan manusia itu tak hanya berproses di wilayah otak saja?
Betul! Kecerdasan otak hanya bagian kecil dari seluruh totalitas kecerdasan manusia. Dalam bahasa agama sendiri, kita mengenal istilah qalbun salim dan aqlun dzakiyyun… hati dan akal yang tercerahkan. Sebuah qalbun yang salim, di dalamnya tersimpan kumparan energi yang sangat luar biasa. Jika energi ini dapat kita kelola dengan baik dan benar serta berhasil mentransfernya ke ranah akal, maka akal akan berkembang menjadi aqlun dzakiyyun. Dan apabila kecemerlangan akal semodel ini yang men-support energi ke dalam rongga otak, tentu hasilnya adalah sebuah pencerahan pikiran yang sangat menakjubkan.

Jika di dalam al-Qur’an begitu banyak tawaran model kecerdasan, kenapa yang lebih dikenal umat Islam justru IQ, EQ dan SQ?
Karena selama ini umat Islam memang lebih gemar menjadi konsumen sains Barat ketimbang menjadi produsen pengetahuan yang digali sendiri dari kitab sucinya. Ketika orang-orang Barat menemukan SQ misalnya, kita dengan gegap gempita rebutan “membeli”nya dan langsung meramunya dengan dalil-dalil al-Qur’an untuk mendukungnya. Itulah yang membuat kita cuma sibuk mengelola pikiran, tanpa pernah menengok kecerdasan lain yang diinspirasikan oleh al-Qur’an. Padahal banyak sekali potensi kecerdasan selain pikiran, yang jika kita sanggup mengelolanya secara tepat akan terjadi lompatan percepatan proses kecerdasan yang tak pernah diperhitungkan sebelumnya.

Tapi… bukankah di dalam al-Qur’an banyak ayat yang memerintahkan kita untuk berpikir?
Kalau yang dimaksudkan berpikir itu merujuk pada ayat afalaa tatafakkarun atau yang seirama dengan itu, maka pengertiannya bisa kita perluas. Tatafakkarun di situ lebih pas diterjemahkan dengan tafakkur atau merenung, dan bukan sekedar berpikir rasional. Sebab berpikir rasional hanya membutuhkan elemen otak kognitif saja. Tetapi merenungkan atau tafakkur, selain menggunakan elemen otak kognitif, otak emosional, otak spiritual, juga dengan melibatkan hati dengan segala perangkatnya. Jadi tafakkur itu merupakan pertemuan dari akal pikiran dan akal hati. Sehingga elemen kecerdasan yang dipergunakan untuk merenung, disamping menggunakan IQ, EQ dan SQ, juga menggunakan perangkat kecerdasan dzauq, aql, shadr, fu’âd, qalb, bashîrah dan lubb.

Kalau tak salah mengerti, istilah-istilah yang Anda maksudkan itu operasinya di wilayah hati?

Benar.

Lantas bagaimana dengan kecerdasan yang beroperasi di wilayah ruh?
Di ruang pusat gravitasi energi ruh tak hanya menyimpan energi kecerdasan semata, melainkan juga energi kekuatan, energi kecermatan, energi percepatan, energi kesabaran, energi keikhlasan, energi gerak yang tiada kenal putus asa, energi niat dan kesungguhan, energi inovasi, energi hening dan kebeningan, serta sederet energi-energi lain yang bisa kita perpanjang sendiri. Di wilayah pusat energi ruh inilah, segala bentuk energi itu telah manunggal menjadi satu-kesatuan yang tak terpilahkan. Dengan benih energi inilah, apa yang saya sebut dengan Laduni Quotient (LQ) tumbuh dan berkembang. Mula-mula benih itu tertanam di kedalaman lubb. Lalu dipancarkan oleh bashîrah ke dalam ruangan qalb. Dari sana kemudian mengalir menuju fu’âd dan shadr. Lantas disambungkan oleh akal ke tabung intuisi dan tabung pikiran. Dengan totalitas kecerdasan itulah, seseorang akan dapat menyongsong seruan-Nya: “Dan bertakwalah, niscaya Allah yang mengajarimu.” (QS. al-Baqarah: 282).

Lantas untuk mencapai hal tersebut…
Untuk bisa memperoleh kecerdasan laduni, seseorang harus sanggup masuk ke pusat gravitasi energi ruh tersebut. Sebab dari kecerdasan ruhaniah, dan bukan kecerdasan spiritual, LQ dapat diraih. Seseorang akan dapat memasuki wilayah tersebut jika mampu mengelola jiwa (nafs), membersihkan hati (qalb) – dari nafsu internal (hawa) dan nafsu eksternal (syahwat), mengelola kesadaran akal (aql), mengoptimalkan pikiran (fikr) dan hati rasional (fu’âd), memperindah intuisi (dzauq) dan kreativitas hatinya (shadr), mempertajam kecermatan mata hati (bashîrah), dan memperhalus inti terdalam nurani hati (lubb). Tanpa itu semua, menggapai kecerdasan laduni (LQ) hanya lebih bersifat khayalan daripada semangat penggalian yang sungguh-sungguh dan tak pernah merasa berputus-asa.

Nb. Anda tidak akan mempunyai kecerdasan Laduni, bila hanya sekedar membaca teorinya. Anda harus melatihnya dan tekun berlatih diri. Nah, bila anda siap untuk berlatih. Silahkan mendaftar sebagai siswa NAQS DNA. Salam..

Referensi : Ruang Bening





Kecerdasan Laduni (Laduni Quotient)

18 09 2011

Al-Imam as-Suyuti ra. berkata:
Banyak orang mengira, bahwa “Ilmu Laduni” itu sangat sulit didapat. Mereka berkata bahwa Ilmu Laduni itu berada diluar jangkauan manusia, padahal tidaklah demikian. Untuk mendapatkan Ilmu Laduni ini hanya dengan jalan membangun sebab-sebab yang dapat menghasilkan akibat. Adapun sebab-sebab itu adalah amal dan zuhud. Kemudian beliau meneruskan: Ilmu-ilmu Al-Qur’an dan apa saja yang memancar darinya adalah sangat luas, bagaikan samudera yang tidak bertepi, dan Ilmu Laduni merupakan alat yang mutlak bagi seseorang untuk menafsirkan ayat-ayatnya.

Allah Ta’ala berfirman: “Dan bertakwalah kepada Allah, niscaya Allah mengajarmu”. QS.al-Baqoroh/282.

Itulah Ilmu Laduni, Allah mengajarkan ilmu itu kepada hamba-hamba yang terpilih dengan cara membisikkan pemahaman melalui kalbunya, yaitu hati seorang hamba yang sudah bersih dari segala kotoran karakter duniawi yang tidak terpuji, sebagai buah ibadah yang dijalani. Adalah ilmu pengetahuan yang universal dan “rahmatan lil alamiin” yang akan mampu menghantarkan manusia kepada keberhasilan hidup, baik dunia, agama maupun akhirat. Ilmu tersebut dihasilkan dari perpaduan antara ilmu, iman dan amal yang dapat menghasilkan ilmu lagi.

Dengan pemahaman hati tersebut, seorang hamba dapat memahami secara langsung makna yang dikandung didalam ayat-ayat Al-Qur’an yang sedang dibaca maupun didengar. Berupa pemahaman yang amat luas dan universal sehingga kadang-kadang tidak mampu diuraikan baik melalui ucapan maupun tulisan. Pemahaman akan ma’na ayat yang didalamnya sedikitpun tidak dicampuri keraguan sehingga dapat menjadikan iman dan takwa seorang hamba kepada Allah Ta’ala menjadi semakin kuat.

Firman Allah SWT.:
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia. Pada kitab yang terpelihara.Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan” . QS. al-Waqi’ah.56/77-79.

“Dan apabila kamu membaca Al-Qur’an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, yaitu dinding yang tertutup * Dan Kami adakan tutupan diatas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya”. QS.al-Isra’.17/45-46.

Dari ayat diatas jelas menunjukkan bahwa orang yang mambaca atau mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an belum tentu memahami isinya, karena yang dibaca tersebut adalah Al-Qur’an hadits. Terhadap al-Qur’an yang hadits ini siapa saja dapat menyentuhnya. Adapun yang dipahami adalah Al-Qur’an yang qodim atau rahasia-rahasia dari ilmu laduni, terhadap al-Qur’an yang qodim ini tidak semua orang dapat menyentuhnya kecuali orang yang beriman dengan kehidupan akhirat. Sebab, yang dimaksud dengan membaca atau mempelajari adalah amalan lahir, sedangkan memahami adalah amalan bathin. Yang dibaca adalah yang lahir sedangkan yang dipahami adalah yang bathin. Maka tidak dapat menyentuh yang bathin kecuali dengan alat yang bathin pula, yaitu matahati yang cemerlang.

Laduni Quotient (LQ) sesungguhnya merupakan kecerdasan pemikiran yang bersifat ruhaniah. LQ tak datang dengan tiba-tiba. Kinerja LQ tak saja memerlukan optimalisasi dari potensi otak, melainkan pula dengan mendayagunakan akal, melipatgandakan potensi hati, hingga merambah ke wilayah ruh-ruhaniah. Itulah sebabnya, kecer­dasan laduni tak mungkin tumbuh hanya dengan meng­gu­nakan potensi berpikir, namun juga dengan mendayagunakan potensi berzikir. Dengan menggabungkan kedua potensi itu serta dipadukan dengan getaran wirid dan kebeningan doa kecerdasan laduni akan tumbuh pada jiwa seseorang.

Bila dikaitkan dengan konsepsi kecerdasan yang selama ini telah diakrabi semisal Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ), dan Emotional Spiritual Quotient (ESQ), Laduni Quotient (LQ) mengisi celah-celah kekosongan paradigmatik-eksistensial yang ditanggalkan.

Konsepsi kecerdasan itu masih mengabaikan ruang ruhani dengan segala perangkatnya (dzauq, aql, shadr, fu’âd, qalb, bashîrah, dan lubb) yang beroperasi di wilayah hati. Karena itu, takkan sanggup mengungkap kebenaran realitas dengan se­benar-benarnya dan seterang-terangnya. Apalagi arus globalisasi dan teknologi informasi yang terus bergelombang acapkali menciptakan pusaran persoalan yang pelik. Tak jarang manusia tiba-tiba tergeragap. Menyadari betapa akal buntu berpikir dan bebal. Emosi pun liar serupa daun kering yang mudah terbakar. Sampai-sampai terombang-ambing di tengah ketidakpastian.

Fenomena ini sering menghantui masyarakat modern di tengah realitas serba tak terduga (hiperrealitas). Potensi kecerdasan IQ, EQ, SQ, dan ESQ tak mampu lagi menjadi sandaran. Untuk itu, dibutuh­kan sebuah logika yang lebih luas dan lebih dalam dari itu. Logika laduni merupakan pengejawantahan dari kecerdasan ruhaniah yang merupakan puncak akumu­lasi dari logika rasional, logika intuitif, dan logika spiritual.

LQ mengusung misi memadukan perangkat kecerdasan otak dan perangkat kecerdasan hati, untuk kemudian dihu­bung­kan ke pusat atmosfir energi ruh. Sebab, untuk dapat mem­fungsi­kan LQ dibutuhkan energi yang sangat besar. Sedangkan energi yang berkumpar di dalam hati, masih kurang mencukupi. Apalagi sekadar energi yang terkandung di dalam otak manusia.

Di ruang pusat atmosfir energi ruh terkandung segala bentuk energi yang dibutuhkan bagi keberlangsungan hidup ma­nusia dan guna mempercepat proses kecerdasan. Tak hanya ener­gi kecerdasan yang tersimpan di sana, melainkan juga ener­gi kesadaran, energi kekuatan, energi kecermatan, energi perce­pat­an, energi kesabaran, energi keikhlasan, energi gerak yang tiada kenal putus asa, energi niat dan kesungguhan, energi ino­vasi, energi hening dan kebeningan, serta sederet energi-energi lain yang bisa diurai sendiri.

Change your soul, Change your life!

“.dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” QS. Asy-Syams 91:7-10 )

“Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.”( QS. Az-Zumar 39:70 )

قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّى
qod aflaha man tazakka
Sungguh beruntung orang yang membersihkan hati dan jiwanya dari segala kotoran,

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
wa dzkara isma robbihi fa sholla
dan kemudian berzikir dengan menyebutkn nama tuhannya “ALLAH”, dan kemudian bershalawat (QS. Al-A’laa ayat 14-15)
PELAJARAN SELANJUTNYA KLIK..

ARTIKEL TERKAIT :




Mempertajam Indra Ke Enam & Intuisi

18 09 2011

Sahabat, Indra ke enam tidak harus selalu terkait dengan dunia gaib. Alam jin, gendruwo, kuntilanak, dll. Ataupun dunia ramal-meramal, trawangan, dll. he…he..he.. Nah, itulah salah kaprahnya kita bangsa indonesia, sukanya cari ketrampilan yang tidak compatible dengan kebutuhannya. Paling suka kalau disebut orang sakti, tetapi ilmu kesaktiannya tadi tidak bermanfaat untuk membawanya ke puncak tangga sukses. Ya, karena paling banter ilmunya tadi hanya menunjang untuk jadi Paranormal, sebuah profesi yang agaknya cukup banyak diminati oleh masyarakat kita. he..he..he..

Padahal indra ke enam, the six sense, atau Intuisi tidaklah terbatas pada dunia gaib dan dunia ramal-meramal semata. Namun itu terkait dengan segala bidang kehidupan, setiap manusia mempunyai bakat kepekaan indra ke enam. Dan menurut saya, pengembangan Indra ke enam yang terbaik haruslah dapat membawa manfaat bagi kehidupannya dan terutama dapat menunjang apapun profesi yang di gelutinya.

Apakah intuisi itu?
Bagaimana anda bisa menggunakannya lebih baik?
Intuisi adalah kekuatan yang dengan cepat menyadari bahwa “sesuatu” itu adalah kasusnya. Intuisi adalah kemampuan psikis yang dikenal sebagai firasat, atau kemampuan untuk merasakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Hal tersebut dilakukan tanpa intervensi dari berbagai proses yang masuk akal. Tidak ada langkah-langkah induktif atau deduktif yang masuk akal. Tidak ada analisa yang wajar dari situasi tersebut, tidak ada bantuan dari imajinasi. Hanya sekilas dan tiba-tiba muncul. Anda hanya tahu ada yang tidak sesuai.

Definisi “intuisi” yang paling praktis dan akurat bagi saya adalah “ketika saya tahu sesuatu, tanpa mengetahui bagaimana caranya, kok, saya bisa tahu hal tersebut.” Inilah juga yang disebut kecerdasan hati, di mana informasinya tidak hadir sebagai buah pikiran, atau analisa yang komprehensif dan akurat dari segala sudut. Intuisi umumnya hadir dalam bentuk sebuah ‘rasa’ yang sederhana, jernih namun berbisik, sehingga untuk bisa menangkapnya kita perlu lebih terbuka dan peka.

Untuk menjadi intuitif adalah sifat alami manusia, hampir setiap manusia mempunyai kemampuan ini, dan pernah mengalaminya selama hidupnya. Yang membedakan hanya tingkatan dari kemampuan ini. Namun, ilmu pengetahuan masih belum menjelaskan mengapa beberapa individu tampaknya lebih kuat dan lebih tajam intuisinya daripada orang lain. Hal ini karena ada beberapa individu langka yang memiliki kemampuan psikis kuat dari yang lain. Banyak orang berpikir bahwa intuisi adalah hanya soal kebetulan. Namun, ada beberapa individu-individu berbakat yang intuisinya jarang gagal dan selalu menjadi kenyataan – ini jelas bukan lagi soal kebetulan.

Sebenarnya setiap orang memiliki intuisi yang kuat dan berpotensi sama. Seorang bayi dan ibu berkomunikasi dan saling memahami lewat rasa, lewat intuisi. Hanya memang ketika kita menjadi dewasa, lalu dididik untuk lebih mengasah pikiran dan kecerdasan otak serta cenderung mengabaikan perasaan, maka perlahan-lahan kemampuan intuisi ini pun menjadi pudar, tumpul bahkan hampir hilang sama sekali bagi sebagian individu. Bahkan bagi orang-orang yang 100% bertumpu pada kecerdasan otak saja, mendengarkan rasa hati dianggap sebagai sesuatu yang aneh, tidak alami, bahkan bodoh. Menurut orang-orang ini, pilihan dan keputusan yang baik adalah yang diambil berdasarkan proses berpikir dan analisa yang baik.

Mengembangkan Intuisi Anda
Bila Anda ingin untuk hidup yang lebih dibimbing oleh intuisi Anda,
Pertama, ingatlah bahwa semua orang punya intuisi secara alamiah. Ini bukan keterampilan baru yang harus diperoleh, namun keterampilan lama yang terlupakan, dan perlu diasah kembali agar bermanfaat dalam keseharian.

Kedua, untuk melatih kembali intuisi kita, kita perlu membiasakan kembali dengan keheningan, apa pun bentuknya. Dari mulai rileks, berdoa, meditasi, bahkan melamun di toilet pun merupakan bentuk keheningan yang bisa membantu kita untuk memunculkan inspirasi dan intuisi. Tanpa keheningan, intuisi akan tersamar dengan segala arus informasi di sekitar kita, dan kebisingan pikiran kita sendiri.

Ketiga, bila Anda ingin berkonsultasi dengan kata hati Anda, setelah mencapai kondisi yang hening, ajukanlah pertanyaan Anda ke dalam hati. Ini bukanlah sesuatu yang aneh, bahkan sebenarnya sangat wajar dan alamiah.

Keempat, setelah hening dan bertanya, tunggu dan perhatikan. Jawaban atau bimbingan dari hati Anda bisa muncul dalam bentuk rasa, suara, gambar, simbol, mimpi maupun kebetulan-kebetulan yang muncul begitu saja dalam keseharian Anda. Biasanya setiap orang akan memiliki bentuk intuisi yang khas. Ada yang selalu memperoleh intuisi lewat mimpi, atau dalam bentuk rasa hati, maupun rasa di tubuh. Sebagai contoh, sahabat saya selalu memilih restoran yang ingin dikunjungi bilamana perutnya terasa “hangat” ketika mendengar nama restoran itu diucapkan. Sepintas terdengar konyol, tapi saya ingin Anda tahu bahwa kita semua mendengarkan intuisi dengan pola yang berbeda-beda setiap orang.

Kelima, milikilah jurnal intuisi, yang membantu Anda untuk memerhatikan keterkaitan antara kebetulan-kebetulan yang terjadi, isyarat mimpi, rasa di hati dengan kenyataan yang terjadi setiap hari di sekitar Anda. Perlahan-lahan Anda akan mulai memerhatikan bahwa sebenarnya tidak ada yang kebetulan, dan Anda mulai bisa membaca intuisi Anda dengan lebih tepat.

Mempercayai intuisi anda.
Intuisi merupakan suatu kebutuhan, karena tidak semua masalah dapat dijelaskan hanya dengan logika. Misal: Pada saat membaca laporan yang disodorkan oleh anak buah, anda dihinggapi perasaan kurang nyaman, bahwa laporan yang dibuat oleh anak buah anda tidak benar, atau anda mempunyai perasaan bahwa bawahan anda akan berbuat curang.

Langkah apakah yang akan anda lakukan? Tentunya anda harus melakukan penelitian, check dan re check , apa yang ada dibalik laporan tersebut, dan melakukan probing dengan orang-orang yang ada hubungannya dengan laporan tersebut, sampai anda merasa yakin bahwa feeling anda benar atau tidak. Ada memang orang yang intuisi nya sangat kuat, dan sering apa yang dirasakan akan benar-benar terjadi.

Kalau anda sekarang cenderung untuk lebih berhati-hati dan memberikan status yang lebih terhadap intuisi dalam berpikir, anda telah mengambil langkah pertama untuk menggunakan intuisi tersebut dengan lebih baik. Selanjutnya adalah belajar untuk mempercayai kekuatan intuisi anda. Ini tidak berarti selalu, juga tidak berarti kadang-kadang, karena seseorang tidak bisa menyamakan tentang seberapa seringnya. Tetapi anda sebaiknya bersiap untuk memberikan intuisi anda keuntungan dari keraguan, anda harus membangun hubungan yang hangat dan akrab terhadap bagian pikiran anda, yang siap menawarkan pelayanan unik ini.

Bagaimana intuisi tersebut digunakan dalam bidang pekerjaan? 
Saya pernah mendapatkan pelatihan, yang antara lain bagaimana agar peserta dapat lebih memperdalam rasa dalam mengartikan intuisinya. Apabila anda bekerja sebagai teller, misalnya, saat ada nasabah yang ingin mencairkan uang di Bank, pertama-tama anda akan melihat apakah tanda tangannya cocok dengan yang ada pada dokumen contoh tanda tangan, kemudian apakah saldo mencukupi. Namun bilamana hati anda merasa was-was, tidak yakin, maka anda harus mengulangi pengecekan tersebut, dan membandingkan kembali dengan dokumen yang ada, serta melakukan klarifikasi melalui telepon terhadap orang yang menandatangani cek tersebut, apakah benar dia telah mengeluarkan cek nomor seri xxxx dengan nilai Rp. y.000,-. Anda harus mengikuti intusisi tersebut, yang sebenarnya merupakan alarm dari hati anda, bahwa ada sesuatu yang kurang wajar.

Mengapa? Bagi seorang pemalsu tanda tangan, setiap goresan, ketajaman atau tebal tipisnya garis pada tanda tangan, akan sama persis dengan yang ada pada contoh tanda tangan. Sedangkan bagi penulis tanda tangan asli, setiap tanda tangan akan berbeda, baik goresannya, tebal tipisnya, dan kadang bentuknya tak sama persis. Anda tak percaya? Silahkan di coba. Dari pelatihan tersebut peserta dapat memahami, bahwa intuisi yang muncul, harus ditindak lanjuti, karena sebetulnya merupakan alarm adanya ketidak beresan.

Emosi dan intuisi
Emosi dan intuisi memiliki sumber yang dekat sekali di kedalaman otak. Mungkin sekali syaraf-syarafnya saling bersilangan. Emosi yang negatif dari ketakutan dan kegelisahan bisa mengekspresikan dan muncul dalam intuisi. Seorang penumpang yang gugup mungkin mempunyai intuisi bahwa penerbangannya ke Paris akan mengalami kecelakaan dan ia pindah pesawat lain. Tingkat keberhasilan dari intuisi kegelisahan ini bisa dikatakan rendah. Emosi yang positif juga bisa menghasilkan intuisi yang diharapkan. Seorang laki-laki dan perempuan yang sedang jatuh cinta bisa memiliki intuisi tentang karakter dari kekasih yang dicintainya, yang berubah menjadi irasional.

Seorang pemikir yang mengandalkan hanya pada intuisi , sebagaimana dilakukan oleh banyak pemikir yang efektif, harus sehat secara fisik dan emosional. Anda hanya diharuskan untuk mempunyai sedikit rasa sakit untuk mengetahui bagaimana influensa itu mempengaruhi emosi anda. Anda mungkin menjadi lebih mudah marah dan tertekan, fokus anda terhadap kepentingan jatuh ke perut, anda merasakan kesakitan, anda mungkin hampir yakin bahwa mungkin anda akan meninggal dunia.

Stres dan kelelahan pikiran atau tubuh bisa menyebabkan malapetakan dalam intuisi para pemikir yang memahami dengan cepat situasi yang sebenarnya. Para pendaki gunung menyadari bahwa keputusan yang diambil dalam kondisi lelah sangat tidak berkualitas. Kalau anda lelah, yang terbaik adalah berpikir secara logis apa yang harus dilakukan, dan tidak mengandalkan intuisi anda.

Area yang mengunakan intuisi untuk pengambilan keputusan, sebagai berikut:

  • Corporate Strategy Planning 79,9%
  • Human Resources Development 78,6%
  • Marketing 76,8%
  • Research & Development 71,6%
  • Finance 31,1%
  • Production & Operation 27,7%

Dari ilustrasi di atas, nampak bahwa untuk aspek yang mudah dikuantifikasi seperti bidang keuangan, produksi dan operasi jarang sekali menggunakan intuisi sebagai landasan membuat keputusan.

Mengambil keputusan berdasar intuisi adalah merupakan ketrampilan yang dapat dipelajari dari pengalaman, yang diperoleh dari proses berpikir, dengan cara mengolah informasi yang akurat dan relevan.

Intuisi, Informasi dari Dalam Diri
Vicky Schippers, universal healer dari Belanda, dalam seminarnya mengenai intuisi di Jakarta menjelaskan bahwa ada berbagai macam bentuk intuisi, yaitu pengetahuan yang jernih, kata-kata atau kalimat yang berlaku di benak (tanpa suara), penglihatan yang jelas, melihat dengan mata ketiga, dll. Intuisi itu datang dari nurani tertinggi atau diri kita yang terdalam, yaitu ruhani kita.

Namun intuisi ternyata tidak hanya memberikan informasi yang menyangkut keselamatan diri saja, karena menurut Vicky, intuisi memberikan kebenaran pribadi yang absolute tentang apa saja yang kita butuhkan, untuk hidup sepenuhnya secara seimbang, dengan pemahaman dan kebijaksanaan yang baik. Jadi melalui intuisi yang digabung dengan kecerdasan intelektual, kita bisa melakukan apapun tanpa batasan, mulai dari meningkatkan kondisi kesehatan hingga meningkatkan status keuangan. Mengapa bisa begitu?

Menurut Vicky, pada diri manusia terdapat batin sadar (pikiran sadar) ban batin bawah sadar. Jika batin sadar memiliki lima indera, maka batin bawah sadar memiliki indera keenam yang kepekaannya tidak terbatas. Begitu pekanya sehingga batin bawah sadar pun mencatat dan merekam ketika seseorang memikirkan kita.

Batin bawah sadar adalah batin kolektif/semesta yang menghubungkan semua batin individu di seluruh alam semesta. Ini menjelaskan bagaimana orang-orang tertentu mampu membaca pikiran orang lain dan juga bagaimana orang-orang yang peka dapat menangkap isyarat dan informasi tentang macam-macam hal.

Mengenai akurasinya, intuisi sangat tergantung pada perkembangan pribadi dan banyaknya latihan seseorang. Intuisi akan semakin jernih dan tajam ketika kita tumbuh secara spiritual dan melalui aplikasi pengetahuan yang dipelajari langkah demi langkah, sedikit demi sedikit dalam hidup ini.

Intuisi Bisa Dipertajam
Untuk bisa menggunakan ESP atau intuisi secara sengaja, tentu kita perlu mengasahnya lebih dahulu. Intuisi bisa kita buat lebih tajam jika memahami cara kerjanya. Sebenarnya kita menangkap hal-hal yang sifatnya intuisi pada waktu gelombang otak kita memasuki alpha-theta, yaitu gelombang otak yang frekuensinya rendah, sebuah mekanisme yang terjadi pada waktu kita tidur. Dalam keadaan sadar (conscious), otak kita bergetar pada gelombang yang disebut beta. Namun begitu kedua mata tertutup, gelombangg otak kita turun ke alpha, theta dan terus masuk ke Delta di mana kita tertidur pulas tanpa mimpi.

Setelah itu, kita akan kembali memasuki gelombang theta lalu kembali lagi ke fase alpha lalu balik lagi ke fase theta, demikian seterusnya. Jadi misalkan tidur selama 8 jam, biasanya selama 30 sampai 90 menit kita berada di fase delta. Itulah sebabnya orang kalau baru tertidur biasanya sulit dibangunkan. Karena 1 jam pertama tersebut biasanya orang memang memasuki fase tidur lelap. Kemudian selama 30-60 menit selanjutnya kita turun ke theta lalu sisanya di alpha. Pada fase alpha-theta inilah kita memasuki batin bawah sadar dan supra sadar sehingga seringkali menangkap hal-hal yang sifatnya intuitif.

Itulah sebabnya di kalangan masyarakat Jawa, ketika menafsirkan mimpi sering kali melihat dulu jam berapa kira-kira mimpi itu terjadi. Karena mimpi yang dianggap bermakna adalah mimpi yang terjadi pada jam-jam tertentu ketika gelombang otak kita bergetar pada fase alpha-theta.

Namun demikian, kita tidak selalu harus tidur dulu untuk mendapatkan informasi yang sifatnya intuitif atau hal-hal yang sifatnya supra natural. Dengan cara meditasi, kita bisa saja memasuki fase alpha tersebut. Tentunya dengan tahapan yang sama dengan tahap-tahap yang kita lewati ketika tidur. Begitu memasuki fase alpha, maka kita akan bisa menangkap berbagai sinyal dan rambu-rambu yang memang diberikan Tuhan demi kebaikan kita.

Memang kita tidak bisa mengubah segala sesuatu yang sudah ditakdirkan Tuhan, Tapi tak ada salahnya mengusahakan agar segala sesuatu berjalan dengan lebih baik, dengan menggunakan anugerah yang kita miliki sebagai manusia yang memang diciptakan sempurna. Setujukah Anda?

Latihan Untuk Mengasah Intuisi
Sebenarnya sambil melakukan kegiatan sehari-hari, kita bisa sambil berlatih mempertajam intuisi, misalnya yaitu:

  1. Ketika telp bordering, sebelum mengangkatnya kita bisa lebih dulu memfokuskan perhatian untuk mencoba menebak siapa yang menelepon.
  2. Ketika menerima surat, sebelum membuka sampulnya fokuskan dulu perhatian kita dan cobalah untuk mengetahui apa kira-kira isinya.
  3. Mengambil kartu-kartu berwarna, sambil memejamkan mata lalu menebak apakah warna yang terpegang sesuai dengan warna yang memang ingin diambil.
  4. Melempar koin lalu menebaknya.

Latihan lainnya bisa dilakukan sambil duduk dalam kondisi rileks di tempat yang cukup sepi. Niatkan bahwa kita ingin mendapatkan petunjuk dari Tuhan mengenai perjalanan yang akan kita lakukan, kondisi kesehatan, keuangan, urusan bisnis, atau apa saja yang menjadi masalah kita saat itu. Selanjutnya fokuskan perhatian pada keluar masuknya napas dari lubang hidung, sehingga kita semakin rileks dan memasuki suasana yang hening. Begitu memasuki kondisi alpha, cobalah mulai menangkap sinyal-sinyal yang muncul.

Sinyal yang muncul sangat tergantung pada kepekaan masing-masing orang. Mereka yang penglihatannya peka (clair voyance) akan menangkap sinyal itu dalam bentuk gambaran visual, mereka yang pendengarannya peka (clair audience) akan menangkapnya dalam bentuk suara atau bisikan. Sementara orang peka perasaannya (clair sentience) akan mengangkap sinyal itu dengan perasaannya. Atau, tiba-tiba muncul begitu saja sebuah pengertian atau kesimpulan baru yang kita yakini sebagai sesuatu yang benar meski kita tidak tahu alasannya secara jelas.

Latihan-latihan itu perlu dilakukan setiap hari sehingga semakin lama kita menjadi semakin peka. Jika sudah sampai pada tahap mahir, dengan mudah dan cepat kita akan bisa “mengetahui” sesuatu yang akan terjadi. Dengan begitu kita bisa berupaya menghindari terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan.

“The Marketing Sixth Sense”
Di pertengahan era 1990-an, ada sebuah eksperimen menarik yang dilakukan oleh kwartet neuroscientist Giacomo Rizzolatti, Vittorio Gallese, Luciano Fadiga, dan Leonardo Fogassi.

Para scientist asal Italia ini menemukan bahwa di dalam otak manusia terdapat sebuah area unik yang mereka namakan Mirror Neuron. Dinamakan seperti itu karena bagian ini memungkinkan kita untuk mereplikasi perilaku orang lain yang kita lihat, seolah-olah kita sendiri yang melakukannya.

Kemampuan tersebut menjadikan mirror neuron memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Misalnya saja saat kita menyaksikan seseorang berlatih menggiring bola di tanah lapang, saat itu pula sebenarnya mirror neuron sedang membantu kita untuk belajar menggiring bola sendiri. Di level bawah sadar, mirror neuron memungkinkan kita untuk belajar hanya dengan melihat (learning just by watching).

Namun mirror neuron masih menyimpan satu rahasia lagi yang tidak kalah dahsyat: kemampuan untuk menggali tacit information tentang orang lain. Neuron ini tidak hanya membantu proses belajar kita, namun juga membantu kita menyelami kehidupan orang lain.

Kita pun menjadi lebih mudah memahami apa yang dirasakan orang lain : kebahagiaan saat mereka bahagia dan kesedihan saat mereka berduka, termasuk memahami kegelisahan dan keinginan mereka yang paling dalam (anxiety and desire).

Bayangkan apa yang bisa dilakukan oleh seorang marketer jika ”indera keenam” tersebut dimilikinya!

Namun neuron mirror memiliki satu keterbatasan. Area emas di dalam otak kita ini membutuhkan interaksi langsung dengan obyek agar optimal potensi mirroring yang dimilikinya. Artinya, sebagai marketer kita harus bertemu langsung dengan pelanggan untuk bisa memahami anxiety serta desire yang dimilikinya. Atau jika memungkinkan, melakukan apa yang pelanggan lakukan.

Penelitian dari para neuroscientist ini mengajarkan kepada kita, bahwa menjadi marketer handal tak cukup hanya bertumpu pada kemampuan analisa yang mumpuni dari belakang meja. Bertemu langsung dengan pelanggan atau pun menjalani langsung kehidupan mereka adalah sebuah pra syarat agar kita bisa memahami context yang ada di balik semua data pemasaran.

Berikut ini dua formula umum untuk membantu perusahaan mempertajam ”indera keenam” para marketernya, sebagaimana dibahas pada acara dinner seminar Marketeers bulan Februari lalu.

Formula 1: Bring the outside world into the office!
Dev Patnaik dalam buku terbarunya, Wired to Care, menyatakan bahwa cara tercepat untuk mendapatkan karyawan yang benar-benar memahami pelanggan adalah dengan merekrut pelanggan itu sendiri.

Inilah yang ditempuh oleh Prudential untuk menggaet sebanyak mungkin pelanggan. Bukan rahasia lagi bahwa banyak freelance agent Prudential dulunya adalah pelanggan. Bahkan ada tahapan di mana freelance agent ini bisa menjadi karyawan tetap di Prudential.

Tentu tak semua perusahaan bisa melakukan hal di atas.

Cara lain adalah dengan mendatangkan pelanggan untuk bertemu langsung dengan orang-orang di dalam perusahaan kita, terutama dengan karyawan yang selama ini lebih banyak melakukan aktifitas di belakang meja.

Berikan kesempatan agar karyawan Anda mendengarkan langsung curahan hati mereka. Dengan cara ini mereka akan bisa memiliki sensitifitas lebih tinggi terhadap permasalahan pelanggan. Medianya bisa didesain dalam bentuk sebuah training formal, ataupun melalui forum obrolan yang sifatnya lebih informal.

Terkait pentingnya marketing sense bagi karyawan back office, kita barangkali perlu mendengarkan pengalaman salah seorang kolega saya yang sekarang menjabat sebagai Managing Director di sebuah perusahaan B2B nasional.

Saat melakukan sharing tentang praktik account management, beliau mengungkapkan sebuah nasehat yang saya ingat sampai sekarang; ”Sell your company to your customers and sell your customer to your company”.

Bagian pertama kalimatnya mudah dipahami. Dalam industri B2B, tentu yang dijual oleh seorang account manager bukan sekedar produk atau jasa, tetapi semua kompetensi dan reputasi yang melekat pada perusahaan.

Lalu apa maksa frase ”sell your customer to your company”?

Ternyata ini adalah tentang taktik account manager untuk mendapatkan dukungan penuh dari tim back office perusahaan (customer service, product specialist, dan sebagainya). Agar support dari tim back office tak asal-asalan, maka account manager harus memfasilitasi agar mereka memiliki kesempatan untuk bertatap muka langsung dengan pelanggan.

Inilah sebuah momen yang akan menjadikan mereka bisa merasakan apa yang dirasakan pelanggan, sehingga empati bisa menjadi spirit saat melakukan pekerjaan. Akan beda halnya, jika mereka bekerja untuk pelanggan yang sosok dan permasalahanya hanya mereka pahami melalui account manager dalam bentuk penjelasan lisan maupun tulisan.

Formula 2 : Encourage employees to get out into the real world!
Ada beberapa contoh kasus menarik yang dibahas oleh Dev Patnaik terkait formula yang kedua ini.

Jika Anda adalah karyawan baru di Netflix, perusahaan jasa penyewaan video asal Amerika, maka Anda berhak mendapatkan free subscription untuk menikmati layanan dari perusahaan selama jangka waktu tertentu.

Tidak punya DVD player di rumah? Jangan khawatir, perusahaan akan membelikannya untuk Anda!

Dengan cara ini, Netflix ingin agar semua karyawannya, baik yang di front office maupun back office, mampu merasakan apa yang dirasakan pelanggan. Benar-benar merasakannya sendiri, tidak sekedar membayangkan.

Beda lagi yang dilakukan oleh Smith & Hawken. Perusahaan gardening tools ini memiliki sebuah kebun yang luas di kantor pusatnya. Semua karyawan secara bergilir diwajibkan untuk meluangkan waktunya berkebun di sana.

Inilah cara Smith & Hawken untuk menjadikan karyawan memahami bagaimana sebenarnya para pekebun melihat dunianya.

Kesimpulannya, siapa pun kita, untuk memiliki ”indera keenam” yang mampu menerawang anxiety serta desire pelanggan, salah satu syaratnya adalah melalui “tirakat” di dunia mereka.

Sumber Stres: Mengambil Keputusan dengan Kepala
Ketika kita berusaha menerka-nerka apa yang sebaiknya kita pilih dan putuskan, biasanya proses berpikir yang terjadi melibatkan daftar keuntungan dan kerugian dari masing-masing pilihan. Namun kalau kita teliti, sebenarnya proses pengambilan keputusan seperti ini sangat tidak akurat.

  • Pertama, kita tidak pernah punya data dan fakta yang lengkap tentang semua sudut permasalahan. Barangkali dari 40 faktor, kita hanya tahu 5-8 faktor saja. 
  • Kedua, kita harus mengasumsikan reaksi dan hasil dari pilihan tersebut berdasarkan dugaan dan tebakan kita sendiri, yang belum pasti akan terjadi demikian.

Sebenarnya intuisi merupakan bentuk kecerdasan yang lebih tinggi daripada otak, karena meskipun kita tidak bisa mengetahui semua faktor yang terlibat dalam permasalahan apapun, gelombang rasa yang muncul dari hati sebenarnya sudah mencakup seluruh faktor meski tidak kita sadari. Akibat kita terlalu memaksakan untuk menggunakan “kepala” dan jarang bertanya kepada “hati” dalam segala situasi, maka timbullah berbagai fenomena stres di zaman modern.

Memutuskan Pada Saatnya, Bukan Rekaan Antisipasi
Baru-baru ini saya mengikuti pelajaran bersama seorang guru dari Jepang bernama Dharma. Selama hampir dua puluh tahun terakhir, dia menjadi seorang terapis. Pengalaman dan kompetensinya hampir tidak bisa saya ragukan, dan sepanjang tahun dia melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya. Bagi para terapis, seperti saya, ini merupakan kesempatan emas untuk memperdalam ilmu dan meningkatkan keterampilan kami dalam membantu berbagai klien yang datang dengan seribu satu permasalahan.

Selama hampir dua puluh hari di Jakarta, ada satu hal yang sangat menggelitik bagi saya. Di dalam kelas, para peserta yang kebanyakan juga terapis menghujani Dharma dengan puluhan pertanyaan, yang berkaitan dengan berbagai kasus. Ada yang bertanya “Bagaimana caranya mengatasi klien yang tertimpa musibah keuangan?”, atau “Bagaimana kita bisa menolong orang yang putus harapan?”, atau “Bagaimana caranya memberikan saran pada orang putus cinta?”. Yang sangat menarik, hampir di setiap kesempatan, guru tersebut selalu mengatakan: “Saya tidak tahu jawabannya. Seandainya saya benar-benar ada di hadapan klien tersebut, barulah saya bisa merasakan, mendengarkan hati saya, dan melakukan apa yang terasa paling tepat.”

Bagi saya, inilah esensinya intuisi, atau terkadang diistilahkan dengan ‘kata hati’. Kita tidak menghabiskan waktu untuk berteori, menjadi sok pintar dengan segala skenario dan hipotesa yang mungkin terjadi tapi belum tentu terjadi. Ketika intuisi sudah menjadi panduan yang kita percaya, maka apapun yang perlu kita pilih dan kita putuskan, benar-benar dirasakan sepenuhnya pada momen tersebut ketika sedang terjadi secara nyata. Bukan diantisipasi sebelumnya.

Jalan Menuju Ikhlas & Pelajaran Hidup
Apakah mendengarkan intuisi selalu merupakan pilihan dan keputusan yang paling benar dan bijaksana? Menjawab pertanyaan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kita tidak pernah tahu dari berbagai pilihan dan skenario yang kita reka-reka sendiri, yang mana yang paling tepat.

Bagi yang mengharapkan kepastian ketika mengikuti kata hati, tidak jarang kekecewaan bisa muncul di kemudian hari, karena hidup ini memang tidak pernah pasti. Namun bagi saya, ketika berbagai pilihan sudah tersedia di depan mata, memilih berdasarkan intuisi bisa memberikan kesiapan hati yang maksimal untuk mampu menerima dengan ikhlas apapun konsekuensi yang hadir kemudian. Jadi, meskipun tidak pasti mendapatkan hasil yang aman dan paling baik, kita lebih siap menghadapi ketidakpastian hasil tersebut.

Mitos lain yang juga terkait dengan intuisi adalah, kalau kita selalu mendengarkan intuisi maka hidup kita akan aman, selamat dan bebas masalah. Padahal kalau kita jeli melihat hidup, setiap tantangan dan masalah merupakan momentum pertumbuhan yang penting dan perlu dilalui setiap orang. Banyak yang mengistilahkan bahwa hidup ini seperti bersekolah. Kalau memang benar demikian, mendengarkan kata hati bukan membuat kita bebas masalah, tapi justru mengantarkan kita untuk menemui serangkaian tantangan dan masalah yang “perlu dan penting” untuk dijadikan pelajaran jiwa. Kita perlu belajar untuk tidak menolak dan menghindari masalah, dan memahaminya sebagai bagian yang esensial dalam hidup ini.

Berani Mengikuti Intuisi
Dalam pertemuan saya dengan banyak orang, seringkali muncul ungkapan seperti ini: “Sebenarnya saya sudah bisa merasakan apa yang perlu saya lakukan, dan agaknya inilah bimbingan hati saya, tapi saya tidak berani melangkah dan mengikutinya.” Ini bukanlah problem yang sulit, dan berikut ada beberapa saran yang bisa Anda jalani untuk mengatasinya.

Pertama, mulailah melatih intuisi dari hal-hal atau pilihan-pilihan yang kecil dulu. Seperti memilih menu makanan, mencari lokasi parkir kendaraan yang ideal, memilih warna pakaian, dsb. Sama seperti otot tubuh, otot intuisi Anda pun perlu diperkuat secara bertahap. Lambat laun, otot intuisi Anda semakin kuat, jernih dan lebih bisa diandalkan.

Kedua, mulai perhatikan bagaimana bedanya antara intuisi dengan suara imajinasi dan pikiran Anda sendiri. Salah satu patokan saya pribadi adalah biasanya intuisi tidak diikuti dengan nafsu atau keyakinan yang kuat. Justru begitu kita merasa sangat yakin dan ingin terbukti benar, malah seringkali itu bukanlah intuisi. Dengan rajin mencermati, Anda mulai bisa membedakan intuisi dengan kebisingan pikiran Anda sendiri.

Ketiga, coba renungkan dan ingat kembali beberapa peristiwa di masa lalu, di mana Anda pernah mendengar tapi tidak mengikuti intuisi Anda, lalu ingat hasilnya. Ingat juga berbagai momen di mana Anda pernah mendengar dan juga mendengarkan intuisi Anda, dan ingat bagaimana hasilnya. Secara bertahap, Anda pun akan membangun kembali rasa percaya terhadap suara hati nurani Anda sendiri.

Terakhir, ingat bahwa kita telah dibiasakan untuk lebih mendengarkan kata orang lain (orang tua, keluarga, sekolah, guru, teman, dll), ketimbang mendengarkan panduan kata hati kita sendiri. Kita perlu ingat bahwa kitalah yang paling tahu tentang hidup kita sendiri, dan kita jugalah yang paling bertanggung jawab atas diri kita. Tidak ada salahnya berkonsultasi dengan orang lain, tapi jangan abaikan intuisi Anda ketika sudah tiba saatnya memutuskan.

Intuisi Mendekatkan Kita pada Sang Pencipta

Sebagian orang, termasuk saya sendiri, meyakini bahwa intuisi adalah bimbingan Sang Pencipta yang diberikan melalui hati nurani kita, terlepas dari keyakinan agama apa pun yang kita peluk. Dengan melatih kembali kepekaan intuisi, Anda pun lebih terbuka untuk merasakan kehadiran Ilahi dalam hidup, serta lebih peka untuk mendengarkan jawaban dari berbagai doa Anda.

Tentu Anda pernah mendengar ungkapan “Manusia yang berusaha, tapi Tuhan yang menentukan hasilnya”. Untuk bisa menjalankan ini, kita perlu menjalani hidup dengan semangat dan upaya yang baik. Namun untuk bisa menerima bahwa hasil akhirnya tidak sepenuhnya tergantung kita belaka, dibutuhkan kepasrahan total. Tanpa mengikuti intuisi, sulit sekali melatih kepasrahan dan keikhlasan yang sebenarnya merupakan kunci untuk hidup ringan dan selaras.

Akhir kata, selamat mengasah kembali hati nurani Anda. Mulailah dengan keheningan, untuk tiba di kebeningan, hingga Anda mampu mengikuti bimbingan yang Anda butuhkan.

Hening, tanya, tunggu, dan perhatikan…

Referensi :
Ardhi Ridwansyah | Majalah Marketeers edisi April 2011
Reza Gunawan | Intuisi Mendengarkan Kata Hati

PELAJARAN SELANJUTNYA KLIK




Ilmu Trawangan Instant..??

14 09 2011

Program I : Insya Allah, langsung bisa terawang, lihat alam ghaib, mengetahui rahasia dan Misteri alam ghoib yang tiada batas, komunikasi dengan jin, khodam, siluman dan makhluk ghoib lainnya. Pembukaan & pengaktifan indra ke 6, ketajaman mata batin, kharisma akbar, wibawa 1000 harimau, Pengasihan, Pengobatan, Pagar harta-benda. Menyedot Rizki dari berbagai penjuru, serta masih banyak manfaat lainnya, sesuai dengan kebutuhan atau hajad sehari – hari. Cukup dengan Zikir 1 kalimah semua manfaat yang terkandung didalam program dibimbing dan dipraktekan di tempat. Lama Program 1 jam 30 menit, Mahar Rp. 1,000,000. Garansi Total dan Pembuktian di tempat. Sifat Permanen.

atau :
Transfer Ilmu Ghoib, Ilmu trawangan, Indra Ke enam, tahu sebelum terjadi, aktivasi mata ketiga, mustoko rogosukmo, instan, langsung bisa. Hanya Rp. 5.000.000,- he…he…he.. begitulah bunyi iklan yang sering kita baca.

Assalamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh…
Sahabat, Sebenarnya kemampuan indera keenam tidak bisa ditransfer ke orang lain, seperti yang banyak dipahami itu. Semua itu hanyalah bahasa iklan. Kalaupun ada guru atau paranormal yang katanya bisa melakukannya, seringkali itu adalah transfer khodam JIN. Dengan bantuan khodam tersebut, sang murid bisa tahu hal-hal ghaib. Dan jelas bahwa sejatinya ia tidak mempunyai kemampuan indera keenam. Bila khodamnya telah pergi, atau dicabut oleh orang lain yang lebih sakti, maka ia tak bisa lagi tahu hal ghaib. Dari pengalaman, berkolaborasi dengan khodam JIN membawa dampak yang kurang baik. Indera keenam, sejatinya adalah kemampuan terpendam dari manusia. Jadi tak perlu bersekutu dengan JIN. Karena pada hakekatnya kita bisa mendayagunakannya bila saja kita tahu caranya.

Indera keenam hanya bisa bangkit atau muncul bila seseorang senantiasa mengendapkan pikiran, jiwa dan raganya. Dengan cara bermeditasi / bertapa / tafakur / kontemplasi dan diiringi dengan menjaga 9 lubang di tubuh manusia (babagan howo songo). Cara-caranya bisa dipelajari. Yang dibutuhkan hanya ketekunan dan kemauan.

Dari cara tersebut, nanti akan terjadi loncatan indera. Yaitu dari PANCA indera (5 indera) ke Indera ke enam. Prosesnya seperti orang tidur, tahu-tahu terjadi begitu saja. Saat kita berbaring akan beranjak tidur, memakai selimut lalu menutup mata, tahu-tahu terlelap masuk alam mimpi. Apakah ada orang yang sadar bahwa dirinya telah tertidur?? Tentu saja tidak. Batas kesadarannya tipis sekali. Begitulah kira-kira terjadinya proses loncatan indera ini.

Belum tentu orang yang telah berpuasa bertahun-tahun atau membaca wirid & dzikir beribu-ribu kali, kemudian bisa memiliki kemampuan indera keenam. Semua bentuk lelaku tersebut bukan inti dari ilmu ghaib. Puasa, wirid-an, baca dzikir, meditasi dan sebagainya itu hanyalah sarana untuk mencapai pengendapan pikiran, jiwa dan raga agar bisa masuk dalam kekedalaman rasa (rasa sejati). Setelah terjadi pengendapan (hening) lalu terjadilah loncatan indera ini, dari panca indera ke indera ke enam.

Banyak orang / murid yang gagal dan jenuh dalam mengamalkan ilmu. Akhirnya tidak ada yang didapat. Semua itu karena mempunyai anggapan bahwa dengan menyelesaikan puasa beberapa hari dan membaca dzikir sekian ratus atau ribuan kali kemudian berpikir bisa ini-itu. Tidak demikian.

Kebanyakan murid yang berhasil adalah mereka yang ketika membaca wirid hanyut dalam keheningan dzikir. Entah disadari atau tidak. Semua organ tubuh, pikiran, jiwanya telah tenang, mengendap ke kedalaman rasa. Nah saat itulah terjadi loncatan indera ini.

Jadi bukan mereka yang telah menyelesaikan bacaan wirid sekian ribu kali, yang akan berhasil. Tapi sekali lagi, mereka yang bisa mengendapkan pikiran, jiwa dan raga dalam keheningan yang sejati.

Persis seperti kata pepatah: “batu pecah bukan karena pukulan keseratus kali, tapi karena dipukul terus-menerus“

Semakin banyak jumlah wirid yang dibaca, harapannya jiwa jadi semakin tenang, pikiran semakin fokus (tidak membayangkan kemana-mana), akhirnya bisa masuk menuju kekedalaman rasa. Di wilayah inilah hal ghaib akan terjadi.

Namun kenyataan yang diamalkan murid ternyata tidak demikian, mereka lebih fokus untuk menyelesaikan bacaan, lebih fokus telah menyelesaikan puasa, lebih fokus telah melengkapi sesaji dan sebagainya. Akhirnya sia-sia, tidak ada yang didapat. Karena tidak tahu inti dari semua lelaku itu. Akhirnya muncul pertanyaan klasik. “Saya sudah menyelesaikan ritual puasa dan wiridnya tapi koQ tidak berhasil ya?!”

Kisah Nyata Bu Lies Sudianti :
Rasanya saya tertarik untuk sharing tentang Keputusan Intuitif Penuh Percaya Diri ini berkenaan dengan pengalaman saya sendiri. dulu saya melakukannya dengan otomatis saya tidak mengkaitkan otak saya dengan komputer atau tugas otak kanan dan otak kiri tapi yang saya perdalam adalah intuisi itu sendiri.

saya termasuk orang yang punya intuisi tajam entah karena tanpa sadar saya hobby baca silat dari SD dan sering menirukan cara meditasi para pendekar untuk meningkatkan lwekang atau tenaga dalam saya. sampai sampai saya lebih banyak tidur dalam keadaan bersila daripada terlentang di tempat tidur dan ini semakin dimantapkan saat saya masuk Kempo dimana kami diajarkan untuk meditasi atau Zazen setiap latihan sehingga indra ke enam semakin tajam bahkan kita bisa mengetahui gerakan lawan dengan mata tertutup.

Saya juga suka baca buku buku karangan Karl May dimana saya sangat mengidolakan tokoh Winnetou yang orang Indian dimana mereka punya naluri yang sangat tajam malah orang naik kuda di kejauhan pun kedengaran, atau dari arah angin bisa mencium tanda bahaya.

Dalam hidup memang kita sudah dilengkapi indra ke enam, intuisi atau suara hati. Seingat saya saat masih kecil kebetulan saya sekolah di sekolah Katholik dan selalu diajarkan agar kita selalu membersihkan pikiran dan hati kita dan selalu mendengarkan suara malaikat di telinga kanan dan mengabaikan suara setan di telinga kiri yang selalu berusaha menjerumuskan kita. dengan berjalannya waktu saya tahu bahwa suara malaikat dimaksud adalah suara hati yang akan selalu menyuarakan kebenaran untuk menyelamatkan kita namun kalau kita sering menyangkal kebenaran itu dan mengabaikan peringatan yang diberikan lama lama suara hati kita akan tumpul dan tidak bisa berfungsi lagi dengan baik.

Tuhan telah melengkapi umat Nya dengan sarana untuk bertahan, coba kita lihat hewan, mereka memiliki intuisi yang sangat tajam akan bahaya, gajah gajah di Thailand sudah gelisah saat menjelang tsunami kalau gunung akan meletus binatang sudah berlarian turun gunung dan saat pergantian musim burung burung terbang berbondong bondong untuk mencari tempat yang lebih nyaman dan memberikan kehidupan, namun sayang manusia telah merusak semuanya bahkan intuisi di dalam diri yang berfungsi sebagai alarm seringkali sudah mati karena terlalu sering disangkal.

Sebagai contoh saat orang pertama kali mencuri pasti dia deg degan ada rasa takut dan tidak tenang, tapi pada saat dia merasa aman dan tidak apa apa dia sudah lebih tenang saat melakukan kejahatan berikutnya karena suara hati atau intuisinya sudah mati rasa.

Oleh karena itu peliharalah intuisi anda dan untuk lebih mempertajam bisa melakukan latihan seperti yang dianjurkan Bung Sopa, atau bisa dengan seringkali melakukan meditasi karena saat meditasi otak kanan dan kiri akan mencari keseimbangan dalam kedamaian. Dan lama lama intuisi kita bisa setajam naluri binatang dan biasanya tindakan yang diambil dengan naluri yang murni lebih banyak benarnya. Selain itu intuisi juga memberikan tanda tanda pendahuluan misalnya kita mau pergi tiba tiba ada saja halangan, sebaiknya jangan marah marah atau stress coba duduk diam dan lakukan relaksasi sambil berdoa memohon petunjuk Nya maka anda akan takjub karena ternyata apa yang anda anggap halangan seringkali justru menyelamatkan kita dari bencana yang fatal.

Saya sendiri biasanya kalau mau mengalami musibah biasanya akan ada tanda tanda sebelumnya, misalnya saat Handphone hilang sebelumnya saya akan mengalami masalah dengan Handphone itu misalnya jatuh atau ketinggalan di suatu tempat tapi masih kembali biasanya itu pertanda saya harus hati hati tapi kalau saya takabur maka saya pasti akan benar benar kehilangan HP tsb padahal hilangnya dengan cara yang tidak mungkin seperti hilang di dalam rumah sendiri.

Juga saat saya mengalami kecelakaan dan menabrak orang sampai meninggal di tempat yang sangat saya sesali karena sebelumnya beberapa kali saya sudah hampir kecelakaan dengan kendaraan itu tapi saya abaikan sehingga akhirnya saya mengalami kecelakaan yang membuat saya trauma cukup lama.

Segi positip seringkali saya seperti seorang peramal, misalnya saya ingin menghubungi seseorang yang sudah lama tidak ada kontak sama sekali tiba tiba orang itu menelpon saya, bahkan dengan sahabat saya seringkali kami menerima miss call dari masing masing dan itu terjadi saat kita berniat mau menelpon eh pesan itu sampai ke HP dia dan jadinya miss call, memang sepertinya tidak mungkin tapi coba kita pikirkan lagi, HP adalah bikinan manusia dia bisa mengirimkan pesan melalui gelombang kenapa otak kita yang super canggih engga bisa?

Oleh karena itu jangan pernah memasukkan info negatif di otak kita karena memory akan menyimpannya dan akan mewujudkannya tanpa kita sadari. Misalnya kita malas ke kantor tapi bingung nyari nyari alasan, nach semua alasan yang coba kita visualkan akan dicatat oleh otak kita entah yang mana aku sendiri engga tahu tapi yang terjadi hari itu akan ada saja kejadian yang akan menghambat kita untuk ngantor, kadang kadang karena engga aware kita tetap sich sampai kantor tapi di jalan banyak halangan yang kita hadapi seperti sakit perut mendadak, ban kempis, jalan macet, kecelakaan dll itu semua katanya (aku baca dari buku karangan Lilian To orang Malaysia yang ahli fengshui/hongshui) merupakan kerja otak kita yang mencoba mewujudkan apa yang menurut dia kita inginkan. Jadi masukkan info yang positif saja ke otak. Kalimat negatif walau tujuannya positip pun bisa berbahaya. Misalnya kita memarahi anak kita dengan Hei jangan naik naik pohon nanti jatuh lho dan akhirnya anak kita malah jatuh. Mungkin lebih baik kita ubah kalimatnya dengan Kalau naik pohon hati hati ya pegangan yang kuat dan pilih dahan yang kokoh jadi pesannya positip. Ini sudah saya buktikan dalam kehidupan saya, pesan negatip yang tanpa sadar kita kirimkan ke otak karena kita selalu negative thinking seringkali membuat kita sial ketimbang beruntung.

Wah kok melantur ya, tapi sungguh, kalau kita selalu mendengarkan suara hati dan tidak pernah menyangkalnya dengan sering berusaha menipu diri sendiri yakin keputusan intuitif anda dalam hal apapun akan lebih banyak benarnya.

Dua Jenis pemburu Ilmu Trawangan & Indra Ke enam :

  1. Untuk meningkatkan potensi diri, sebagai bekal kehidupan. Seperti dikisahkan oleh bu Lies di atas.
  2. Untuk jadi Paranormal, sebagai bekal kemampuan yang menunjang profesi keparanormalannya.

Type pertama akan merasa puas bila intuisi dan kepekaan indranya meningkat, dan tidak berminat untuk bergerak lebih jauh. Type ini akan cenderung lebih santai dalam menekuni dan menggali potensi dirinya.
Sedangkan Type kedua, akan mengejar dengan cara apapun serta biaya berapapun asal bisa ilmu trawangan. Tidak perduli caranya halal ataupun haram, pokoknya yang penting bisa. Akibatnya sering tertipu sana -sini, atau melakukan segala ritual yang menerjang laku kebenaran. he…he…he… namanya aja ambisius pengen jadi orang sakti….

Oleh karena itu, siapa saja yang belajar di NAQS DNA tetapi dengan mindset paranormal atau mengejar keshaktian, maka saya anjurkan untuk mundur saja dari NAQS DNA. Karena menurut kami, orang yang bertype seperti ini akan sulit untuk diberi petunjuk ke jalan yang benar. Apalagi ketika dia sedang asyik-asyiknya bermain dengan segala ilmu kesaktiannya. Karena segala ilmu kesaktian ataupun kemampuan bathin itu nanti akan dimusnahkan ketika menginjak pelajaran makrifat.

Banyak orang yang salah kaprah dalam mengartikan ilmu makrifat, bagi umumnya orang, ilmu makrifat justru identik dengan ilmu-ilmu kesaktian dan kemampuan gaib. Padahal, itu semua masih dalam tataran Q2 atau tataran kekuatan NAFSU. Bukan kekuatan RUH yang sebenarnya. Hal ini diperparah dengan banyaknya guru-guru spiritual yang juga punya pedoman seperti itu, maka tidak heran jika masyarakat semakin terombang ambing dengan ketidak tahuan dan kebingungan arah. Karena gurunya sendiri juga masih bingung, apalagi muridnya…?? Dan ini fakta, tidak satu dua guru spiritual yang sudah punya murid ratusan hingga ribuan tetapi mengalami kekeringan spiritual serta kemandegan spiritual. Hal itu terjadi karena mindset mereka belum berubah dari “HOW TO BE SOMETHING” menjadi “HOW TO BE NOTHING”. he..he..he… maaf brow & sis. Ini sekedar pepeling untuk kita semua, terutama untuk diri saya sendiri kok…. Okey…

“Siapa yang cemerlang di awal penempuhannya akan cemerlang pula di akhir perjalannya.” Kecemerlangan ruhani dengan niat suci bersama Allah dalam awal perjalanan hamba, adalah wujud pantulan Cahaya yang diterima hambaNya, karena yang bersama Allah awalnya akan bersama Allah di akhirnya. ► artinya adalah mengenai keikhlasan hati. Siapa yang dulu niat awal belajar spiritual karena di dorong hasrat hati untuk menemukan jati diri dan ikhlas karena Allah, maka akan selalu bersama Allah sampai kapanpun. Namun siapa yang masuk karena ingin mengejar kemampuan supranatural, kesaktian, kehebatan, dll, Bila dia tidak mau menata ulang niatnya kembali, maka dia mandeg dan bahkan akan terputus ditengah jalan. Karena hatinya semakin jauh dari Allah swt, dan semakin dekat dengan sang EGO.

Demikianlah sedikit perbincangan kita di sore ini. Semoga bermanfaat & Mohon maaf lahir batin.
Wassalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh..

Referensi :
Ki Umar
Lies Sudianti